webnovel

Persiapan Terakhir

Pengumpulan pasukan berjalan sesuai dengan arahan, kurasa memang benar yang hanya terkumpul sekitar 50 ribu orang saja.

Saat ini, aku Fredella sedang berada di ruanganku untuk mengurus setiap perintah dalam perang ini, meski ini sebenarnya tugas panglima tapi karena sang panglima pergi begitu saja, jadi sudah kewajiban ku wakilnya untuk mengurusi pekerjaannya.

" tapi, kenapa kau pergi begitu lama, dasar raven bodoh. "

Aku terus menggerutu di dalam hatiku, meski begitu aku selalu mengharapkan dirinya baik-baik saja, karena jika dia sampai terluka atau tertangkap, perang lebih besar akan segera terjadi.

Saat aku terus sibuk menandatangani dokumen penting, terdengar suara pintu terbuka.

" aku masuk. "

" ketuk dulu fazela. "

" maaf-maaf. "

" kau ini, jadi bagaimana hasilnya ? "

" yah, ayah dan ibu juga akan ikut berperang, saat ini pasukan tingkat 5 dan 4 kami yang akan ikut serta. "

" baguslah, setidaknya ini akan menambah presentase kemenangan. ��

" kau ini memang sadis, dengan adanya ibuku saja hasilnya akan terlihat jelas, apalagi ditambah dengan aku serta ayahku. Ini akan menjadi pembantaian. "

" ini kulakukan agar kita tidak meremehkan musuh, mungkin saja mereka memiliki kekuatan tersembunyi yang bisa membuat kita kalah. "

" aku juga memikirkan kemungkinan itu, makanya kami semua memutuskan untuk ikut berperang, jadi sekarang apa semuanya sudah selesai ? "

" semua pasukan telah berjalan ke benteng barat, totalnya memang 50 ribu orang, jika ditambah pasukan elit dan bangsawan Romanova kurasa itu cukup banyak. "

" begitu ya, semua orang telah berada pada posisinya masing-masing, jadi seperti biasa faksi bangsawan lain absen. "

" itu karena perbuatanmu, kau membantai salah satu boneka mereka lagi, sekarang mereka benar-benar tidak mau berperang dan tetap tinggal di wilayah mereka lagi. "

" karena dia pantas mendapatkannya, aku tidak ingin orang seperti itu ada disisi militer yang dipimpin adikku. "

" kau, ini setidaknya beri ruang untuk dia bernafas. "

" menghancurkan musuh dengan sekuat tenaga adalah mottoku, sampah seperti itu harusnya dibasmi di dunia ini. "

" jika kau terus seperti ini, maka kau hanya akan membuat pekerjaanku semakin berat. "

" musnahkan saja mereka, maka semua beres. "

" meski kau punya otak dan otot yang mengerikan, tapi kau masih saja bodoh ternyata. "

" aku hanya memilih cara yang efisien. "

" kita tidak punya tenaga untuk perang saudara yang tidak penting, tapi tetap saja mereka membuatku jengkel karena berbuat se enaknya sendiri. "

" karena itulah bangsawan. "

" kau juga salah satunya dasar fazela bodoh. "

" hahaha, benarkah, aku melupakannya. "

" kau ini, sepertinya aku masih perlu mengurusi beberapa hal. "

" sebaiknya segera kau selesaikan, jadi bagaimana dengan bawahan rav chan ? "

" dia telah bergabung dengan pasukan utama, pengalamannya dalam perang sebelumnya kurasa cocok untuk diberikan pada prajurit baru. "

" meski aku tidak bisa mengatakan perang sebelumnya itu perang biasa sih. "

" meski kau tidak berada disana, tapi kau selalu saja tahu. '

" hihihi, oke. Sebaiknya kita bergegas, aku akan segera bergerak, besok siapkan semuanya. "

" oke, aku pergi dulu. "

Kami berdua pun meninggalkan ruangan ini.

Situasi tertuju pada pasukan kerajaan Parthia, kali ini mereka berkemah ditempat yang sama di atas tanah yang pernah diduduki kerajaan balbados, tapi karena terlambat mengetahui informasi kekalahan kerajaan balbados, sepertinya petinggi mereka berada dalam kebingungan.

