webnovel

1.Izin mama

"Shobahul Khoir " itulah sms pertama Elif yang dia terima di pagi hari setelah terbangun dari mimpi indahnya yang terpotong gara gara bunyi nyaring dari handphonenya yang ada di atas bantalnya dekat dengan telinga gadis itu, Elif sedikit terkejut dan melongo saat melihat nama sang pengirim pesan yang tertera di layar HP-nya, dengan cepat Elif membalas pesan itu dengan senyum yang merekah di wajahnya yang putih dan bersih itu.

"Shobahunnur shodiqi....!" balas Elif dengan cepat.

Lima detik kemudian hanphone Elif berdering kembali, dengan cepat Elif mengangkatnya sambil sedikit menguap.

"kok di telpon sih? " ucap Elif dengan suara sedikit serak dengan berbahasa Arab, bahasa yang di mengerti Pria di seberang telpon sana.

"kenapa ... ?apakah tidak suka saya telpon sekarang ?" ujar suara seorang pria dari handphonenya.

" eh bukan gitu , aku kan baru bangun, suaraku jadi gak bagus " ucap Elif sambil cengar cengir sendiri.

" Hahahaa... suaramu selalu indah di telingaku Elif " canda pria itu

" Iiiiihhhh... sudahlah bercandanya, ini masih terlalu pagi, gombal tau! "

" Hahahaa oke oke sorry... baik lah sekarang cepat mandi setelah itu aku ingin melihat wajahmu, kita video call karena aku tahu kalau vidio call sekarang kamu enggak kira mau " kata pria itu sambil tertawa

" oke aku ke kamar mandi dulu " ucap Elif lalu mematikan sambungan telponnya.

Setelah Elif mematikan handphonenya dia segera berlari ke arah kamar mandi sambil tersenyum ceria, sudah satu minggu Elif tinggal di rumah sahabatnya Ruqia di Baghdad Irak ,dengan usaha pamannya yang ada di Mesir untuk meyakinkan mama dan papa Elif akhirnya Elif bisa di beri izin oleh kedua orang tuanya untuk berangkat ke Irak dalam rangka penelitian untuk skrip novelnya sekaligus untuk berlibur dan bertemu dengan teman temannya yang berada di Negara tersebut. hehehe

Elif anak pertama dari tiga bersaudara Elif kuliah di salah satu Universitas Jakarta jurusan Sastra Bahasa Inggris dia bercita-cita ingin menjadi seorang Penulis novel terkenal dan dia juga sangat menyukai belajar bahasa Asing, dua tahun Elif ikut kursus privat bahasa Arab dan bahasa Inggris dengan kemampuan bahasa yang di milikinya akhirnya Elif berkenalan dengan seorang pemuda Tentara dari Irak dan beberapa teman lainnya yang ada di negara itu, karena itulah dia bertekad untuk mengunjungi negara tersebut demi untuk bertemu dengan teman temannya sekaligus untuk penelitian skrip novelnya.

Di waktu yang berbeda, Satu minggu sebelum keberangkatan Elif ke negara Irak.

Di ruang keluarga terlihat Elif duduk di tengah tengah mama dan papanya ia merengek dan mencoba merayu kedua orang tuanya, ia bergelayut manja di lengan mamanya.

" mama tidak setuju jika kamu pergi sendiri ke negara Irak Elif " ujar mama Elif sambil menghela nafas berat dan sedih sambil menatap wajah putrinya.

" mama dan papa tidak perlu khawatir Elif punya teman disana , Elif akan baik baik saja ma " Elif meraih kedua tangan mamanya sambil menciumnya.

" Tapi kami sangat khawatir sayang, negara Irak terlalu jauh buat kamu, dan kamu juga pergi sendiri ke sana " kata mama Elif lembut

" Ma Elif tidak sendiri ada Ruqiah dan keluarganya di sana mereka sangat baik " kata Elif meyakinkan mamanya.

" bagaimana kamu akan tahu jika teman mu itu orang yang baik Elif lagi pula kamu tidak pernah bertemu dengan mereka, kalian hanya berkenalan lewat media sosial saja "

" iya Elif tahu ma mereka sangat baik karena kami sudah kenal sejak dua tahun yang lalu, Ruqiah dan keluarganya orang yang sangat baik kok lagi pula ada keluarga teman paman Edi di sana " ucap Elif terus bergelayut manja di pangkuan mamanya.

" tapi tetap saja mama dan papa takut dan sangat khawatir kepada mu Elif " timpal papa Elif yang sejak tadi diam saja melihat anak dan istrinya.

" ayoolah Pa, senggaknya papa juga harus ngebujuk mama, bukan menghalangi Elif juga " Elif sedikit sewot dan cemberut saat papanya tidak mendukungnya.

"sayang jangan gitu mama dan papa sangat khawatir , lagian mama tidak yakin dan sangat khawatir kepada mu, di mana kamu akan tinggal, dan dengan siapa kamu akan tinggal, dan siapa juga yang akan mencuci pakaian mu, mama tahu kamu itu anak mama yang sangat manja dan tidak bisa mengerjakan keperluanmu sendiri " dengan wajah khawatir mama Elif memandang wajah putrinya dengan perasaan campur aduk.

Dengan senyum geli Elif mencium pipi mamanya, ia merasa senang dengan kasih sayang kedua orang tuanya.

" Elif sudah dewasa ma, Elif bisa jaga diri Elif sendiri , lagian Elif akan tinggal di rumah teman Elif yang perempuan kok , dia baik dan Elif kenal betul dengan seluruh keluarganya jadi mama sama papa jangan kewatir, Elif juga bisa belajar mandiri "

" tapi Elif- " Elif langsung memotong pembicaraan mamanya

" Ma... mama ingat Ruqia? , dia sahabat Elif, Elif akan tinggal bersamanya dan juga bersama seluruh keluarganya, mereka semua orang yang sangat baik, mama tidak perlu khawatir ya"

Dengan perasaan berat akhirnya kedua orang tua Elif mengizinkan putrinya untuk pergi, mama dan papa Elif sangat kenal betul dengan sifat putrinya yang keras kepala jika sudah mempunyai keinginan.

dengan terpaksa mereka mengizinkan anaknya untuk berangkat ke salah satu negara arab yang penuh dengan konflik itu.

次の章へ