webnovel

CHAPTER IX

Jimin dengan kesakitan mengikuti kakak pertamanya sembari Jihyun menarik kupingnya. Setelah Suzy kembali untuk berganti baju, Jihyun diam-diam menjewer telinga Jimin.

Ia melepasnya dengan kasar.

"NOONA!!!! SAKIT!! apa-apaan sih kau ini", ujar Jimin sembari memegangi telinganya.

"jadi sudah sejauh apa hubungan kalian berdua? kenapa kalian menutupinya dariku? ha?", Jihyun bertolak pinggang menunggu penjelasan Jimin. Ia benar-benar merasa jantung hampir lepas saat melihat Jimin datang tiba-tiba dan mencium Suzy tepat di bibirnya.

"baru satu malam", jawab Jimin.

"uh? maksudnya? tadi malam kalian baru saja resmi berpacaran?", Jihyun meyakinkan telinganya tidak salah dengar.

Jimin mengangguk mengiyakan.

Jihyun memijit-mijit keningnya, ia bingung harus senang atau khawatir, "Jimin, kau yakin bersungguh-sungguh dengan Suzy? dia perempuan baik-baik, hatinya benar-benar tulus", nada suara Jihyun menurun membayangkan ia pernah melihat Suzy disakiti.

Jimin tidak mengeeti maksud Jihyun, "kau fikir aku bergurau?".

"baiklah. tapi kau akan segera debut sengan Bangtan Flowers? itu tidak mungkin bagimu untuk debut saat kau memiliki hubungan. kau tau itu Jimin".

Jimin memang sudah memikirkan hal itu, "aku akan mencari cara bagaimanapun itu. Aku sudah terlanjur mencintai Suzy", Jimin bersandar ditembok. Wajahnya berubah semakin muram.

"apa teman-temanmu sudah mengetahuinya?".

Jimin mengangguk, "tadi sudah kuberitahu sebelum kita diberi izin untuk kesini".

"apa kata mereka?".

Jimin teringat pembicaraannya dengan RM Hyeong. Setelah mandi Jimin menghampiri RM yang sedang berada diruang rekaman. Ia menyambut Jimin dengan senang seperti biasa. Mereka bertukar pikiran mengenai beberapa lagu.

Jimin mencoba untuk membelokkan topik, "hyeong... apa kau pernah jatuh cinta?", tanya Jimin.

RM menengadah seperti mencoba mengingat sesuatu, "kurasa pernah namun ya aku selalu dicampakkan".

"mengapa?".

"karena aku tidak pernah mengatakannya haha".

"mengapa?", Jimin tidak ikut tertawa.

RM mengusap-ngusap dagunya, "karena buatku perempuan-perempuan itu masih dalam tahap standar saja. Jadi aku berfikir masih belum butuh untuk membicarakannya."

Jimin mengangguk dan mencoba mengerti, "tapi bagaimana jika perasaanmu sudah tidak bisa kau tahan? bahkan kau seperti akan meledak jika didekatnya".

"berarti perempuan itu special. dan aku akan memperjuangkannya. Karena tidak mudah memiliki perasaan hebat seperti itu".

RM sebenarnya paham kearah mana Jimin berbicara. Namun sepertinya dongsaengnya itu tidak begitu berani untuk jujur.

"Suzykah perempuan itu?",

Dengan spontan Jimin mengangguk lalu ia tersadar dan berusaha untuk mengelak tapi RM sudah mengunci jawabannya, Jimin pun pasrah, "aku tidak tahu bagaimana seharusnya aku bersikap namun aku benar-benar tidak tahan lagi hyeong".

Jimin mengambil tangan RM dan dengan dramatis menaruh tangan RM di dadanya yang berdegup kencang, "melihatnya bersama lelaki lain saja membuatku ingin meledak. Hyeong aku dan Suzy sudah pacaran sejak tadi malam tapi saat kembali kesini, aku benar-benar bingung harus bagaimana".

Suara Jimin terdengar putus asa. Suara yang tidak pernah RM dengar keluar dari seseorang yang angkuh seperti Jimin. Guratan wajah itu juga tidak pernah ada selama mereka berteman. Jimin orang yang keras dan juga tidak mudah mengakui kekalahan karena ia akan terus berusaha namun ini berbeda, dia seperti memasrahkan dirinya akan keputusannya.

RM memijit pundak Jimin, "pesanku, kau hsrus tetap fokus pada latihan kita. Tidak peduli bagaimana perasaanmu terhadap Suzy. Walau kau menangis, kau tetap hsrus menari yang profesional, walau kau marah, kau tetap harus tertawa bersama kami apalagi saat kita debut nanti. Aku tidak ingin melarang kau melakukan apapun tetapi ingatlah, ini mimpi kita bersama. Bukan hanya kau atau aku namun kita".

Jimin memeluk Hyeongnya. Ia benar-benar beruntung memiliki seseorang yang dewasa seperti RM.

Setelah Jihyun mendengar cerita Jimin, ia hanya menarik nafas. Ia berdiri lalu menoleh ke arah Jimin, "ku harap kau tidak tersakiti dan tidak pula menyakiti", ia pergi meninggalkan Jimin yang masih duduk.

Suzy bingung saat Jihyun datang ke ruang ganti dan menyapanya kembali. Sekarang Suzy sudah berganti pakaian dengan miliknya sendiri.

Ia tidak melihat ada ekspresi aneh dari wajah Jihyun namun Suzy merasa sangat sungkan, "Nona", panggil Suzy.

