BANG ...
Suara tembakan terdengar..
"Target Down .."
"Tembakan yang bagus, Sniper Tiga."
Di dalam sebuah ruangan di dalam distrik gudang, sekelompok orang yang mengenakan seragam hitam berkumpul. Mereka mengelilingi sebuah meja besar yang diletakkan di tengah ruangan. Di atasnya, ada bluprint bangunan berukuran besar, ini adalah denah blueprint gudang disebrang. Ada 3 pria duduk di samping meja menghadap monitor, mereka mengenakan peralatan komunikasi lengkap. Beberapa oranglainnya sedang berdiri, sosok yang berdiri di tengah adalah orang yang mengambil komando, dia adalah Jenderal Rico.
Perang melawan para teroris. Sejak serangan Teroris 9/11 yang mengejutkan di AS, perang tidak pernah berhenti. Meskipun dikejar oleh banyak penegak hukum di seluruh dunia, kelompok-kelompok teroris ini tidak menurun tetapi hanya semakin menjadi lebih kejam, bahkan mendapatkan lebih banyak dukungan dan pendanaan. Di Indonesia, terorisme juga sudah menyebar. Ada puluhan markas tersembunyi dan ratusan orang yang disiapkan untuk menciptakan teror, terutama melalui serangan bom.
Pasukan kepolisian di Indonesia tersebar di semua kota, Indonesia sebenarnya memiliki perwira polisi kedua terbesar di dunia. Sebanyak 430.000 pria. Dalam jumlah ini, beberapa elit dipilih, mereka diberi nama DENSUS 88. Mereka ditempatkan di seluruh negeri, dengan total tidak lebih dari 3000 orang. Sekitar 200-300 orang di kota-kota besar dan hanya 30-40 orang di kota-kota kecil. Mereka adalah pasukan khusus kepolisian. Masing-masing dari mereka mendapatkan pelatihan dari mantan pasukan khusus AS dan berbagai agen intelijen. Mereka dirancang untuk menjadi unit anti-teroris yang mampu melawan berbagai ancaman teroris. Dari ancaman bom hingga situasi penyanderaan. Terdiri dari penyelidik, ahli peledak, dan unit serangan yang termasuk penembak jitu.
Rico adalah seorang brigadir jenderal dengan posisi wakil kepala di pasukan khusus DENSUS 88. Biasanya, dia tidak pernah secara pribadi memimpin operasi lagi, tetapi saat ini, dia memimpin karena ini adalah salah satu ,markas utama teroris, dan juga karena dia ingin memastikan informasi yang diberikan Alex akurat. Saat ini, Rico membawa 1 peleton pasukan khusus; satu peleton biasanya memiliki 3 regu masing-masing dengan anggota sekitar 8 - 12 orang. Saat ini, operasi ini melibatkan 30 orang. Setiap regu dipimpin oleh seorang sersan, sementara masing-masing peleton dipimpin oleh seorang letnan. Letnan Leon adalah salah satu dari orang yang sedand berdiri bersamanya, dan dia saat ini menjabat menjadi wakil dari operasi ini.
3 orang lainnya yang duduk di meja adalah unit divisi intelijen, mereka bertugas mengumpulkan informasi dan menyusun strategi taktis. Unit ini telah mengintai lokasi ini sejak kemarin. Mereka memperkirakan jumlah musuh di dalam ada sekitar 20 orang.
Skuad 1 saat ini sedang berjaga di dalam pusat komando, siap sebagai pasungan cadangan. Skuad 2 sudah siap untuk memasuki gudang melalui pintu depan dan Squad 3 melalui pintu belakang. Baru saja seorang sniper dari Squad 3 diberi perintah untuk menembak seorang pengintai musuh.
"Breach! Breach!"
Squad 2 yang melewati pintu depan dihadapkan dengan pintu baja, sersan yang memegang senapan peledak menembakkan engsel pintu dan pintu baja akhirnya terbuka, ada 7 musuh di aula depan menunggu untuk menembak siapapun yang masuk melalui pintu depan, tetapi ketika pintu terbuka, yg mereka hadapi tidak seperti yang mereka prediksi, tidak ada seorang pun yang masuk, namun sebuah granat ...
"BAAMMM"
Ini adalah granat cahaya yang dilemparkan oleh Skuad 2, meledak dengan cahaya terang, melumpuhkan semua mata dan indera. Granat itu kemudian diikuti oleh 2 orang berjalan dengan perisai balistik di depan.
BANG ... BANG ... BANG ... BANG
Semua tembakan musuh tidak berguna, semuanya dipantulkan oleh perisai. Satu per satu, setiap anggota Skuad 2 bergegas masuk dan menembaki semua musuh yang buta, itu adalah pertempuran satu sisi, semua 7 musuh jatuh, tidak ada anggota Skuad 2 yang terluka. Skuad 2 terus berjalan melalui aula depan. 3 musuh lain di sisi lain ruangan itu memutuskan untuk melarikan diri melalui ruang belakang, tetapi mereka tidak menyangka akan disambut oleh hujan peluru dari Squad 3 yang baru saja masuk melalui pintu belakang.
"Pintu belakang aman!"
"Pintu depan aman!"
"Kerja bagus, sekarang masuki lantai 2 dengan hati-hati, hati-hati, seharusnya ada 10 musuh yang menunggu."
Itu adalah aula gudang terbuka, pintu lantai dua bisa dilihat dari aula depan ... Skuad 2 tetap berjaga di aula sambil berlindung di balik kotak, Skuad 3 berjalan di dalam aula dari ruang belakang dan berjalan ke tangga .
