webnovel

Nyawa dan Perjuangan

Tiga puluh menit berlalu semenjak mereka berhasil melewati perkampungan itu, dan sekarang waktunya melanjutkan perjalanan. lorong yg gelap itu kembali mereka susuri. lagi-lagi Monica perlu menggunakan sihir cahayanya. cahaya didalam semakin gelap. suhunya juga semakin rendah.

Lima menit berlalu dan mereka belum menemukan sesuatu yg berarti. Lorong-lorong itu semakin menyempit dan suhunya semakin dingin. Tempat itu sudah seperti musim dingin di satu tempat.

Setelah sepuluh menit, akhirnya mulut lorong terlihat. Sebuah ruangan berbentuk setengah bola terlihat jelas di hadapan mereka. Ditengahnya terdapat sesuatu yg abnormal. Dua buah benda kerucut seperti jamur berdiri tegak diatas tangkainya yg pipih. Selain itu hanya ada tulang belulang yg berserakan di lantai ruangan. tidak ada apa-apa disini.

" Sepertinya ruangan ini kosong...hanya ada benda aneh ini" ucap Zayne.

" Tetap siaga, aku merasakan sesuatu ditempat ini..." Ucap Ray." ada makhluk hidup di sini"

" Jamur ini mencurigakan.." ucap Lily." Lagipula ada tulang belulang disini...sudah jelas ada yg terbunuh disini."

" Tapi, karena apa?" Tanya Monica

" Monster... mungkin" jawab Lily.

Sementara itu, Magus berkeliling memeriksa tempat itu. Memang benar kata Lily. Tempat ini pernah memakan jiwa. Tapi makhluk apa yg melakukannya?.

Saat mereka sedang sibuk, Vixy merasakan sesuatu.

" Ada makhluk hidup disini!" Ucap Vixy.

Tiba-tiba tempat itu berguncang hebat. Pintu masuk dan keluar tertutup oleh bayangan hitam. Dua buah tangkai berbentuk jamur itu mulai bergerak melambai-lambai. Tanah disekitar jamur itu mulai retak. Sesuatu muncul dari dalam tanah. Sesosok makhluk berwarna hitam pekat bagai bayangan keluar dari tanah. Ia memiliki tangan panjang dengan kuku jari yg tajam. Mulut nya dipenuhi gigi runcing yg berderet tak beraturan. Dua jamur tadi melambai menjadi bagian dari tubuh makhluk itu. Bagian kerucut yg sangat keras itu berputar bagaikan bor yg siap menghancurkan apapun yg menghalanginya.

" Makhluk apa ini?" Tanya Ray.

" Semuanya berlindung!!" Perintah Magus.

Makhluk itu meraung keras. Ia mulai bergerak menyerang. Dua buah tentakel bor itu melesat kearah Monica. Dengan cepat Magus berlari dan menahan serangan itu dengan perisainya. Alhasil, Monica dan Magus terhempas kebelakang. Dorongan tentakel itu sangat kuat.

" Magus!!" Teriak Ray.

Makhluk itu kembali menyerang. Kali ini ia mengarahkan tentakel itu ke Ray. Dengan sigap Ray menghindarinya.

" Gan, Gin, dragon claw!!" Ray kembali memanggil gan dan gin dalam bentuk cakar naga di kedua tangannya. " Ability boost!"

Ray menggunakan skill tipe assist, ability boost. Skill itu akan meningkatkan kemampuan penggunanya. Dengan skill itu, Ray bergerak lebih cepat dari yg sebelumnya. Tapi masih kurang cepat dibandingkan tentakel itu. dan juga setiap kali tentakel itu dipotong, dengan cepat ia kembali beregenerasi dan menyatu. mereka tak bisa menghancurkan bor yg keras itu dan juga tak bisa memotongnya.belum lagi Senjata itu memang didesain untuk menghadapi musuh bergerak. Dengan kecepatan itu, Ray berhasil dibuat kewalahan

" Sial, makhluk ini sangat gesit..." Gumam Ray." Aku belum boleh menggunakan kekuatan itu....kami pasti bisa mengalahkan nya tanpa kekuatan itu..."

" Ray! Bertahanlah!" Teriak Magus. Sekali lagi, ia menggunakan impulsife Push. Dorongan itu cukup untuk membuat makhluk tadi terhempas ke dinding.

" Lily!! Awas!!"

Belum lima detik setelah serangan Magus, makhluk tadi langsung bergerak dengan cepat kearah Lily. Ia mengarahkan jari-jari dan tentakel nya kepala Lily. Magus segera merespon dan berlari kesana. Tapi sayangnya, itu hanyalah umpan. Makhluk itu mampu membuat taktik.

Sasaran makhluk itu yg sebenarnya adalah Ray. Ia bergerak kearah Lily hanya agar Magus yg dari tadi mengganggunya menjauh dari Ray. Ketika Magus mendekatinya, makhluk itu dengan cepat menghilang menjadi bayangan dan bergerak cepat kearah Ray yg masih kelelahan itu.

" Tipuan?! Ray, menghindar!!" Teriak Magus.

" Ray!!"

Zayne dan Monica berusaha menyerang, tapi dengan mudah semua serangan itu dihindari. Ray tak mampu menghindar saat makhluk itu sudah di depan matanya bersiap membunuhnya.

" Apa...apa aku akan mati sekarang?" Pikir Ray. Ia terdiam menatap wajah seram makhluk itu. " Sudah kuduga...aku tak akan bisa"

" Ray!!!"

<Craaakkk>

Suara dentuman benda metal dan suara lain terdengar ditelinga Ray. Ia membelalakkan matanya melihat apa yg terjadi.

" Ma...gus?" Ucap Ray lirih. Matanya terbelalak tak percaya. " Apa yang kau lakukan, Magus?!!!"

" Syukur..lah.." ucap Magus " kau... selamat..."

" T-tidak..Magus!!"

Dihadapan nya, Magus berdiri menahan serangan makhluk itu. Perisainya pecah menjadi kepingan besi. Tentakel bor itu berhasil melubangi perut Magus, luka yg sangat-sangat parah. Darahnya menggenang dibawah kaki. Walaupun begitu, ia tetap berdiri menahan serangan itu.

Ditempat lain, Lily, Monica, dan Zayne ikut terbelalak. Mereka tak bisa berbuat apa-apa.

"Magus...kenapa kau..."

" Kau hampir terbunuh...Ray.." jawab Magus.

" Pikirkan dirimu! Kau terluka parah" ucap Ray. Magus tersenyum.

" Apa gunanya aku bertahan hidup...sedangkan aku membiarkan teman terbaikku terbunuh.... didepan mataku?" Ucap Magus tersengal-senggal.

Perlahan tubuh Magus melemah. Tubuhnya tumbang dan terjatuh didekapan Ray. Makhluk tadi mundur dan mulai bersiap untuk serangan berikutnya. Tapi sebelum itu, Magus mengucapkan sesuatu. Suaranya yg tersengal itu terdengar sangat lemah.

" Ku serahkan...sisanya padamu Ray...tolong lindungi mereka.." ucap Magus." Maaf karena mengejutkan mu...dan juga terimakasih karena telah menjadi sahabatku, Ray.."

Kata-kata terakhir Magus terucap beriringan dengan nafas terakhirnya. Ia telah terbunuh. Magus terbunuh karena melindungi dirinya. Ray mengeratkan giginya. Emosi dirinya bergejolak.

Makhluk itu kembali menyerang Ray. Ia menggerakkan tentakelnya kearah Ray.

" Ray!! " Teriak Monica.

" Vixy, Artifical sword : Seniorius"

Ray menggunakan mode senjata Vixy. Sebuah pedang panjang berwarna merah dengan relik kuno yg terukir muncul ditangannya. Dengan satu tebasan, bor makhluk itu pecah berkeping-keping. Dilanjutkan dengan tebasan lain ke badan dan kepala makhluk itu sampai membuat makhluk itu terpotong menjadi potongan kecil. Ia terbunuh dengan cepat.

Disisi lain, Lily dan yg lain menatap tak percaya. Kekuatan macam apa itu. Makhluk itu bahkan tak berkutik sedikit pun. Tapi ada satu hal yg menjanggal. Dan Zayne segera maju untuk mengetahuinya.

" Kenapa kau baru menggunakannya hah?! Apa perlu menunggu Magus terbunuh dulu baru kau menggunakannya?! Apa harus begitu?!!" Bentak Zayne sambil menarik kerah baju Ray.

" Maaf..."

" Apa hanya itu yg bisa kau katakan?!" Bentak Zayne lagi. Dan lagi-lagi Ray hanya meminta maaf.

" Zayne sudahlah, yg penting sekarang kita harus menguburkan tubuh Magus.." ucap Lily.

" Cih... baiklah" jawab Zayne." aku tidak akan maafkan hal ini Ray.."

Lily mentap Ray. Sepertinya ia juga berpikir seperti yg dipikirkan Zayne. Tapi ia tidak melampiaskannya dan pergi mendekati jasad Magus. Monica hanya menatap kasihan. ia tak bisa mengucapkan apa-apa dan ikut pergi meninggalkan Ray seorang diri.

" Maafkan aku...aku memang..teman yg payah..." Bersamaan dengan kata-kata itu, Ray tersungkur di tanah. Lukanya satu tahun lalu kembali bangkit. Darah mengucur dari mulutnya. Sontak Vixy kembali berubah mewujud aslinya dan berusaha menolong Ray.

" Ray! Ray! Bertahanlah!!" Teriak Vixy. " Nona Lily!! Tolong bantu aku!! Ray tak sadarkan diri!!"

Sesaat kemudian, kesadarannya menghilang.

komentar dan sarannya please, supaya ni cerita bisa berkembang.

by : Kurofuku_Hotaru

Kurofuku_Hotarucreators' thoughts
次の章へ