"Nak Rinto, Yani itu anaknya pekerja keras sekali. Dia juga tidak akan memperlihatkan kesedihannya kepada siapapun, sebab dia yang merasa sebagai anak pertama yang menjadi tulang punggung keluarga menjadikan dirinya lebih bersikap kuat dan tegar." Suara ibu Yani segera membuat Yani menangis dalam diam.
Suara yang sangat di rindukannya itu dengan segera membuat air matanya jatuh tak tertahankan. Melihat Yani yang terus menahan air matanya dengan tidak membiarkan air mat aitu terlihat oleh Rinto, membuat Rinto segera berpaling dan ingin pergi meninggalkan Yani untuk sementara waktu.
"Huh?" Rinto yang sudah berjalan keluar segera di hentikan oleh Yani sehingga Rinto mau tidak mau tetap berada di dalam ruang tersebut namun dengan posisi membelakangi Yani.
webnovel.com で好きな作者や翻訳者を応援してください