Opa terdiam lama sebelum menjawab, "Sebelumnya Opa minta maaf karena sempat ragu, tapi Zen mengingatkan Opa pada diri Opa sendiri. Zen memang sering terburu-buru mengambil keputusan dan terkadang bersikap kurang sopan, tapi Zen baik dan tulus. Bukankah semua orang berhak mendapat kesempatan walau hanya sekali dalam hidupnya?"
Oma pernah memberitahuku tentang Opa yang menganggap Zen seperti cucunya sendiri karena Opa merasa memiliki kesamaan sifat dengan Zen. Walau aku masih sulit mengerti dengan maksud sifat Opa dan Zen yang mirip karena selama ini aku hanya mampu memperhatikan tanpa membuat kesimpulan tentang apapun. Namun jika Opa mengakuinya sekarang, mungkin memang benar.
Aku hampir saja menutup mulut dengan tangan saat menyadari jari Astro sudah tak mengelus jariku walau masih menggenggam tanganku hingga membuatku menoleh untuk menatapnya. Dia sedang menatap Opa dengan tatapan yang sulit kumengerti.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください