webnovel

Chapter 15 : Semua kebenarannya...

•••

Chapter sebelumnya...

"Anak-anak... Karena semuanya sudah berkumpul, sekarang sudah  waktunya ssaem mengatakan semua kebenarannya kepada kalian..." ucap bang sihyuk serius, membuat semua member terdiam.

Deg!

***

"Apa ini?? Apa yang terjadi saat kookie tidur, eoh?!" tanya jungkook sedikit meninggi kan nadanya.

"Kookie tenangkan dirimu... Kau baru bangun, kookie..." jawab taehyung menenangi jungkook.

"Apa kalian menyembunyikan sesuatu?? Dari kookie??" tanya jungkook memastikan.

"Mian, jungkookie... Heumm, sebenarnya kau bukan anak Tuan jeon dan nyonya jeon... Tapi-" jawab bang sihyuk sebelum di potong jungkook.

Jungkook yang mendengar hal itu hanya menatap santai bang sihyuk yang serius sebenarnya jungkook ingin ber'oh saja tapi bibir pucat itu bergerak sendiri.

"Tsk... Aku adalah anak dari Tuan Kim dan Nyonya Kim kan?? Aku tau ssaem, dan mereka semua adalah hyungdeul ku kan?? Aku juga tau itu... Yang menjadi masalahnya itu dimana Eomma dan Appaku??" ucap jungkook santai dan juga menanyai dimana keberadaan tuan Kim dan nyonya Kim.

Deg!

Semuanya membeku ketika jungkook dengan santainya mengatakan bahwa dia sudah mengetahui kebenarannya...

Namun jungkook belum mengetahui kebenaran yang sebenarnya bahwa Tuan Kim dan Nyonya Kim telah...

Meninggal.

Begitu pula yang lainnya mereka belum mengetahui kebenaran yang menyakitkan.

"Jungkook kau-" ucap bang sihyuk yang kehabisan kata-kata.

"Ne, ssaem... Akusudah mengetahuinya." jawab jungkook santai.

"T-tapi bagaimana bisa?? Bukankah ssaem tidak pernah memberitahumu??" tanya bang sihyuk ragu.

"Heumm... Bagaiman jelasinnya ya... Kalau misalnya aku jelasin, pasti kalian tidak akan percaya... Sebenarnya aku di kasih tau oleh halmeoni..." jawab jungkook di balik masker oksigennya.

"Kapan?? Bukankah halmeoni dari keluarga jeon sudah..." ucap bang sihyuk lagi, semua member hanya terdiam dan mendengarkan pembicaraan itu baik-baik.

"Nee... Halmeoni sudah meninggal beberapa tahun yang lalu, tapi aku bertemu dengan halmeoni di alam bawah sadar kookie... Halmeoni menjelaskan semuanya kepada kookie, dan dia juga bilang akan menjemputku di saat semua masalah ini selesai..." jawab jungkook tersenyum tipis.

Mendengar penuturan jungkook, membuat semua member menitikkan air mata.

"Andwe... Kookie hisk jangan berbicara seperti itu, kau harus disini bersama dengan kami, nde?? Jangan main pergi saja tanpa pamit... Hisk" ucap isak taehyung yang langsung memeluk jungkook.

"J-jadi bolehkah setelah menyelesaikan semua masalah ini... Heuumm, Hyung bilang kookie tidak boleh tanpa pamit kan?? Jadi kalau kookie pamit bolehkan??" jawab jungkook membalas pelukan itu.

"Aniia, Kookie-ah... Jangan berkata seperti kau seolah-olah benar-benar akan meninggalkan kami, semua yang kau katakan sama sekali tidak lucu kook!!" bentak yoongi dengan air mata yang mengalir di pipinya, yang sudah tidak tahan dengan perkataan jungkook akhirnya ikut bicara.

Jungkook terdiam dan tidak bergeming sama sekali.

Membuat semua member termasuk bang sihyuk sedikit kebingungan dan khawatir.

Jungkook menitikkan air mata tiba-tiba saja.

Membuat semuanya khawatir.

"Hyungdeul... Waeyo?? Iya, memang benar dulu kalian semua menyayangi kookie... Sebelum kejadian hal sepele itu... Tapi Wae?? Kenapa di saat kookie sudah seperti ini baru kalian menyadarinya dan menyesalinya... Apa cuman karena penyakit sialan ini kalian menjadi iba dan kasihan terhadap kookie?? Hisk" tangis jungkook di balik maskernya.

Jleb!

Hati mereka Bagaikan tertusuk beribu-ribu tombak tak kasat mata.

