webnovel

Panik Dan Cemas.

Dia sudah mencoba membuka pintu itu dengan kunci duplikat nya. Tapi, Zio menguncinya dari dalam entah dengan apa sehingga Qiara sangat penasaran.

"Bibi Liu, bagaimana ini? Zio belum mau membuka pintunya?" Tanya Qiara dengan berderai air mata ketika melihat Bibi Liu berdiri di sampingnya. 

Bibi Liu hanya meneteskan air mata. Karena dia juga tidak tahu harus melakukan apa. Ia juga tidak mungkin memberitahu Qiara kalau dia baru saja menelpon Julian.

"Bisakah bibi memanggil satpam? Aku ingin dia mendobrak pintu ini? Karena aku tidak mau kalau anak ku sakit karena sejak siang sampai malam dia belum makan." 

"Baik Nyonya!" Bibi Liu langsung berlari untuk memanggil satpam.

Sementara itu, Qiara merosot ke lantai. Ia bersandar di depan pintu Zio sambil menangis. 

Qiara sudah seharian meneteskan air mata tanpa henti. Wajahnya pun ikut bengkak sebagaimana matanya.

Beberapa menit kemudian. 

ロックされた章

webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください

次の章へ