webnovel

Link 10 - Moonlight Eddga

Safe Zone

[Kota Amatzu]

6 Maret 2024

Pukul 23.45

Kota Amatzu penuh dengan para petualang, baik pemain solo maupun pemain yang berada dalam guild. Hanya tinggal beberapa menit lagi menunggu waktu penyerangan itu dimulai. Penyerangan besar-besaran ini dilakukan tanpa antarian guild. Karena penyerangan ini adalah yang pertama kalinya. Mengingat bahwa system tidak terlalu berpengaruh dalam game tersebut. Maka, semua pemain harus memiliki skill tersendiri, sepertihalnya dengan Hiro.

(Huft, kenapa ini. Sepertinya akan ada sesuatu yang dashyat terjadi. Aku harus bersiap-siap) Gumam Hiro dalam benaknya.

"Hiro-kun, apa yang sedang kau khawatirkan?" ujar Adachi yang duduk di sampingnya.

"Entah mengapa perasaanku tidak enak, sepertinya akan ada sesutu yang dashyat terjadi."

"Nee Onii-chan, aku ingin party kita mendapatkan catatan dalam penaklukan world boss." pinta Yuuki.

"kalau begitu, kita harus lebih serius dalam melakukan. Kita juga belum mengetahui kekuatan world boss, jadi berhati-hatilah."

Mereka bertiga tengah bersinggah di salah satu restaurant di kota Amatzu. Rencannya mereka akan membuat beberapa strategi untuk dapat mengalahkan wolrd boss. Walaupun memang, sekitar 2000 player beta tester akan masuk dan mengalahkanya world boss. Hal itu akan sangat mudah untuk membuka pintu menuju negeri selanjutnya.

Jumlah seluruh pemain Myth of Ragnarok sekitar 1,2 miliar pemain. Hal itu tidak memungkinkan semua pemain menyerang world boss. Saat ini hanya para beta terster sajalah yang mendapat akses untuk mengalahkannya.

"Kau tahu Onii-chan, jumlah beta tester mencapai 1 juta pemain. Dan kau pasti mengetahui bahwa Ten of Chivalry juga akan turun tangan demi mendapatkan sebuah senjata(God Arc) dan juga julukan God Slayer."

"Iya, aku tentu mengetahui hal itu, namun untuk sekarang aku saja belum mengetahui tempatku di Ten of Chivalry. Sekarang aku masih memikirkan apa arti sang Irreguler oleh Akait dan juga belum tentu 1 juta pemain akan mengalahkan world boss, mungkin hanya beberapa saja yang ikut dalam penaklukan itu" ujar Hiro sembari meneguk segelas jus jeruk.

Hiro mencoba mencari jawaban dari arti kata itu, sang Irreguler.

"Hiro-kun mungkin ini ada kaitanya dengan Divine Skill yang Akait miliki" ucap Adachi memecah suasana mereka.

"Iya juga, dia memiliki Divine Skill yang sangat bahaya. Kenapa aku tidak terpikirkan hal ini! Akait adalah sang nomor satu dan Skill yang dia dapat adalah God Eye's. Aku pernah membaca beberapa bagian tentang God Eye's di buku panduan pada bagian akhir. Skill itu dapat memberikan sebuah informasi dari semua bentuk. Baik materi autaupun yang lainnya. Tapi ada kelemahan dari skill itu"

Mereka semua merasakan betapa kuatnya pemain dengan IGN(in-game name) Akait. Mereka berpikir bagaimana jadinya nanti dalam pertarungan melawan world boss. tentunya pertarungan itu akan sangat dahsyat.

(Aku akan mengetahui kebenaran dan posisiku saat pertempuran nanti. Tentang arti Irreguler dan juga sosok perempuan yang itu) gumam Hiro dengan dengan kedua tangan menyanggah dagunya.

Setelah itu, mereka pergi mencari rekan untuk berparty melawan world boss. mereka pergi ke guild hall, yaitu sebuah tempat dimana para guild berada. Biasanya guild hall digunakan untuk rapat umum guild master yang akan menjalankan misi.