Perih sekali mendengar penuturan maknae mereka sekaligus dongsaeng mereka, sedihkah? Iya... Pastinya.

"Hisk mianhaeyo, uri saeng... Kami benar-benar menyayangimu tulus tanpa rasa iba atau pun kasihan... Kami melawan ego kami yang terus-menerus hampir mengambil alih hati kami... Hisk jebal jangan seperti itu... Mianhaeyo, mianhaeyo..." sekarang jin yang berbicara di ikuti tangisan dan jin juga langsung ikut merengkuh jungkook.

Semua member juga ikutan memeluk jungkook.

Mereka semua menangis pilu sambil memeluk jungkook.

Bang sihyuk yang melihat iu hanya bisa tersenyum dan menitikkan satu, dua air mata lalu menghapusnya.

Sekitar 10 menit mereka melakukannya...

Hingga...

"Hyungdeul... l-lepaskan, s...sesak..." lirih jungkook, membuat semua member langsung melepas pelukan mereka terhadap jungkook.

Mendengar perkataan jungkook, semunya langsung melepas dan menghapus air mata mereka secara kasar dan langsung memasak manik yang benar-benar khawatir terhadap jungkook.

"Mian, kookie-ah... Gwaenche??" tanya jin khawatir.

"Uhuk! Uhuk! n-nee... Gwaenchana..." jawab jungkook tersenyum menanggapi wajah-wajah hyungdeul nya yang khawatir.

"Beneran?? Apa dadamu tidak sesak?? Dan sakit?? Apa perlu hyung panggilkan jaemin hyung??" tanya taehyung khawatir.

"Yaish... Hyung kalian berlebihan sekali, kookie tidak apa-apa..." jawab jungkook tersenyum lebar hingga kelihatan gigi kelinci imutnya.

"Matamu bengkak sekali, kookie... Sini hyung lap in..." ucap yoongi khawatir dan mulai mengelap air mata jungkook dengan perlahan.

Jungkook hanya tersenyum menampakkan gigi kelinci imutnya, membuat semua member termasuk bang sihyuk menatap jungkook gemas.

"Aigooo... Kiyowo, sekali uri saeng..." ucap jimin mengelus surai rambut jungkook yang seperti puffle dan lembut.

"Sudah selesai acara menangisnya anak-anak?? Bukankah pembicaraan kita belum selesai??" tanya bang sihyuk membuat semua member menoleh ke arahnya.

"Ehh... Ahaha, aku lupa kalau ada ssaem..." jawab jungkook tertawa halus dibalik maskernya.

Jadi sebenarnya jungkook saat ini tengah duduk, kalian tau kan? Kalau misalnya kasur rumah sakit itu bisa di naik turunkan... (Intinya bisa!)

"Aigoo... Jungkookie sekarang kau pelupa, eoh??" ucap bang sihyuk.

"Ehehehe... Mian, mian... Ssaem." jawab jungkook.

"Hhh... Baiklah, pokoknya jungkookie harus sembuh dulu dan harus mendapatkan perawatan intensif disini... Baru setelah jungkook mulai baikan dan di perbolehkan jaemin untuk pulang... Nahhh, setelah itu kita akan pergi ke jepang..." ucap bang sihyuk menatap semua member dengan serius.

"J-JEPANG??" Jawab jin sedikit kaget.

Semua member terlonjak kaget mendengar ujung kata bang sihyuk.

"Tapi untuk apa ssaem?? Bukannya kita sudah bilang ke media dan juga army bahwa comeback nya itu di undur jadi bulan agustus??" tanya namjoon bingung.

"Nee... Kau bilang sendiri ssaem..." ucap yoongi dingin.

"Oke, oke... Memang benar agensi dan ssaem sendiri yang memutuskan mengundur comeback nya menjadi bulan agustus karena jungkook yang masih tidak bisa mengikuti jadwal... Tapi kalian ke jepang bukan buat comeback, fansign, atau apalah yang berhubungan dengan jadwal... Kalian ke jepang untuk menemui Tuan Kim dan Nyonya Kim..." ucap bang sihyuk panjang lebar.

"Di makam mereka... Mianhae anak-anak, kalian akan mengetahui satu kebenaran lagi yang pastinya membuat hati kalian hancur berkali-kali lipat..." lanjut bang sihyuk di dalam hati.

"Wuahh?! Benarkah?! Ssaem... Kau memang yang terbaik..." ucap taehyung girang diikuti jimin yang juga ikutan girang.

