Lion mengangguk dan berfikir kalau Nana akan memujinya dan mulai mendekatinya, tapi yang terjadi malah sebaliknya.
Nana menyeringai kearah Lion "Begitu aja sombong, entar kalau ada gempa bangunan nya runtuh juga, ya udah aku malas berdebat sama orang seperti tuan kaya raya yang terhormat, kalau begitu saya pamit dulu".
Nana dengan cepat kabur dari Lion, karena dia khawatir Lion akan kumat dan dia bisa melakukan hal buruk lagi padanya.
Di satu sisi Lion merasa geram mendengar perkataan Nana, padahal dia susah payah membuntuti Nana saat dia melihat Nana bersembunyi di toko itu.
Sial.. gadis ular itu selalu membuat darahku mendidih, awas aja dia besok akan ku buat dia menyesal pernah setuju jadi pelayanku. Lion mengepal tinjunya, dan mengertakan giginya.
Setelah pertemuan itu, Nana langsung membawa motornya kearah kantor yang akan dia tuju dengan bermodalkan google map.
»Kantor One Soft«
Tidak lama kemudian Nana sampai di depan gedung unik yang bangunannya segi empat dan lebih banyak menggunakan kaca bening sehingga orang dari luar bisa melihat para kariyawan yang berlalu lalang di lobi.
Gedung ini bagus banget seperti bangunan yang ada di dalam game. Gumam Nana.
Tulisan One Shof cukup besar di bagian depan gedung, hanya dengan melihat itu orang sudah tau kalau itu memang kantor perusahaan game terbesar di Korea selatan, dengan semangat Nana memarkir motornya dan segera berjalan masuk ke kantor itu.
"Permisi pak satpam" ucap Nana setelah berdiri tepat di depan pintu masuk.
Satpam itu langsung menengok kerarah Nana. "Ya, ada yang bisa saya bantu? "
"Saya mau ketemu bos perusahaan ini apakah dia ada di ruangannya?" jawab Nana.
"Apakah mbak sudah ada janji? " tanya satpam itu dengan sopan.
Kali ini Nana berani berbohong karena dia tidak ingin kejadian waktu di kantor Lion terulang lagi, langsung saja Nana mengangguk "Iya saya sudah ada janji"
Satpam itu langsung membukakan Nana pintu dan menunjukkan jalan pada Nana, tapi Nana lagi-lagi tidak bisa masuk ke ruangan yang khusus untuk kariyawan dan bosnya itu, secara dia bukan kariyawan perusahaan itu, terpaksa dia hanya bisa menunggu.
'Keren, keamanan di kantor ini sangat ketat, jadi tidak sembarang orang bisa masuk'. Gumam Nana.
"Hae..pak satpam" sapa Nana pada satpam kedua yang dia temui.
"Ada yang bisa saya bantu? " tanya satpam itu.
"Begini pak, saya sudah janji sama Ceo perusahaan ini untuk bertemu di ruangannya tapi saya tidak bisa masuk, apakah pak satpam mau membantu saya masuk? " tanya Nana.
"Pak satpam siapa gadis ini, dan untuk apa dia mau ketemu Ceo?" tiba-tiba seorang perempuan cantik, seksi dan modis muncul di belakang Nana, mendengar suara itu Nana dan satpam langsung berbalik melihatnya.
"Selamat siang Nona Yun Hee, oh ya gadis ini mau ketemu Ceo, tapi dia belum memberitahu apa tujuannya" ucap pak satpam dengan sopan dan penuh hormat.
Mendengar penjelasan satpam, Yun Hee membuka kaca matanya dan menatap tajam kearah Nana.
"Kamu ada urusan apa dengan calon tunangan saya? " tanya Yun Hee.
Nana memperhatikan gadis cantik di depannya itu, dia berfikir kalau gadis ini pecemburu kelas tinggi jadi dia harus benar-benar mengatur kata-katanya dengan baik biar tugasnya bisa lancar.
"Oh, saya di utus oleh perusahaan saya untuk bertemu Ceo perusahaan ini" jelas Nana.
Yun Hee menyilangkan tanganya kemudian melirik penampilan Nana yang terlihat biasa.
"Saya rasa calon tunangan saya tidak ada urusan dengan orang model kamu, jadi sebaiknya kamu urungkan saja niatmu menemuinya!" Yun Hee mulai merendahkan Nana.
Nana menjadi geram dengan tingkah sok berkuasa Yun Hee.
'Baru saja calon sudah begini, bagaimana kalau sudah jadi istri?, alamat akan gagal dah kalau begini'. Batin Nana.
"Maaf nona calon tunangan Ceo, saya kesini untuk urusan pekerjaan jadi saya akan tetap menemui Ceo perusahaan ini" kata Nana.
Mendengar perkataan Nana, Yun Hee melotot geram. "Kamu berani menentang saya? sebaiknya kamu segera meninggalkan kantor ini sebelum saya bertindak kasar"
"Nana ?" suara seorang lelaki tiba-tiba memanggil nama Nana dari arah belakang.
Nana dan Yun Hee langsung berbalik kearah sumber suara begitupun satpam.
"Jeha ?" ucap Nana sambil tersenyum kearah Jeha.
Yun Hee melirik Nana dengan kesal. Dia kenal Jeha?, Batin Yun Hee.
"Kamu kenal gadis udik ini? " tanya Yun Hee.
Jeha menyeringai ke arah Yun Hee tanpa mengatakan apapun, dia malah langsung berdiri di depan Nana seraya berkata, "Kamu ngapain di sini? "
"Oh, aku ingin ketemu Ceo perusahaan ini, tapi tidak bisa" kata Nana dengan cembrut.
"Jeha.. kamu kenapa nyuekin aku demi gadis ini?" kata Yun Hee sambil menunjuk Nana dengan sinis.
Merasa mendengar suara. Jeha melirik ke kiri dan ke kanan sambil berkata pada Nana.
"Apa kamu mendengar suara tadi? "
Nana tersenyum dan mengerti kalau Jeha sedang mengabaikan Yun Hee, langsung saja dia menggelengkan kepalanya mengikuti drama Jeha.
Melihat Nana menggelengkan kepalanya Jeha langsung berkata lagi. "Kalau begitu kita masuk saja ayok, soalnya di sini terasa mengerikan"
Setelah itu Jeha menarik tangan Nana dan bergegas menuju pintu masuk, hanya dengan menepuk tangannya pintu langsung terbuka, Nana terkejut karena dia baru tau kalau pintu itu terbuka hanya dengan bertepuk tangan.
"Wah, kerennnn banget ! " Nana berdecak kagum
"Kamu juga bisa melakukannya" ucap Jeha sambil tersenyum melirik Nana, "Tapi kamu harus sering datang kesini baru bisa he" lanjut Jeha.