" apa ini, bagaimana mereka bisa kalah secepat itu, apalagi tidak ada korban dari kedua belah pihak, apa ini bisa disebut perang ? "

Seorang jendral muda protes dalam rapat yang digelar kali ini.

" tenanglah, mari kita kumpulkan semua informasi yang ada, kita harus memutuskan pergerakan dengan kepala dingin. "

Sekarang giliran jendral yang senior berkata.

" anda benar, maafkan saya. "

" jadi, raja, apa yang kita lakukan sekarang ? "

Sang jendral senior menanyakan Langkah selanjutnya.

" ini memang aneh, aku belum pernah mendengar kejadian seperti ini sebelumnya, sebaiknya kita bergerak dengan hati-hati. Bagaimana keadaan pasukan pengalih kita ? "

" mereka telah melakukan tugas mereka dengan baik dengan mengulur waktu untuk pasukan kerajaan balbados, kita kehilangan 20 ribu orang , pihak musuh kehilangan 25 ribu orang. "

Seorang jendral lain menjawab pertanyaan sang raja.

" setidaknya kita tidak terlalu dirugikan, selanjutnya bagaimana dengan logistik ? "

" pasukan logistik kita aman, pasukan penjaga juga telah melakukan tugasnya dengan baik. "

" kurasa sejauh ini rencana tidak menemui kendala yang berarti, hanya tinggal serangan utama, penasehat apa kau punya saran ? "

Seseorang yang memakai pakaian pria dengan aura yang cukup besar yang mulai berbicara, dia memakai sebuah topeng untuk menyembunyikan wajahnya.

" kalau begitu raja, kita harus Menyusun serangan pertama ke benteng barat mereka, saya yakin mereka pasti mengirim pencegat untuk menahan pasukan utama kita. "

" ide bagus, apa ada yang punya usul soal serangan ? "

Sang raja menanyakan pada semua orang disini.

" bagaimana serbuan infanteri dengan serangan panah ? "

Sang jendral muda mulai berpendapat.

" lawan kita kerajaan yang punya penyihir, itu hanya membuang-buang kekuatan. "

Pendapat itu langsung disanggah oleh penasehat perang ini.

" apa yang kau katakan, itulah nilai perang kerajaan Parthia, orang luar sepertimu tidak tahu apapun. "

Seperti biasa dia menanggapi apapun dengan terlalu semangat.

" karena itulah kerajaan ini sangat jarang memenangkan perang. "

" apa katamu ? "

Sang jendral muda mulai menarik pedangnya, seketika dia dihentikan oleh jendral yang lebih senior.

" hentikan ini, kau sudah bersikap tidak sopan dihadapan raja ? "

Sang jendral mencoba menghentikan ini sebelum keadaan menjadi semakin kacau.

" tapi, dia meremehkan semangat juang kerajaan kita ? "

" tetap saja, hal yang kau lakukan saat ini salah, tenanglah. "

Tanpa kata jendral muda itu Kembali duduk.

" mohon maafkan hamba atas kekacauan ini yang mulia. "

Sang jendral senior mencoba untuk menenangkan kekacauan.

" baiklah, sekarang. Apa yang seharusnya kita lakukan ? "

" mohon maafkan hamba jika sedikit lancang raja, tapi sebaiknya kita memakai formasi dasar guild petualang. "

" kenapa kau menyarankan hal itu ? "

" karena kita harus membuat pelindung kuat untuk menahan serangan para penyihir dari kekaisaran heavenly, mereka bisa memenangkan perang secepat ini, pasti tenaga mereka tidak sesegar saat berperang dengan kerajaan balbados . "

" begitu ya, kurasa aku sedikit paham. Untung saja guild petualang di kerajaanku meminjamkanmu, hahaha. "

Sang raja terus tertawa seakan menggenggam kemenangan ditangannya.

" kalau begitu sudah diputuskan, segera lakukan. Satu hari lagi kita akan menyerang mereka tepat saat pasukan mereka terlihat. "

" dimengerti perintah anda, raja. "

" bagus, segera kerjakan. "

Sekarang apa yang akan terjadi selanjutnya.

Kami Kembali ke tempat yang sama saat gubuk itu masih ada, dalam sebuah teleport instan yang dilakukan mizue kami berhasil sampai tidak kurang dari 3 detik.

Kulihat, nakame telah selesai mempersiapkan pemakaman sang nenek ziemlich. Yang terlihat hanyalah batu penanda kecil.