Jungkook hanya terdiam dan tersenyum miris...

"Ssaem... Kau bohong, aku sudah tau bahwa eomma dan appa... S-sudah..." batin jungkook menundukan kepalanya.

Bagaimana bisa jungkook mengetahui suatu kebenaran yang tidak pernah di beritahu kepadanya?? Jawabannya adalah mimpi jungkook.

***

[ FLASHBACK On ]

Jungkook POV.

Di mimpi jungkook...

Hamparan padang rerumputan nan hijau yang terlihat indah disertai bunga warna warni...

Aku membuka mata dan melihat sekeliling...

"Dimana ini?? Sepertinya aku merasa dejavu??" monolog ku sendiri, sambil memutar bola matanya kesana kemari melihat ke kanan dan ke kiri.

"tidak ada siapa-siapa?? Oh! Tunggu sebentar, bukankah padang rumput ini tempat dimana aku bertemu dengan halmeoni??" monolog ku sendiri.

"Aha-ha-ha... A-apa aku sudah meninggal??" monolog ku sedih.

"Apa ini waktunya??" tanya ku entah pada siapa.

Tiba-tiba saja...

"Wuahh... Kuki?? Ini benar-benar kau, nak??" tanya seorang Yeoja, membuat ku menoleh kebelakang.

"Sayang ini benar-benar anak kita... Kuki." jawab seorang namja di sampingnya.

"S-siapa kalian??" tanya ku kaget.

"Aigoo... Yeobo, Lihatlah bahkan anak kita tidak mengenali kita..." ucap Yeoja itu sedih.

"Sudahlah sayang..." ucap namja di samping menenangi Yeoja itu.

"E-omma?? A-appa?? Benarkah??" tanyaku menggeleng pelan, tanpa sadar matanya berkaca-kaca.

"Lihatlah sayang dia mengenal kita..." jawab appa.

"Nee, kuki ini eomma dan ini appa..." ucap eomma berkaca-kaca.

"Eomma... Appa... Hisk!" isak ku langsung memeluk keduanya.

"Mianhaeyo... Kuki, maafkan kami karena tidak bisa melindungimu dari tuan jeon itu... Maafkan appa karena tidak ada di saat kau lahir... Nak..." jawab appa meminta maaf.

"Maafkan eomma juga, nee?? Karena eomma juga tidak bisa melindungimu... Saat itu eomma kira kau sudah meninggal saat di lahirkan, tapi... Ternyata tuan jeon sialan itu menukarmu dengan anaknya yang sudah tidak bernyawa... Maafkan eommamu ini, nde??" ucap eomma juga ikutan meminta maaf.

Aku menggeleng pelan dan terus menangis di pelukan mereka.

"Maafkan kami juga yang tidak bisa melihat pertumbuhan mu, kuki..." tangis eomma.

"Kuki, dengarkan kami... Kau tidak akan di jemput oleh siapapun... Kami tidak akan menjemputmu begitu pula halmeoni... Kau harus kuat nak!! Kau harus berjuang disana melawan penyakit ini... Maafkan kami yang tidak bisa mendukungmu, menyemangatimu, dan menyayangimu. Kami tau kau pasti marah kepada kami... Tapi, kau harus berjuang nak... Hyungdeul mu pasti akan selalu ada bersamamu... Jika kuki tidak kuat lagi, maka saat itulah appa dan eomma yang akan menjemputmu. Tapi, sebelum itu terjadi appa dan eomma mohon jangan menyerah dan putus asa nak... Hidupmu masih panjang dan masih banyak yang harus kau lakukan kuki... Arraseo??" ucap appa panjang lebar.

Aku hanya mengangguk sebagai jawaban semua perkataan appa dan eomma.

"Sayang sudah waktunya..." bisik appa kepada eomma.

Aku mendengar appa berbisik.

Eomma dan appa melepas pelukan mereka, awalnya eomma menggeleng untuk melepaskan tapi setelah di bujuk appa akhirnya eomma mau ngelepasin pelukannya.

Awalnya juga aku tidak mengerti, padahal baru bertemu setelah 16 tahun lebih tidak bertemu karena appa jeon itu...

Tapi,

Kenapa harus berpisah lagi?? Aku bertanya-tanya di dalam hati sambil terus menitikkan air mataku.

Eomma menghapus air matanya dengan kasar lalu tersenyum dan menghapus air mataku.

"Kuki, eomma mohon kau jangan menyerah nee?? Eomma tidak ingin hyungdeul mu disana menangis karena kami pergi dan setelah itu menangis lagi karena mu..." ucap eomma sedikit menitikkan air mata, lalu langsung eomma hapus.

