webnovel

Akhirnya~

Kepoin Shin di Instagram :

[ Akubebbyshin ]

🔥🔥🔥🔥🔥

Sapuan kuas dengan lincah sedang dilakukan oleh seorang Zeline. Pasalnya saat ini, dirinya tengah fokus mendandani seorang penyanyi papan atas yang tengah naik daun. Namanya tengah melambung tinggi di dunia blantika musik Indonesia. Zeline dipercaya untuk memoles wajah cantiknya agar semakin cantik.

Penyanyi tersebut akan tampil dalam sebuah acara Internasional yang diadakan di Bali oleh pemerintah pusat. Saat sudah bermain dengan kuas, spons dan alat make up lainnya, tingkat keseriusan Zeline meningkat tajam. Ia akan mengabaikan semua media sosialnya, termasuk ponselnya.

Seperti saat ini, Zeline begitu fokus, ia mematikan nada dering ponselnya yang ia simpan rapi di dalam tas. Sesekali ia mematut wajah sang penyanyi dari cermin dihadapannya. Mengkoreksi setiap hal di wajah cantik penyanyi tersebut.

"Zel, kenapa kau tidak mau menjadi MUA-ku secara permanen? Aku begitu menyukai setiap hasil make up yang kau lakukan," ucap Bunga, penyanyi yang tengah naik daun itu. Pertanyaan serta penyataan Bunga membuat Zeline tersenyum mendengarnya.

"Ini hanya hobiku semata, Kak Bunga. Jika kau membutuhkan bantuanku, selama aku free, aku akan datang ketempatmu," kata Zeline

"Padahal kau sangat berbakat sekali. Banyak teman-teman artisku ingin merasakan sapuan kuasmu di wajah mereka," Celoteh Bunga

Zeline tertawa mendengar pernyataan Bunga yang dirasa terlalu memujinya. "Aku tidak sehebat itu, Kak Bunga. Hanya saja, aku sedikit membatasi waktu mendandani orang lain, karena aku masih ingin hidup bersantai dan bersenang-senang,"

"Jadi, apa rencanamu setelah ini? Kau akan langsung pulang ke Jakarta atau menetap di Bali beberapa hari?" tanya Bunga penasaran

"Aku akan berlibur sejenak disini. Aku merindukan suara deburan ombak dan pasir putih. Di Ibukota terlalu bising dan pengap," kata Zeline

"Nikmati liburanmu, Zel. Jika aku punya waktu luang, akupun akan memilih untuk beristirahat sejenak,"

"By the way, kau disini berlibur dengan kekasihmu?" pertanyaan Bunga singkat namun menohok bagi Zeline

"Aku tidak punya kekasih, Kak. Aku sedang menikmati waktu sendiriku," kata Zeline dan Bunga mengangguk mengerti tidak membahas hal privasi lebih lanjut.

Zeline mengecek sekali lagi hasil jerih payah tangannya pada wajah Bunga. Bunga dan tim-nya nampak begitu puas melihat hasil kreasi Zeline pada wajah penyanyi tersebut.

"Selalu luar biasa, sempurna," Puji manager Bunga

Zeline membereskan alat make up-nya dan bergegas untuk kembali ke hotel tempat ia menginap.

🔥🔥🔥🔥🔥

The Seminyak Beach Resort & Spa, menjadi pilihan Zeline untuk menghabiskan weekendnya di Bali. Zeline merebahkan tubuhnya pada empuknya kasur dan segera merogoh isi tasnya mengeluarkan ponsel serta macbooknya. Kedua benda yang diabaikannya selama ia bekerja.

Ratusan pesan masuk di notifikasi whatsapp dan puluhan email menyerbu ponselnya. Ponsel pribadinya selalu dipenuhi oleh ocehan grup yang akan sampai ribuan perbincangan unfaedah oleh ketiga sahabatnya. Dan kali ini, isi grup tersebut menanyakan perihal keberadaan Zeline dan rencana menyusul yang akan dilakukan ketiga sahabatnya itu.

Zeline hanya bisa pasrah jika liburannya kali ini akan menjadi obat nyamuk dari ketiga sahabatnya itu. Mereka semua pasti membawa serta pasangannya.

Zeline mengecek lagi isi pesan yang mampir di aplikasi WA-nya itu. Satu nomor asing yang tidak dikenal Zeline mengirimkan beberapa chat padanya.

Zeline ingat, ia memberikan nomor ponsel pribadinya pada salah satu teman aplikasi dating yang diikutinya. Ternyata pria tampan itu menghubunginya sejak tadi. Zeline membalas chatnya meskipun kemungkinan kecil pria itu akan membalas pesannya, mengingat perbedaan waktu 13 jam antara Bali dan New York.

Saat ini di New York tentu masih larut malam, tidak seperti di Bali yang sudah mau menjelang sore hari. Pria yang diketahui Zeline bernama Fello itu ternyata membalas cepat chatnya dan mengajak video call melalui skype.

Zeline patut khawatir, masih jelas diingatannya para pria bule dari aplikasi dating itu mengajak skype hanya untuk menunjukkan tongkat sakti yang panjang dan berurat itu. Menjijikan sekaligus membuat ilfeel Zeline seketika.

🔥🔥🔥🔥🔥

Butuh waktu lima jam bagi Ricard menanti balasan chat yang dikirimkannya pada wanita asal Indonesia itu. Entah mengapa, Ricard merasa sangat penasaran sekali dengan wanita itu. Wanita yang selalu slow respon menanggapi pesan-pesannya.

