webnovel

Trauma

"Safira kamu gak pa pa??" pekik Silvi sembari memeluk Safira yang duduk di kursi rodanya

"enggak!!!, cuma kesepian aja " jawabnya cuek

"Hmmmmm Safira emang sesakit itu ya sampe keluar darah banyak banget?" Tanya Silvi sembari mengerlingkan mata genitnya pada Safira.

Wajahnya mendadak merah bagai udang rebus, lidahnya keluh dan tubuhnya gemetar hampir saja Safira pinsan karena malu, dia tak percaya sahabatnya itu membahas malam pertamanya dengan terang- terangan.

"Apa dia sebrutal itu di ranjang ??? atau karena ukuran milik dia kayak punya orang arab ??? atau gerakanya yang....." belum menyelesaikan bicaranya

"Stop !!!!!" pekik Safira. Mulut silvi seketika terkatup dan dia membeku di diposisinya.

"Kenapa aku bisa punya temen yang di kepalanya penuh dengan film porno??" Safira menatap tajam Silvi

"A...aku cuma pengen tau aja Saf... aku kawatir banget sama kamu. pas dateng kesini kamu digendong Ryuji buru- pergi dengan wajah yang mirip kayak mayat hidup, trus pas nyonya Mo beresin kamar kalian Sprei itu penuh dengan noda darah segar." Safira menunduk memasang wajah melas.

"Apa aku beneran kayak mayat hidup Sil???"

"Iyaaaa....!!! awalnya aku takut kamu kenapa- napa, tapi pas dapet kabar kamu ke klinik dokter kandungan aku jadi sedikit lega." Silvi semakin menguras emosi sahabatnya itu membuat Safira mengulurkan tangan da memeluk erat Silvi.

"uuuuuh Silvi sahabatku kamu yang terbaik, tenang aja aku gak pa pa kok. tapi memang rasanya sakit banget." Safira nyengir mengingat keganasan suaminya semalam

"Ku rasa Ryuji belum pengalaman sampe bikin kamu gak bisa jalan, atau kalian langsung hajar 5 ronde semalaman?" Silvi mulai berhayal lagi tentang kisah cinta sahabatnya, Safira kemudian mendorong jari telunjuknya ke dahi Silvi. " Dasar mesum, cuma satu ronde selebihnya kebingungan cari cara memberhentikan darah yang terus ngalir. puas kamu."

" A....ha...ha...ha... satu ronde dan kamu langsung pendarahan pasti barang Ryuji itu cukup besar."

wajah Safira semakin merah padam tanpa sadar dia membayangkan malam pertamanya itu dan teringat satu benda yang belum pernah ia lihat sebelumnya yang awalnya lembek jadi mengeras dan semakin lama semakin besar bahkan benda itu bisa berdiri bak menara monas.

"Aaaaaaaah...." Safira mengacak -acak rambutnya dan menutup matanya membuat Silvi yang duduk disampingnya terjingkat kaget.

"kenapa Safira?"

"Aku takut Sil.... aku gak mau begituan lagi." mata Safira mulai dipenuhi air mata

"ha...ha...ha... sekarang bilang takut ntar kalau Ryuji dateng ngegodain minta jatah."

Safira auto geleng- geleng dan kini air matanya mulai menetes

"Yakin????"

Safira menganguk.

"Trus kalau kamu gak kasih dia mau minta siapa??? boleh minta ke Yurin ???" Silvi melirik Safira nakal. mendengar itu Safira sontak mengeraskan tangisanya dan membuat seisi rumah panik berlarian kekamar Safira.

"nyonya...nyonya kenapa ???? ada apa????" tanya beberapa pelayan

Silvi berdiri dari tempat duduknya dan berkata pada pelayan Safira "nyonya kalian ga papa dia cuma kangen aja sama suaminya, dia berharap cepet sembuh dan kembali bermesraan sama tuan kalian."