Skuad 3 mendobrak pintu lantai 2 dan juga bergegas masuk dengan perisai balistik. Tetapi, apa yang mereka temukan mengagetkan mereka, hanya ada satu orang di dalam, dia berlutut di lantai terdiam. Satu demi satu pasukan Skuad 3 berjalan masuk untuk mengamankan ruangan, bersiap untuk menembak lelaki yang sedang berlutut.
Rico berkata, "Ada yang tidak beres, di mana musuh-musuh lainnya?"
Seorang terors yang berlutut bergerak berdiri perlahan dan berkata:
"Gerbang surga akan datang dan kalian semua yang berdosa akan terbakar, hari ini aku akan pergi ke surga, Tuhan Maha Besar!"
Rico berteriak: "KELUAR !! SEMUA UNIT KELUAR !!"
Kurang dari 1 detik kemudian, teriakan Rico diikuti dengan suara yang sangat keras.
.
"KAAABBBBOOOOOOOOOMMMM !!"
.
"TIDAAAKKKKK ..... !!!"
Sebuah ledakan menghancurkan gudang. Begitu besarnya ledakan itu hingga memecahkan jendela gedung diseberang dimana jenderal Rico berada. sehingga membuat mereka terjatuh dilantai.
Jenderal Rico dan Letnan Leon segera berdiri dan bergegas keluar dari gedung bersama Skuad 1 dan melihat gudang yang terbakar. Pemandangan yang mengerikan. Ada beberapa tubuh Skuad 2 yang bisa dilihat, sang jenderal bahkan bisa melihat beberapa dari mereka masih bergerak dan merintih kesakitan meminta bantuan. Sedangkan Skuad 3 yang berada di lantai 2 ketika ledakan terjadi, tidak ada sedikitpun yang tersisa.
Beberapa pria dari Skuad 1 tidak tahan melihat pemandangan itu. Ini adalah teman-teman mereka, secara tidak sengaja mereka keluar dari formasi dan mencoba menolong teman teman mereka yang sedang terbakar.
Mendadak...
BANG ... BANG ... BANG ... BANG
Sejumlah orang bergegas keluar dari belakang gedung lain dan mulai menembak ...
BANG ... BANG ... BANG ... BANG
4 orang skuad 1 yang keluar dari formasi terkena tembakan dan langsung tergeletak jatuh ... mati.
Sekarang hanya ada 7 orang yang tersisa, dengan Letnan Leon dan Jenderal total 9 orang.
Jenderal segera memberi perintah: "AMBIL POSISI BERLINDUNG, KEMBALI KE POSISI, buat formasi defensif!"
Mereka mulai melawan dan membalas. Pasukan ini adalah pasukan elit kepolisian, kebanyakan dari mereka penembak jitu.
BANG ... BANG ... BANG ... BANG
10 musuh berhasil di jatuhkan, namun semakin banyak lagi yang datang.
Jenderal Rico bisa melihat setidaknya 30 orang lagi musuh yang datang menghampiri.
"DAMN, ini jebakan fxxxxxx!"
"Tetap dalam formasi, terus menembak!"
BANG ... BANG ... BANG ... BANG
10 lebih teroris tertembak jatuh, sedangkan hanya 1 orang dari pasukan khusus yang tertembak..
Sekarang hanya ada 8 orang squad 1 tersisa.
"TETAP MENEMBAK! Pertahankan amunisi, kita bisa memenangkan ini!"
Tiba-tiba sebuah van menerobos ke area dan berhenti tepat didekat posisis bertahan.
Sesosok wanita berjalan keluar.
Dia sedang menangis...
Pasukan berhenti menembak melihat adegan ini.
Tiba-tiba wanita itu berlari mendekati formasi.
Jendral Rico berteriak: "TEMBAK, HENTIKAN WANITA ITU !!"
Mereka langsung menembaki wanita itu, namun posisi sudah terlalu dekat ... Seorang anggota squad yang pemeberani melompat keluar dan segera mendorong wanita itu. Tapi dia sudah terlambat.
Di dalam jaket wanita itu .. terdapat rompi peledak.
"!!!{
.
KAAABOOOOM !!!
.
Formasi pertahanan hancur.
Seorang pasukan pemberani itu berakhir naas meledak berkeping-keping. Diikuti dengan dua anggota terdekatnya.
Semua anggota yang lain tergeletak, beberapa terluka parah, Letnan Leon adalah salah satunya. Dia terluka parah, meringkih di tanah. Jenderal Rico masi beruntung karena posisinya yang terjauh dari bom itu, tetapi ia juga saat ini ikut terkapar, penglihatan dan pendengarannya terganggu.
Tiba-tiba, beberapa sosok berjalan mendekat dan menghampiri semua anggota skuad 1 yang masi tergeletak.
BANG!
BANG!
BANG!
... Semua Skuad 1 tewas ...
Jenderal Rico masih terkapar ketika melihat semua ini, dia tidak memiliki kekuatan untuk bergerak.
Dia mendengar seorang pria berbicara:
"WAHH!! Kali ini kita beruntung, orang ini berpangkat Jenderal.. ikat dan bawa dia, ia bisa bernilai uang yang besar."
Seorang pria lain berbicara kepadanya:
"Bagaimana dengan yang ini... dia berpangkat letnan?"
"Tidak perlu ... seorang Jenderal lebih dari cukup."
BANG!