"..Tidak apa. Lagipula Kalian tidak punya kemampuan untuk mencari."
Ketika dia menggumamkan kalimat itu, vampire itu menyadari mengapa mereka dimaafkan. Termasuk tuannya, ketiga orang itu tidak memiliki kemampuan untuk menemukan jebakan, dan itulah kenapa mereka tidak bisa melihat adanya jebakan beruang sebelum mengenai. Itulah kenapa dia dimaafkan. Tuannya tidak menghukum lainnya karena gagal dalam tugas yang mustahil mereka kerjakan.
"Mungkin memang sebaiknya kita meminjam gadis itu."
Kelas Solution adalah salah satu yang melakukan assassinasi. Baginya, siapapun yang memiliki kemampuan dari kelas Rogue juga, akan dengan mudah bisa mendeteksi jebakan.
"Tidak ada gunanya protes sekarang. Ayo cepat pergi ke tempat persembunyian bandit itu."
Tidak lama, mereka tiba di persembunyian tentara-tentara bayaran itu. Saat mereka semakin dekat dengan tujuan, pepohonan semakin sedikit, dan akhirnya benar-benar tidak ada. Yang menyambut kelompok itu adalah padang rumput yang membentang dengan bebatuan yang keluar dari dalam tanah.
Mereka telah tiba di tanah Karst (Batuan Kapur).
Di tengah-tengah cekungan yang bentuknya seperti bunga itu, ada sebuah galian lubang besar ke permukaan. Sebuah lampu kecil bisa terlihat memancar dari lubant tersebut. Dari lampu itu, dalamnya mungkin tanah yang landai dan menurun.
Dua struktur bangunan yang berdiri di tiap sisi pintu masuk gua jelas adalah buatan manusia. Disana berdiri dua barikade kayu, masing-masing memiliki tinggi sama seperti orang dewasa. Keahliannya biasa-biasa saja. Hanya tumpukan gelondongan kayu yang diikat sama-sama dengan tali. Dua penjaga berdiri di pintu masuk, masing-masing berdiri di belakang barikade. Kelihatannya rencana mereka untuk melawan penyusup adalah dengan menggunakan barikade tersebut sebagai penutup melawan anak panah sambil membunyikan alarm.
Dalam pertempuran biasa -- Jika mereka maju dari tempat terbuka disini, tidak diragukan lagi, bala bantuan akan keluar dari dalam. Peringatan dini akan memberikan waktu bagi musuh mereka untuk bersiap. Pendekatan yang lebih lamban, bersembunyi dibalik penutup, juga tidak mungkin. Bandit-bandit yang telah membersihkan area dari segala macam batu yang cukup besar yang bisa digunakan untuk menyembunyikan pendekatan yang tak kasat mata.
Ditambah lagi, yang ditempatkan di luar masing-masing memiliki lonceng besar melingkar di bahu mereka. Bahkan jika terjadi serangan mendadak yang berhasil diluncurkan pada penjaga, suara lonceng yang berdentang keras akan memberitahu yang ada di dalam.
Pertahanan mereka sudah dipikirkan masak-masak.
Tapi ada satu jalan untuk menembus situasi yang kelihatannya percuma ini.
Magic.
Dengan mengaktifkan [Silence] lalu membunuh mereka, atau mendekati dengan [Invisibility], atau memancing mereka keluar dengan [Charm Person]. Menghancurkan lonceng-lonceng itu langsung juga merupakan sebuah pilihan.
Sambil memikirkan cara mana yang lebih enak, Shalltear menyadari bahwa dia kekuarang bagian penting dari informasi.
"Apakah pintu masuknya hanya satu?"
Vampire rendahan menganggukkan kepala dengan kaku untuk mengiyakan.
Wajah Shalltear merekan dalam senyuman. Jika itu masalahnya, maka tidak perlu memikirkan apapun lagi.
Posisi benteng yang kuat itu memang kuat melawan serangan tiba-tiba, ini memang benar ketika menghadapi jumlah yang lebih unggul. Tapi berbeda bagi Shalltear dan kelompoknya.
Bagi mereka yang memiliki kekuatan yang luar biasa, pastinya tidak ada masalah dengan menghadapi manusia secara langsung. Hanya masalah sederhana menghancurkan mereka seperti serangga. Kekhawatiran mereka hanyalah pintu keluar lain yang membuat mangsa mereka kabur.
"Kalau begitu, kita sudah jauh-jauh datang kemari, tidak usah bersembunyi lagi. ya kan? Bukan seleraku untuk mengendap-endap seperti mata-mata."
"Lagipula Shalltear-sama selalu bersinar terang."
"Mengutarakan hal yang jelas kelihatan bukanlah pujian. Jika kamu ingin memujiku maka pikirkan yang lebih dalam lain kali."
Mengabaikan pelayannya yang sekarang memohon ampunan, Shalltear menggenggamkan tangannya ke arah vampire rendahan.