Safira melotot dan menarik tangan Silvi agar sahabatnya utu menghentikan omong kosongnya. tapi Silvi tak menghiraukan Sahabatnya yang sekarang sedang tak berdaya di kursi roda.

"Lihat saja kamu dasar penghianat !!! aku akan bales rasa malu ini saat aku udah sembuh nanti." gumam Safira mengancam Silvi.

"Huuuuu takuuut, tapi bukanya kamu yang penghianat!! beraninya orang pribumi jatuh cinta sama orang Jepang!" Silvi tersenyum menang melihat wajah Safira yang memerah, pucat dan gugup dihadapan para pelayanya.

***

Disebuah pesta makan malam yang dihadiri para pebisnis tingkat dunia terlihat beberapa model dan artis yang juga dipercaya dapat menjadi brand ambasador produk mereka salah satu diantaranya adalah Ayumi.

Wanita itu tampak cantik dengan balutan gaun mewah karya desaigner holliwood yang cukup terkenwl di dunia, Ayumi bagaikan Dewi mata air yang menyejukan setiap mata yang melihatnya. Ayumi duduk di satu sudut ruangan pesta itu mengamati Ryuji dan beberapa kolega bisnisnya.

"nona.... pihak agensi mengatakan besok penanda tanganan kontrak untuk fashion show nona Silvi." kata asisten Ayumi yang memang selalu setia bersamanya kemanapun ia pergi.

"Bagus...!!atur semuanya jangan sampai Ryuji tahu." titahnya. Sorot matanya yang tajam menatap gerombolan pengusaha dihadapanya, dia bergumam dalam hati bahwa apapun yang ingin ia tahu pasti akan dia ketahui, apapun yang ingin ia miliki maka harus dimiliki, dan jika dia tak bisa memiliki apa yang ia sukai maka tak akan ada yang bisa menyentuhnya.

"Selamat malam tuan Lu .." sapa Ayumi pada pria asal Cina yang merupakan kolega bisnis Ryuji

"Aahh nona Ayumi, anda terlihat cantik malam ini." sambut tuan Lu

"tuan Lu, anda adalah pebisnis yang luar biasa rasanya terhormat bisa mendengar pujian dari anda."

"Anda juga model kelas dunia yang sangat sukses didunia hiburan." tuan Lu tersenyum dan mempersilahkan Ayumi duduk di sampingnya.

Ayumi menerima sambutan tuan Lu dan terus mencoba mengorek informasi sedalam mungkin dari tuan Lu.

"Nilai saham dunia Ryuji memburuk sebulan terakhir dan sepertunya beberapa geng mafia berusaha menyerangnya, tuan Lu aku sangat menghawatirkan sahabatku itu." Ayumi memasang wajah memelas di depan tuan Lu Jinan

"Anda benar- benar sahabat yang baik, anda begitu menghawatirkan tuan Tanaka tapi beliau sedang berusaha menyelamatkan istrinya. harusnya tuan Tanaka mencintai anda agar semua ini tak perlu terjadi." Jawab tuan Lu menyesali keadaan yang dihadapi pusaran bisnis perusahaan Tanaka yang dihimpit kepentingan pribadi dan cinta.

Ayumi berfikir keras mencari tahu apa yang ingin dilindungi dari wanita yang tak terlalu dikenal ini mengapa Ryuji sangat peduli pada wanita itu.

"Mengapa Ryuji sangat ingin melindungi istrinya?? apakah nyonya Safira memiliki masalah sebelumnya??"

"Ah.... aku tak bisa menjawab pertanyaanmu nona, tanyakan sendiri pada tuan Tanaka jika anda ingin mengetahui alasan tuan Tanaka melindungi nyonya Tanaka selain karena Cinta." jelas tuan Lu yang kemudian meninggalkan Ayumi dengan rasa ingin tahu yang di hati dan kepalanya, kini bukan hanya urusan hati Ayumi meyakini ada faktor bisnis dan politik yang membuat Ryuji menikahi wanita bernama Safira.

次の章へ