webnovel

Syarat

Ekspresi Nana bagitu gelap melihat Lion sehingga udara dingin yang menyengat tidak terasa di tubuh Nana, karena Lion membuatnya ber api-api.

"Kamu memang siluman berhati iblis, kamu tidak bisa membuatku bernafas sedikit melainkan langsung mencekik leherku" kata Nana dengan sinis.

"Waktumu sudah habis, sekarang aku harus pergi" ucap Lion sambil mengenakan jasnya.

Nana benar-benar merasa frustasi. Dengan berat hati Nana langsung berlutut dan menunduk sambil berkata, "Tolong lepaskan perusahaan itu, sebagai gantinya aku siap menjadi pelayanmu".

Mendengar perkataan Nana, Lion tersenyum licik, dia berbalik dan berjongkok tepat di hadapan Nana yang sedang berlutut.

"Apa kamu yakin?" tanya Lion.

Nana mengangguk sambil meneteskan air mata.

"Iya, sekarang tolong cabut perintahmu itu!"

Lion berdiri dan menyilangkan tanganya.

"Itu mudah, tapi kamu harus menyetujui beberapa syarat dariku".

Nana mendongak melihat Lion, dia berfikir tidak cukup kah dia jadi pelayannya? dan sekarang apa lagi?.

"Apa syaratnya? " tanya Nana dengan sinis.

Lion tersenyum licik sambil berkata, "Pertama, selama 3 bulan kamu harus tinggal di rumahku. Kedua, kamu harus mempersiapkan semua keperluanku dan yang terakhir kamu harus memasak dan membereskan rumahku setiap hari"

Nana benar-benar kaget dan tidak bisa dipercaya dengan syarat Lion, bukankah dia sudah punya banyak pelayan?.

"Bukankah kamu punya banyak pelayan? lagi pula aku tidak bisa menyetujui syaratmu itu" jawab Nana

Lion menjepit alisnya. "Weeee ?"

"Yang pertama, aku tidak mau tinggal di rumahmu. Kedua aku ingin tetap bekerja di majalah bintang dan yang terakhir rumahmu begitu luas jika aku lakukan sendiri mungkin itu akan membutuhkan waktu 3 hari untuk selesai" jelas Nana.

Mendengar jawaban Nana, ekspresi Lion brubah, melihat itu Nana mulai resah, dia bisa memprediksi kalau Lion akan murka, segera dia menambahkan lagi.

"Jadi aku punya peraturan, aku akan tetap jadi pelayanmu, menyiapkan keperluanmu, memasak untukmu tanpa harus tinggal di rumahmu"

"Baik, tapi kamu harus tiba di rumahku jam 5 pagi, lewat dari itu kamu akan menanggung akibatnya" ucap Lion.

Mendengar perkataan Lion, Nana merasa lega, dia mengira Lion akan memaksanya dan tidak menyetujui peraturannya, datang jam 5 itu tidak masalah baginya karena Nana biasanya bangun jam 4 pagi.

Sebelum pergi Lion membuat panggilan untuk Hyun Ae.

"Kembalikan kepemilikan majalah bintang"

"Baik bos"

Mendengar Lion memberikan perintah seperti itu Nana langsung bernafas lega, Setelah itu dia merasa menggigil karena kedinginan.

Sedangkan Lion segera keluar dari ruangannya tampa memperdulikan Nana yang kedinginan.

'Benar-benar lelaki yang tidak memiliki hati'. Batin Nana sambil menatap sinis kearah Lion, setelah itu dia pergi meninggalkan kantor Lion.

»Kantor Star Magazine«

Beberapa saat kemudian Nana kembali ke kantor menggunkan pakaian nya yang basah kuyup.

Melihat Nana kedinginan Yuri merasa patah hati. "Ohh..my Nana kamu habis ngapain? "

Ketika melihat Nana datang dari balik jendela ruangannya, Lee Joon keluar dari ruangannya dan menyambut kedatangan Nana meskipun dia merasa kasian tapi dia harus tampil semaksimal mungkin agar dramanya tidak diketahui.

"Nana terimakasih sudah melakukannya, kamu penyelamat kami" ucap Joon.

Mendengar perkataan Lee Joon semua pegawai menatap Nana dengan bingung.

"Apa yang dilakukan Nana ?" bisik para staf yang mendengar perkataan Lee Joon.

"Aku gak tau"

"Lihatlah pakaiannya basah kuyup, apa yang terjadi padanya?"

Nana tersenyum. "Sama-sama bos"

"Nana ayo pulang ganti bajumu biar kamu tidak sakit !" ucap Yuri dengan khawatir.

"Aku baik-baik saja" jawab Nana sembari tersenyum pahit pada Yuri.

"Joon aku akan pulang duluan karena di rumah kami ada acara selain itu aku tidak tega melihat Nana kedinginan" kata Yuri dengan lirih.

Lee Joon mengangguk. Setelah itu Yuri membawa Nana pulang.

Di tengah perjalanan pulang, Yuri tidak bisa menahan rasa penasaranya lagi, dia melirik Nana sambil berkata, "Apa yang dilakukan Lion padamu?" sehingga dia mau mencabut perintahnya?.

"Tolong jangan sebut namanya lagi, karena darahku salalu naik ketika mendengar nama itu" ucap Nana dengan malas.

Yuri menarik nafas. "Tapi dia itu... "

Belum saja Yuri bisa menyelesaikan perkataanya, Nana meliriknya dengan tatapan ngeri.

"Jangan ngomong lagi, sekarang fokus saja nyetir dan tambahlah kecepatanmu, biar kita bisa ke pesta Zera meskipun sedikit telat, aku khawatir dia kecewa kalau kita tidak datang"

Ekspresi Yuri menjadi rumit, dia hanya mengangguk mengikuti perkataan Nana.

»Rumah Keluarga Kim«

"Aaa... dia datang" suara teriakkan salah seoarang tamu yang baru telat datang membuyarkan suasana pesta.

Mendengar suara teriakan itu, semua orangpun langsung berlari keluar.

Sepasang kaki panjang keluar dari mobil mewah, dia berdiri dengan aura yang luar biasa, semua mata langsung tertuju padanya, untungnya hujan tidak turun di komplek perumahan keluarga Kim.

"Ohhh...itu dia... "

"Iya.. itu kakaknya Zera.. akhirnya dia datang juga.. oh penantianku tidak sia-sia"

"Hei.. apa aku sudah cantik? "

"Ibu guru sangat cantik".

Di tengah kerumunan para gadis, dia berjalan seperti seorang raja, membuat hati para gadis itu meleleh seketika, dia berhenti tepat di depan gadis manis yang nampak cembrut karena dia datang di penghujung pesta.

"Kelinci kecilku", sapanya sambil memeluk Zera dengan penuh kehangatan.

"Kamu telat kak" kata Zera sambil cemberut.

"Maaf, ada sedikit urusan di kantor" ucap lelaki itu sambil mencium kening Zera.

次の章へ