Saat ini Ricard tengah duduk di kamarnya, menikmati malam temaram ditemani dengan tontonan netflix di penthouse mewahnya. Ponsel di letakkan di sebelahnya, ia masih berharap wanita yang bernama Zeline itu membalas chat-nya. Sungguh, Ricard merasa dirinya sudah gila. Belum pernah bertemu sekalipun dengan wanita itu, hanya melihat fotonya tapi wanita itu berhasil memancing rasa penasaran Ricard yang begitu besar.

Ponsel Ricard berkedip, dengan kekuatan cahaya persekian detik tangan Ricard memeriksa notifikasi ponselnya. Senyum yang tersungging di wajah tampannya mendadak lenyap saat melihat ternyata bukan balasan dari Zeline namun email meminta perkenalan lagi padanya. Ricard melempar ponselnya ke bawah bantal dan mengacak rambutnya kesal.

Ia benci dibuat mati penasaran. Kebodohan pertama kali dilakukan seorang Ricard semasa hidupnya yaitu dibuat penasaran oleh wanita yang tidak pernah ia temui secara langsung alias wanita dunia maya.

Saat Ricard mulai memejamkan mata, ingin menormalkan isi kepalanya, tiba-tiba ponselnya kembali bergetar. Kali ini, Ricard tidak seantusias tadi. Ia masih mengira jika email perkenalan lagi yang masuk. Namun, saat ia membaca notifikasi ponselnya, spontan Ricard duduk dengan jantung yang bergemuruh.

Zeline membalas chatnya dan bersedia melakukan video call dengannya di skype. Ricard bergegas turun dari ranjangnya dan mengambil macbooknya segera diatas meja kerjanya. Ia mengaktifkan skype.

Pertama kali, ia begitu gugup saat ingin berbincang dengan seorang wanita.

🔥🔥🔥🔥🔥

"Awas aja kalo skype nanti cuma mau mamerin sosis beruratnya yang panjang itu! Akan ku iris tipis-tipis dengan pisau tajam nantinya," gumam Zeline sambil menghidupkan macbook air-nya.

Tidak ada perasaan apapun yang dirasakan Zeline, mengingat Zeline cukup sulit untuk menemukan kekasih yang pas menurutnya.

Yang pertama kali, Zeline lihat saat skype-nya tersambung dan menampilkan wajah tampan penuh senyuman di layar macbooknya. Zeline diam menatapi betapa tampan pria itu. Otaknya masih cukup waras memikirkan, tidak mungkin pria tampan itu tidak bisa mendapatkan kekasih dengan mudah meskipun ia seorang homo.

Pria paling tampan yang pernah skype dengannya, khususnya pria bule. Pikiran negatif serta kekhawatiran Zeline terus menghantui otaknya sampai saat pria itu menyapanya ramah.

"Hai, apa kabar?"

Rasanya Zeline ingin terkekeh mendengar sapaan dadi pria itu. Namun, sebisa mungkin Zeline menahan diri agar tidak terbahak karenanya.

"Aku baik. Kenalkan namaku Zeline,"

"Ah, iya. Aku Fello. Kau bisa memanggilku Fello,"

"Baiklah, Fello. Apa kau belum tidur?"

"Belum. Aku mengganggu waktumu?"

"Tidak. Hanya saja, bukankah disana masih dini hari?"

"Ya, saat ini pukul 02.14 a.m. Tapi aku belum mengantuk sama sekali," 

"Baiklah kalau begitu. Tapi bukankah besok kau harus bekerja?"

"Besok, weekend. Aku libur. Apa yang kau lakukan disana?"

Zeline mengerenyitkan dahi atas pertanyaan pria dihadapannya ini. Ia begitu ingin tahu apa yang Zeline lakukan. Biasanya para pria yang skype dengannya kebanyakan tidak pernah berbasa basi seperti pria ini.

"Aku bekerja. Cukup memakan waktu setengah hari. Jadi maaf jika pesanmu baru aku balas saat aku luang,"

"Tidak masalah. Aku malah akan merasa bersalah jika mengganggu waktu kerjamu,"

Zeline dan Ricard menghabiskan waktu 2 jam lebih untuk video call. Hampir saja Zeline melupakan janjinya dengan temannya yang tinggal di Bali ini karena keasyikan berbincang dengan Ricard atau Fello. Dengan berat hati, Zeline harus mengakhiri obrolannya. Jika Zeline tak salah menilai, perubahan raut wajah Fello begitu ketara, ia seakan tidak rela saat Zeline meminta menghentikan kegiatan video call-nya.

Namun, Zeline tidak ingin merasa kepedean terlebih dahulu. Zeline dan Fello berjanji untuk berkomunikasi lagi, jika memiliki waktu luang. Ketakutan serta kekhawatiran Zeline tidak terjadi. Fello sama sekali tidak bertindak sesuatu yang membuatnya ilfeel. Fello hanya banyak bertanya mengenai keseharian Zeline dan pekerjaan serta negara Zeline menetap.

Zeline berlalu ke kamar mandi sesaat setelah mematikan sambungan skypenya.

'Aku mungkin sudah benar-benar gila. Dia cantik dan apa adanya. Wanita yang menarik,' gumam Ricard sambil tersenyum menatap hasil screenshot wajah Zeline.

🔥🔥🔥🔥🔥

次の章へ