Jihyun tidak suka jika mereka diluar Suzy memangginya nona bukan unnie, "jangan memulai Suzy. kau tahu aku lebih suka kau memanggilku unnie diluar rumah. apalagi sekarang kau adalah".

"sshhhhh", Suzy cepat-cepat karena ia malu untuk mendengarnya, "maafkan aku Jihyun unnie. Aku memang berniat memberitahumu kalau saja Jimin bertingkah waras namun aku juga tidak tahu mengapa ia tiba-tiba datang dan...", Suzy terdiam.

Jihyun tersenyum dan menggenggam tangan Suzy, "sudahlah, aku sangat senang dengan hubungan kalian. Walaupun aku benar-benar tidak menyangkanya. Tapi kita bisa bercerita nanti. Aku harus beres-beres dan Jimin menunggumu diluar".

Suzy menggangguk mengiyakan, lalu keluar untuk menghampiri Jimin. Jihyun mengikuti Suzy keluar dengan tatapannya. Ia senang dengan kabar gembira ini namun entah mengapa ia merasa sangat khawatir dengan hubungan mereka. Ia takut akan reaksi Mommynya maupun dengan karir Jimin nantinya yang bercita-cita sebagai idol. Apa bisa mereka tetap berkencan dengan mimpi Jimin yang akan ia raih sebentar lagi.

Jimin berdiri saat Suzy keluar sudah berganti pakaian. Ia sebenernya kesal dengan Suzy yang tidak memberinya kabar mengenai hal ini Tapi diam-diam Jimin kagum dengan kenaturalannya Suzy saat diatas catwalk maupun saat diambil foto. Ia tidak menyangka, perempuan sesederhana Suzy bisa secantik tadi. Namun Jimin tetap lebih Suzy apa adanya seperti sekarang.

Jimin menyapanya dan memberikan buket bunga untuk Suzy namun ia memasang wajah sedikit jengkel, "buatmu".

Suzy mengambilnya, "gomawo tapi ada apa denganmu? kenapa kau sekarang cemberut padahal tadi kau menciumku didepan semua orang. Harusnya aku yg cemberut".

"apa katamu? kenapa kau harus cemberut? apa kau tidak suka aku mencium pacarku sendiri?", tanya Jimin dengan nada sebal.

Suzy memerah, "apa-apaan kau ini. dasar menyebalkan", Suzy berjalan dengan cepat untuk menghindari tatapan Jimin yang mulai menggoda.

"hei pacarku, kemarilah", Jimin merangkul Suzy namun Suzy mengelak.

"kau ini norak sekali. jangan panggil aku seperti itu".

Jimin tertawa karena berhasil melihat bahwa sebenarnya Suzy tersipu, "kau ini... pacarku, pacarku, pacarku".

"PARK JI MIN", teriak Suzy membuat Jimin mundur selangkah lalu Suzy berjalan lagi dan Jimin menggodanya berulang-ulang.

***

Bangtan Flowers selain Jimin dan RM benar-benar terkejut dengan tindakan Jimin mencium Suzy didepan semua orang. Jung Kook maupun yang lain melihat beberapa orang mengambil gambar karena itu adalah hal manis diacara-acara seperti itu. Namun beberapa dari mereka khawatir dengan image mereka ketika debut apabila ada foto ataupun video mengenai hal ini.

Mereka berkumpul diruang tengah saat sudah berganti pakaian dan membersihkan diri. Namun Jimin belum pulang karena izin untuk mengantar Suzy.

J-hope benar-benar serius akan hal ini, "aku tidak mengerti apa yang Jimin fikirkan? apa benar memang mereka sudah pacaran?".

RM mengangguk, "kurasa iya. tapi aku tidak berfikir ia mengungkapkannya begitu cepat".

"lalu bagaimana dengan kita dan management? apa mereka akan diam saja?", tanya Jung Kook. Sebagai member paling muda, ia paling penasaran dalam hal apapun.

Suga yang tidak banyak bicara namun kalau urusan hal ini ia tidak pernah melewatkannya karena ia tidak mendapatkan persetujuan dari keluarga sehingga ia merasa harus sukses agar tidak dikucilkan lagi dikeluarganya yang mayoritas ada pebisini.

"kurasa kita harus membicarakannya dengan Jimin sebelum kita berkonsultasi dengan PD-nim", ujar Suga dan disetujui dengan yang lain.

"tapi apa hanya aku yang merasa bahwa Jiminie sekarang sudah dewasa dan benar-benar gentle dalam menunjukkan perasaannya", ujar Jin sangat kagum.

"betul betul. apa kau lihat wajah Jihyun Noona. kurasa matanya akan lepas", tambah V membuat semua orang tertawa.

"whoa, aku tidak pernah seberani dia", kata RM sambil memijit jidatnya.

"Suzy benar-benar hebat bisa membuatnya bertekuk lutut hingga seperti itu", kata Jung Kook karena ia tahu sekasar apa Jimin dengan perempuan-perempuan selama ini.

"akhirnya Jimin sudah lepas dari rasa traumanya akan perempuan", RM sangat ingat bagaimana Jimin akan memaki siapa saja yang berani memberikannya hadiah dan entah mengapa perempuan-perempuan itu semakin bersemangat karena sikap Jimin yang sangat dingin dengan perempuan manapun.

Merekapun kembali ke kamar masing-masing dan memutuskan untuk berbicara dengan Jimin besok saat sebelum latihan. RM berharap semoga Jimin dan yang lain tidak bertengkar karena ia mengerti bagaimana rasanya mencintai seseorang dan ingin memperjuangkannya walaupun itu tidak mungkin. Ia percaya bahwa akan ada jalan yang baik untul Jimin dan Suzy.

次の章へ