" maaf jika saya telah lancang karena mendahului, tapi energi sihir disini terlalu pekat, jika tidak segera dimakamkan aku takut jasad nya akan menjadi medan sihir abnormal atau iblis baru. "

Nakame menundukkan dirinya padaku.

" bukan kepadaku harusnya kau meminta maaf nakame, tapi pada dewi ziemlich. "

" dewi, begitu ya. Saya memang telah mendeteksi kekuatan besar disekitar sini, ternyata itu berasal dari dia, kalau begitu maafkan saya dewi ziemlich, karena telah berbuat seenaknya. "

Nakame membungkuk pada ziemlich.

" eh, nakame sama. Jangan begitu, anda sama sekali tidak bersalah, justru saya sangat berterima kasih, karena telah mengistirahatkan nenek di tempat yang tepat, karena ditempat inilah momen terakhir kami Bersama. "

" selain itu, kurasa ini sudah bagus bukan untuk sebuah makam penting, nakame menyiapkan semua ini dalam waktu singkat, bahkan dia memberi pembatas dimensi disekitar sini, aku tidak bisa berkata apa-apa lagi. "

" eh, benarkah itu nakame sama ? "

Ziemlich tampak terkejut.

" itu agar tidak ada penjarah ataupun perampok makam datang kesini, kurasa tempat ini sekarang bisa dibilang sebagai wilayah khusus keluarga Agatha. "

" Nakame sama…. "

Ziemlich langsung berlari menuju nakame dan memeluknya dengan erat.

" terima kasih nakame sama, jika begini tidak akan yang menganggu nenek lagi, terima kasih banyak. "

Dia tampak sangat Bahagia.

" apa yang kau katakan, saya hanya menjalankan perintah dari raven sama, kau tidak perlu berterima kasih padaku. "

" meski begitu, saya ingin mengatakannya. "

" kau ini… "

Sepertinya nakame mulai menyerah dengan kepala batu milik ziemlich.

" ah, indahnya pemandangan. '

Melihat dua gadis cantik saling berdekatan entah kenapa dunia terasa indah, seperti memiliki kumpulan idol pribadiku sendiri.

" aku merasakan aura aneh dari dirimu raven, hentikan itu. "

Mizue tampak menyadarinya.

" kau tidak tahu indahnya yuri, mizue. "

" aku tidak paham yang kau katakan, yang jelas kau mengucapkan hal aneh. "

" bodo amat, oh ya sebaiknya kita disini saja mizue. "

" hmm, memangnya kenapa ? "

" lebih baik kau menemani ziemlich yang sedang bersedih bukan, meski begitu dia tetaplah gadis kecil yang masih butuh perhatian. "

" kau terdengar seperti ayahnya saja. "

" hoho, kalau begitu kau harus jadi ibunya. "

" A--- "

Seperti biasa, aku bisa membuat mukanya memerah dalam sekejap. Dan dia tampak menyembunyikan wajahnya dengan kedua tangannya.

" hahaha, sekarang ibu mizue, tolong urus dia. Aku akan berbicara dengan nakame. "

" apa yang kau katakan, tentu saja aku akan melakukannya, strategi baru ? "

" ya, seperti itu. Besok kedua belah pihak akan bertemu. "

" oke, jangan tidur terlalu malam. Aku akan memanggil golem sebelumnya untuk berjaga. "

" ya, kupasrahkan padamu. "

Kami berdua pergi menuju ke tempat masing-masing.

Aku mendekati nakame.

" bisa bicara sebentar nakame ? "

" baik raven sama. "

" ikuti aku nakame. "

Kami berdua pun berjalan menjauhi makam ini, ketempat yang benar-benar sepi.

" oke, mungkin ini tempat yang tepat. "

Kujentikkan jariku untuk berpindah ke dimensi osilasi.

" kita berpindah ke tempat asing lagi, dimana ini raven sama ? "

" sebuah tempat yang tidak ada penyusupnya, sihir tidak berfungsi disini. "

" apa nama sihir ini raven sama ? "

Mata nakame Kembali berniar terang karena penasaran.

