Kenapa aku merasa Jeha sedikit berlebihan ya ?. gumam Nana.
Setelah selesai bergumam Nana langsung melanjutkan langkahnya menuju ruangannya, sedangkan Lion memutar balik mobilnya dan mencoba mengejar mobil Jeha.
Seingat Lion terakhir kali bertemu Jeha adalah tiga tahun lalu sebelum dia berangkat wajib mileternya, berhubung Lion lebih dulu wajib militernya jadinya dia tidak bertemu dengan Jeha dalam waktu yang lama, sekarang pertemuan mereka tepat di waktu yang kurang menguntungkan.
Lion berfikir kenapa dia di pertemukan lagi sama Jeha dan tampaknya pertempuran antara mereka akan terulang kembali hanya karena satu orang yang membuat Lion bingung dengan perasaan dan fikirannya.
Sudah setengah Jalan, mobil Jeha tepat berada di depan Lion, tiba-tiba saja Lion ngrem mendadak dan berhenti di pinggir jalan.
'Tunggu dulu!, kenapa aku marah sama Jeha? apa aku sudah gila? jika aku mengejarnya terus aku harus bilang apa? aku yakin ini karena gadis ular itu pelayanku? aku hanya tidak ingin pelayanku tidak fokus kerja jika dia sibuk bermesraan'. Batin Lion.
Merasa apa yang dia lakukan sia-sia segera dia memutar balik mobilnya dan kembali ke kantor.
»Kantor KI Grup«
Di dalam ruanganya, Lion keranjingan karena tidak fokus bekerja, dia terbayang senyum merekah Nana ketika bersama Jeha.
'Ah sial, kenapa aku teringat mereka terus? apakah aku mulai gak waras ? sadarlah Lion kalau gadis ular itu tidak pantas kamu fikirkan'. Batin Lion.
Bukanya berhasil melupakan malah bayangan Nana dan Jeha terlihat jelas di mana-mana.
"Ya ampun ada apa denganku sebenarnya, keadaan ini membuat hatiku tidak tenang." ucap Lion.
Lion merasa frustasi karena tidak menemukan jawaban dari pertanyaanya. Segera dia mengambil anggur pavoritnya, setelah minum beberapa gelas Lion tiba-tiba teringat Ho Ryeon salah satu teman baiknya yang dia pikir ahli soal hati dan wanita, segera dia membuat panggilan untuk Ryeon.
Ryeon adalah teman SMA Lion yang sangat mengenalnya bahkan yang paling bisa mengatasi sikap arogan Lion, hanya saja dia terkenal Playboy di sekolah dan itu membuat Lion suka kesal dengannya.
Terlebih ketika dia sering membawa banyak teman perempuannya, secara Lion tidak suka di sentuh oleh perempuan, selain itu dia di kenal dengan lelaki yang gila kerja dan ambisius.
tut... tut... tut....
Setelah suaru tut yang cukup lama, akhirnya dari seberang telpon terdengar suara seksi seorang lelaki.
"Hallo tuan singa, tumben kamu telpon ada gerangan apakah? "
"Panggil aku Lion, aku bunuh kamu jika memanggilku dengan sebutan itu lagi"
"Wao wao, slow my friend..! sekarang bicaralah apa yang kamu mau? "
Lion terdiam sejenak, dia mulai bingung mau mulai dari mana, seorang Lion yang di kenal cerdas mendadak jadi bodoh hanya karena sebuah rasa, dia juga tau kalau temannya itu pasti menggodanya habis-habis jika dia jujur.
"Ooooeee , tuan Lion yang terhormat, kenapa kamu diam? jangan bilang kamu mulai pikun ?"
"Diam kamu, aku ingin kamu menjawab satu pertanyaanku, jika kamu benar aku akan memberikanmu mobil mewah keluaran terbaru"
"Sungguh? kalau begitu silahkan bertanya tuan kaya raya !"
Tentu saja Lee Ho Ryeon sangat antusias mendegar mobil baru secara dia salah satu artis penggila mobil mewah.
Tidak mengherankan karena Ryeon selain menjadi salah satu artis Korea selatan yang terkenal dia juga termasuk salah satu pewaris kaya di Korea.
Namun Ryeon harus rela pakum dari dunia hiburan demi memenuhi permintaan ayahnya untuk tinggal di London mengurus bisnis mereka, sebab Lee Joon sebagai anak bungsu sudah memilih menekuni perusahaan mereka yang ada di Korea yaitu Star Magazine.
Karena satu masalah internal Lee Joon harus berpura-pura menjadi staf untuk menyelediki sesuatu yang mengganjal di perusahaan itu.
Dari seberang telpon Lion terdengar menarik nafas, setelah itu membuka suaranya kembali.
"Apa artinya jika ada bos yang merasa marah melihat pelayan wanitanya di goda oleh seorang lelaki? "
Mendengar pertanyaan Lion, Ho Ryeon tertawa dalam hatinya, namun dia berusaha menahannya sebab dia tau betul bagaimana sifat Lion.
"Ya ampun Lion begitu saja kamu tidak tau? aku tau kamu tidak percaya cinta tapi masalah kayak gini itu sudah umum, bagaimana kamu tidak tau kalau kamu itu sedang cemburu namanya"
"Dasar bodoh, aku bilang itu orang bukan aku, bagaimana mungkin Lion bisa cemburu secara Lion digilai banyak perempuan, sudahlah ternyata tidak ada gunanya aku bertanya padamu"
"Aku berbicara benar kok, secara cemburu itu menguras emosi makanya orang bisa begitu marah melihat orang yang disukainya dekat dengan lelaki lain"
"Omong kosong, cemburu menguras emosi hanyalah teori gak penting, aku tidak butuh penjelasanmu lagi"
"Ehhh tunggu ! bagaimana dengan mobilku?, bukankah jawabanku benar? "
Tanpa memperdulikan Ryeon, Lion langsung menutup telponya.
'Cemburu menguras emosi ? itu teori orang bodoh dari mana? apa dia gila mengatakan kalau aku cemburu? kalau aku ketemu dia, aku akan pastikan untuk mencekik lehernya'. Batin Lion sambil meneguk kembali anggurnya.
»Kantor Star Magazine«
Waktu menjelang senja, Nana tampak sibuk berkemas karena itu sudah waktunya jam pulang kantor.
"Cie, tampaknya kamu senang sekali, ada apa? " Goda Yuri yang tiba-tiba sudah ada di dekat Nana. Nana melirik Yuri sambil tersenyum. "Mmm ada deh hee "
Terang saja Yuri merasa kesal dengan jawaban Nana, bagaimanapun juga dia selalu ingin tau tentang Nana hanya untuk memastikan kalau Nana tidak akan terluka lagi.
"Ayo pulang! " kata Nana pada Yuri.
Yuri cemberut, setelah itu dia mengambil tasnya dan mengikuti Yuri untuk keluar dari kantor dan pulang bersama.