Aku menggeleng pelan.

"Kuki, sudah saatnya kau kembali kesana... Dan kau juga harus berjuang demi semua orang yang menyayangimu... Demi hyungdeul mu..." ucap eomma memegang tanganku dengan erat.

"Eomma, appa kalian ikut saja nee?? Hyungdeul semua merindukan eomma dan appa..." jawab jungkook menarik tangan keduanya.

Namun naas jungkook tidak kuat untuk menariknya.

Jungkook kebingungan dan menatap keduanya dengan perasaan sedih.

Jungkook terus menggeleng pelan.

"Kuki... Kami tidak bisa, sekarang tempat tinggal kami disini... Dan mulai dari sekarang kita sudah beda tempat nak..." ucap appa, memegang bahuku.

"T-tapi... Hisk! Anii, kalian harus ikut kuki... Hyungdeul akan menangis jika kalian tidak kembali..." isak jungkook.

Eomma ikutan menangis.

Appa hanya menitikkan air mata satu, dua.

"Justru kuki yang harus kembali nak... Mereka membutuhkanmu... Dan sekarang sudah waktunya kuki... Jika hyung-hyungmu menangis karena kami, bilang kepada mereka bahwa kami menyayangi mereka dan kami bangga sama mereka... Begitu pula kau kuki kami juga bangga terhadap prestasi yang kalian dapatkan... Kuki, jika kau sadar nanti pergilah ke jepang... Pergilah kerumah kami dan masuklah ke kamar kami, nahhh... Disana ada lemari berwarna oren dan isi lemari ada beberapa kado untuk kalian dan kado-kado itu berwarna kesukaan kalian semua... Eomma dan appa tau bahwa kau sangatlah suka dengan warna merah, karena kami terus-menerus mengawasi kalian dari atas sini... Jadi kembalilah kuki, turuti permintaan kami... Arrachi??" ucap eomma panjang lebar sambil menghapus air mataku.

Entah mengapa perasaanku tiba-tiba menghangat.

Aku tersenyum entah mengapa, dan mengangguk sebagai jawaban.

Eomma dan appa ikutan tersenyum.

"Anak pintar... Sekarang kuki kau pergilah ke arah sinar itu... Disana sudah ada hyung-hyungmu yang menunggumu..." ucap appa, mengelus surai hitamku.

Sebelum pergi eomma memelukku dengan erat setelah itu melepaskan pelukannya dan menyuruhku pergi.

Aku mulai berjalan ke arah sinar itu, sebelum memasuki cahaya itu aku menoleh kebelakang.

Kulihat eomma dan appa tersenyum melambaikan tangannya.

Aku pun ikut tersenyum lalu memasuki sinar itu.

Srrriingg...

"Euugghhh..." lirih ku.

Aku membuka mata dan mengerjakannya beberapa kali.

Aku perfikir bahwa aku akan sendirian lagi, tapi ternyata tidak...

Aku melihat hoseok hyung yang tersenyum bahagia.

Jungkook POV end.

[ FLASHBACK end ]

***

"Mudahan hyungdeul semua tidak terlarut dalam kesedihan jika mengetahui hal itu... Dan, bagaimana nantinya?? Jika aku pergi??" batin jungkook sedih.

"Kookie ada apa?? Eoh??" tanya hoseok khawatir.

Jungkook tersentak kaget.

"Tidak apa, hyung... Hanya memikirkan sesuatu..." jawab jungkook di balik maskernya.

"Anak-anak, sekarang waktunya makan siang... Kalian ingin ssaem pesanin apa??" tanya bang sihyuk.

"Aku ingin Tteobokki, kimchi dan daging bulgogi ssaem..." ucap taehyung girang.

"Ssaem aku juga ingin yang seperti taetae..." jawab jimin mengikuti taehyung.

"Kalau begitu samain aja semuanya ssaem..." ucap namjoon mewakili semua member.

Diangguki jin, yoongi, dan juga hoseok.

"Ohh... Iya ssaem, kookie ingin bertanya sesuatu..." ucap jungkook.

"Kau ingin bertanya apa kookie??" tanya bang sihyuk bingung sambil mengutak-atik hpnya, memesan makanan yang diinginkan para member.

"A-anu... Ssaem, maksud kita ke jepang itu... untuk apa?? Dan jika aku pergi ke jepang bagaimana dengan eomma dan appa jeon??" tanya jungkook, mereka semua seketika terdiam secara bersamaan.

TBC...