webnovel

Ryuji terluka

Hari perjamuan yang mengerikan karena disana Ryuji telah merenggut mimpinya agar bisa memberikan ciuman pertamanya untuk orang yang benar- benar mencintai dan dia cintai sepenuh hatinya.

Dia kembali kerumah megah milik Ryuji Tanaka bertemu kembali dengan nyonya Mo yang bersikap hangat padanya, Safira merasa lebih nyaman berada di rumah ini bersama nyonya Mo dari pada harus menghadiri perjamuan atau apalah itu sebutanya jika itu bersama Ryuji.

"Nyonya .. tuan meninggalkan beberapa dokumen ini untuk nyonya tanda tangani." nyonya Mo nenyodorkan setumpuk dokumen pada Safira yang baru saja melahap sarapan paginya.

"Terimakasih nyonya Mo ..... " Safira memamerkan barisan gigi putihnya pada asisten rumah tangga di rumah Ryuji

"Apa dia selalu berangkat ke kantor sepagi ini?" tanya Safira pada nyonya Mo

"Iya nyonya, tuan sangat disiplin ia tak pernah sekalipun bangun terlambat."

"Hah...ha..ha... kamu salah nyonya Mo dia tidak sesempurna itu, tuanmu itu suka bermalas- malasan di Indonesia." kata Safira menghardik suaminya

nyonya Mo mengernyitkan dahinya dan menatap dalam Safira, dia telah bekerja pada Ryuji selama 10 tahun terakhir ini dan dia merasa tak percaya pada istri tuanya.

"Kamu gak percaya??? aku bahkan membuatkanya makanan dan dia melahapnya tak tersisa meski saat kucoba rasanya sedikit asin dan aneh dilidah manusia hahaha...," Safira tertawa puas.

"Nyonya mana mungkin hal itu terjadi? tuan selalu bangun saat matahari belum nampak, dia menyempatkan berolah raga sebelum kemudian memasak."

" Apa???? memasak?" tawa Safira semakin keras menggema keseluruh ruangan dalam rumah besar itu.

"Iya nyonya, tuan tidak pernah membiarkan kami memasak untuknya dia sangat selektif dalam hal makanan, selain memasak untuk sarapan ia juga terbiasa membawa sebagian masakanya untuk dibawanya sebagai bekal, bahkan makanan yang setiap hari nyonya santap adalah masakan tuan termasuk yang barusaja anda habiskan."

Safira menyemprotkan air putih yang terlanjur memenuhi rongga mulutnya saat mendengar penjelasan nyonya Mo.... dia teringat saat hari pertama setelah mereka sah hidangan yang disantapnya kala itu .. apakah hasil karya suaminya???

Safira terus bertanya pada dirinya sendiri seorang bos besar seperti Ryuji mengapa ia harus mengurusi kebutuhanya sendiri meski ia dikelilingi pelayan dirumah yang besar ini??

Suaminya bukanlah pengisaha ecek -ecek bahkan karyawan yang memiliki posisi di perusahaanya bersedia membersihkan ruangan pribadinya, lalu mengapa dia harus repot- repot masak sendiri???

Ryuji memang sangat menyebalkan dan ia sangat membencinya tapi Ryuji memasakan sendiri makanan untuknya??

"Aaaarrrgggh.... entahlah biarkan saja dia dengan kebiasaanya aku tak peduli!" gumam Safira

***

Waktu berjalan begitu cepat kota Tokyo yang indah dengan daun keemasan yang berguguran digantikan dengan kota Tokyo yang indah dengan kemerlap lampu disetiap gedung pencakar langitnya.

Safira hampir saja terbius dengan rasa kantuk yang semakin kuat menyerangnya, tapi tenggorokanya kering ia harus membasahinya dengan segelas air namun gelas di atas lacinya telah kosong, tak mau merepotkan para pelayan di rumah besar itu Safira berinisiatif ke dapur sendiri untuk mengambil air minum.

Dalam gelap Safira melihat seseorang duduk di kursi ruang tamu dan seorang wanita yang berlutut dihadapanya, safira penasaran dan mendekati mereka

"Rawat luka ini hingga lukanya tak begitu terlihat, terutama yang dibagian wajah!" titah dari lelaki itu, Safira merasa akrab dengan suara itu dia semakin mendekati sumber suara itu dengan berjalan mengendap - endap layaknya seorang pencuri yang hendak melancarkan aksinya.

"Ingat jangan sampai Safira mengetahui ini, aku akan tinggal di appartemen sampai bekas lukanya sedikit memudar." Perintah pria yang tak lain adalah Ryuji suaminya pada nyonya Mo yang baru saja menghadapnya, sedang wanita yang berlutut dihadapan Ryuji masih berusaha mengobati beberapa luka Ryuji. wanita itu adalah Yurin karyawanya.

次の章へ