"Kemarilah Earl," Earl mengangkat kepalanya dengan semangat. Sepertinya Arthur sudah tidak lagi marah padanya. Earl dengan gerakan yang telah ia minimalisir demi menjaga mood Arthur agar tidak semakin menggila lagi karena melihat cara dia berjalan. "Bagaimana dengan lukamu, Arthur?" Tanya Earl menyentuh tangan Arthur dan menggenggamnya erat. "Duduk," Arthur langsung memerintah Earl.Tetapi Earl menoleh ke belakang dan kemudian kembali menatap Arthur. Kursinya jauh di belakang sana brengsek! Untuk apa memanggilnya untuk mendekat sedangkan ia disuruh duduk kembali. Earl tetap berdiri canggung di samping kasur Arthur. "Duduk, Earl Camilia. Kau mendengarku?" Tanya Arthur arogan dan mengintimidasi Earl. Sialan! Batin Earl kesal. Earl pun berbalik dan hendak pergi mengambil kursi itu. Tetapi tangan Arthur menahannya. Earl memasang wajah kesalnya sekilas dan kemudian berbalik memandang Arthur dengan wajah biasa.