"Aku akan memberimu misi yang penting untuk menjadi barisan depan. Sekarang, Pergilah."
Dengan sebuah jentikan di lengannya yang kurus, Shalltear melemparkan vampire rendahan, dan sebuah suara seperti udara yang terbelah dan meledak keluar. Tubuh yang kurus kering seperti mayat berputar di udara berkali-kali, dan berputar menuju salah satu penjaga di kejauhan.
Ketika berbenturan, kepala dan dada penjaga itu meledak menjadi kabut darah. Itu adalah gambaran yang susah untuk dipercaya.
Bau darah yang segar di udara. Penjaga lainnya melihat sisa-sisa keji dari kawannya yang dengan kaget, seakan dia tidak bisa memproses apa yang telah terjadi.
Bagi mereka yang melemparkannya, itu adalah tontonan yang menyenangkan.
"Strike~"
"Fantastik, Shalltear-sama."
Dua orang vampire bertepuk tangan gembira sementara Shalltear mengangkat tangannya untuk merayakan. Dengan kata lain, tubuh vampire rendahan juga hancur bersamaan dengan penjaga, tapi tak ada yang perduli tentang itu. Karena dia bahkan bukan anggota Nazarick pada awalnya, tidak perlu menunjukkan kekhawatiran kepada kematian sebuah mainan.
Tidak mungkin Shalltear akan teringat janjinya kepada manusia itu pula.
"Hmmm, masih ada satu lagi, ya kan?"
Saat Shalltear melihat sekeliling, dua vampire itu cepat-cepat memberikan batu yang cukup besar.
"Oomph."
Saat lonceng berbunyi di kejauhan, Shalltear menggenggam batu yang cukup besar di tangannya. Lengannya bergerak dengan kecepatan yang menakutkan. Sesaat kemudian, Shalltear dengan gembira mengumumkan prestasinya.
"Hmmm. Kali ini... kita bisa menyebutkan Dua Strike."
Sebuah tepuk tangan lagi.
Para penjaga di dalam gua yang mendengar lonceng yang berbunyi bahwa musuh sudah muncul. Lonceng-lonceng itu sangat keras sehingga kelompok Shalltear bisa mendengarnya dari sana.
Shalltear tersenyum lembut terhadap suara berisik dari dalam gua dan memerintahkan.
"Sekarang pergilah. Kamu, Panjatlah sebuah pohon di sekitar dan awasi jika ada yang mencoba untuk kabur. Dan kamu, berdiri dan pimpinlah jalannya. Tapi, jika ada yang kuat yang muncul, itu milikku. Pastikan untuk memberitahuku."
"Ya, Shalltear-sama."
"Semoga berhasil."
Vampire yang telah diberikan perintah bergerak di depan Shalltear. Saat dia berjalan pelan-pelan menuju pintu masuk, vampire itu -
-menghilang.
Tanahnya menghilang, tidak, itu adalah sebuah jebakan.
Shalltear mungkin bisa minggir, tapi agility dari vampire normal tidak cukup untuk bereaksi terhadap tanah yang menghilang di bawah kaki mereka.
"Aw!"
Vampire ini adalah pelayan level rendah yang tidak memiliki kemampuan untuk mendeteksi jebakan. Hasil seperti ini tidak bisa dihindari. Shalltear tahu ini, itulah kenapa dia memaafkan kesalahannya tadi. Namun begitu, dia tidak bisa menghilangkan kekecewaan pada suaranya. Sebuah tawa keluar dari bibirnya; yang tidak terlihat canggung ataupun manis.
Berpikir kembali, seharusnya jelas sekali mereka akan menggunakan jebakan di depan pintu masuk. Kebodohannya sendiri yang gagal menebak in isebelumnya, dan fakta bahwa pelayannya benar-benar terkena perangkap, benar-benar menjengkelkan. Pemikiran ini berputar di dalam dirinya dan keluar melalu senyuman Shalltear.
Terlebih lagi, fakta bahwa pelayan dari Shalltear Bloodfallen, Guardian Floor yang bertanggung jawab atas beberapa lantai di Great Underground Tomb of Nazarick terkena perangkap menyedihkan seperti itu adalah sesuatu yang tidak bisa dia tolerir.
Sebuah suara dipenuhi dengan nafsu membunuh keluar dari bibir merah tua Shalltear.
"Aku akan membunuhmu, jadi segera keluar."
Dengan sebuah lompatan yang lebar, vampire itu menunjukkan dirinya di tepian perangkap. Kecuali bajunya telah kotor oleh lumpur, dia kelihatannya tidak terluka.
"Jangan mengecewakanku lagi."
"Maafkan-"
"Sudah. Cepat pergilah. Atau kamu ingin aku melemparmu ke sampah-sampah disana?"
Melihat Shalltear bergerak seakan mau memegangnya, vampire itu mengerti apa maksud tuannya dan mengeluarkan lengkingan kecil. Shalltear melihat pelayannya berlari menuju ke dalam gua, dan pelan mengikutinya ke dalam.