" nama ya, aku belum menamainya, tapi karena kita berpindah ke tempat sesuai imajinasiku, kuanggap saja ini sihir dimensi osilasi versi 1.0 "

" eh, ada versi lainnya kah raven sama ? "

" tentu saja akan ada update, tapi ini yang masih stabil. "

" begitu ya, saya mengerti. Saya selalu terkesan dengan anda. "

" " kalau kau mau, aku akan memberitahumu rangkaian sihirnya. "

Beberapa saat nakame mulai mengambil jarak dariku dan bersujud ke tanah.

" apa yang anda katakan, saya tidak berhak mendapatkan hal yang sangat berharga seperti ini, ini terlalu mewah bagi saya. "

" bangunlah nakame, kau tidak perlu merendah seperti itu, ingat kau sekarang merupakan salah satu bawahanku yang berharga, sudah sewajarnya aku memanjakanmu bukan ? "

" raven sama…. "

Dia tampak menyadarinya.

" akhirnya sekarang kau memahaminya. "

Saat aku hendak melanjutkan kalimatku, nakame mulai berbicara.

" anda terlalu baik, kalau begitu saya akan mengajari anda untuk menjadi pelit, serahkan pada saya raven sama, tidak mohon perintahkan hal itu pada saya. "

" eh, apa yang kau katakan ? "

Aku sendiri bingung saat melihatnya.

" mulai sekarang saya akan mengawasi anda untuk tidak terlalu bermurah hati soal kekuatan, jika anda sembarangan memberikan kemampuan sihir diatas SSS, itu akan menjadi bencana bagi dunia ini. "

" eh, maksudmu hal ini termasuk kelas SSS ? "

" tentu saja, ini belum pernah ada sebelumnya, jika orang yang anda ajarkan mampu menerimanya,minimal dia harus setara dengan kakak anda Fazela sama atau putri kekaisaran Fredella Reichenhall. "

" eh, ternyata ada syarat minimum seperti itu. "

" mulai sekarang tolong jangan mengumbar kekuatan terlalu berlebihan, biarkan bawahan anda yang mengurus semuanya. "

" oi", aku sama sekali tidak pernah pamer, justru aku selalu menyembunyikannya. "

" ya memang begitu, tapi jika ini terus berlanjut, penggila sihir di dunia ini akan selalu menganggu anda, sudah tugas saya untuk memusnahkannya. "

" tapi nakame, ini sedikit berbeda dengan sihir, hanya membutuhkan memori saja. "

" jadi begitu, sepertinya anda memang jahat raven sama… "

" ehh, apa yang kau katakan, dari dulu aku memanglah jahat. "

" saya tidak menduganya, tapi kalau begitu kemampuan anda berasal dari otoritas jiwa, mungkin bisa dibilang bakat alami anda sendiri. "

" itu memang benar. "

" justru karena itu, anda tidak bisa mengajarkan hal ini pada siapapun, karena hanya anda yang mampu memahaminya. "

" tidak, aku baru saja selesai menuliskan runenya. "

" cepatnya….., sasuga raven sama. "

" ano, ini terasa de javu. "

" maaf sepertinya saya terlalu banyak berbicara, tolong katakan apa yang anda inginkan pada saya raven sama. "

" akhirnya, aku diberi kesempatan berbicara, huft. Perubahan rencana, sebaiknya kau tidak kembali. "

" apa ada bahaya besar yang sedang mengintai ? "

" tidak, aku hanya ingin membuat mu tetap disini. "

" saya kira apa, jadi anda memang menginginkan saya hari ini, tolong beri saya waktu untuk membersihkan tubuh terlebih dulu. "

" anu, ini konteksnya tidak mengarah ke situ ? "

" eh ???, jadi apa itu raven sama, apa saya masih kurang bagi anda ? "

" bukan begitu, kau sudah lebih dari cukup. Tapi sebaiknya kita tidak membahas itu sekarang. "

" ternyata benar, saya memang tidak menarik bagi anda, hiks hiks. "

Entah kenapa nakame mulai sedih.

" hei, jangan menangis. Aku Cuma ingin kita berbicara strategi baru soal besok. "

" eh, saya kira karena anda tidak tertarik dengan saya. "

" kenapa kesalahpahamanmu sampai sejauh itu, sekarang bolehkah aku lanjut. "

" hmmm… "

Akhirnya kami pun melanjutkan diskusi ke tahap selanjutnya, hari semakin malam meski begitu diatas tidak ada bulan karena kami berada di dimensi yang berbeda.

次の章へ