Tidak seperti sebuah rumah, guild hall di negeri Midgard ini dapat digunakan oleh semua guild master tanpa harus membeli bangunan itu. para NPC yang menjaga guild hall tidak meminta sepersen pun untuk bayaran.

Berbeda dengan markas Guild, jika seorang Guild Master ingin membangun markas, maka dia harus membeli sebuah gedung. Tapi, karena ini adalah server pertama dalam Myth of Ragnarok, maka masih tidak ada pembaruan tentang markas guild yang dapat di bangun di negeri Midgard ini.

Semakin malam semakin banyak pula para pemain yang berdatangan, entah untuk menjalankan misi ataupun sekedar berwisata. Terlihat di sebuah Market Place, ada dua orang pemain tengah beradu mulut. Dari kejauhan Hiro melihat sekilas mirip dengan sosok yang dia kenal. Lantas Hiro langsung menghampirinya.

"Sudah kuduga, hei senpai. Apa yang sedang terjadi?" ucap Hiro dari arah samping.

"Owh, Hiro-kun. Kau tahu sendiri. Ini adalah rival abadiku. Tak heran jika aku tengah beradu mulut seperi ini denganya." jelas Reinhart.

"Nee Hiro-kun sepertinya kau terkenal diantara perempuan?" ucap Stella saat melihat dua orang pemain berada di sisi Hiro.

Hiro yang mendengar itu langsung terkejut dan tertawa.

"tidak-tidak, ini adalah adik dan temanku"

Lalu Yuuki berbuat sesuatu yang aneh lagi. Dia mulai berjalan membelakangi Hiro sambil merentangkan tanganya seolah melindungi sesuatu.

"Aku tidak akan memberikan Hiroku kepadamu dasar alas setrika!" ucap Yuuki dengan nada yang sedikit menggertak.

Stella yang mendengar hal itu, terkejut dan gerutan muncul di dahinya. Seperti gunung yang akan meletus, emosi Stella tak terbendung.

"Apa yang kau katakan haah!!" ujarnya.

Reinhart mencoba mengendalikan suasana dan mencegah Stella agar tidak menjadi keributan. Tiba-tiba pukulan mendarat di kepala Yuuki.

"Adduuh!!!! Mew mew mew" entah apa yang Yuuki katakan.

"Maaf Stella-san, adiku dari kecil memang memiliki sifat seperti ini" jelas Hiro kepadanya.

Setelah kejadia itu, mereka berlima pergi ke suatu tempat. Biasanya dalam game MMORPG tempat itu disebut Bar. Sebuah tempat mirip kafe pada saat ini, namun dengan gaya klasik. Disana mereka berkumpul untuk membahas pertarungan nanti.

Mereka berlima berjalan menuju tempat itu, tidak jauh dari letak tempat mereka semula. Hari sudah mulai larut, Waktu pun mulai bergerak menunjukkan pukul dua belas, namun masih ada beberpa menit lagi yang tersisah.

Sebelum mereka sempat masuk ke dalam Bar tersebut, dua orang pemain keluar dengan membawa busur panjang dan juga pedang di punggungya.

"Araka! Benar Araka kan? Wah sudah lama tak bertemu, kau telah berupa total dari sebelumnya. Lantas siapa sosok yang berada di sampingmu itu?" ujar Hiro penasaran.

"Perkenalkan, ini adalah Cerelia, yang dulu pernah aku ceritakan kepadamu, kau ingat?"

"Owh, yah aku ingat. Senang bertemu denganmu. Kebetulan sekali dapat bertemu denganmu disini Araka, mungkin sudah saatnya" ujar Hiro yang memberikan gesture tubuh.

"Hyaa...kau paham kan" gestur yang Hiro tunjukan adalah gerakan bela diri seperti halnya Karate.

Paham dengan apa yang dimaksud Hiro, semua berjabat tangan dan berkenalan satu sama lain sembari berjalan ke arah dimana world boss itu berada. Hiro membatalkan rencananya untuk membahas strategi pertempuran di Bar. Karena ada tambahan Hikawa dan juga Cerelia, dia rasa itu cukup untuk  berparty.

Pukul 00.00

East Wested Land

[Kota Amatzu]

Dari kejauhan banyak guild yang berjejer dan juga beberpa beta terster yang berparty dengan anggotanya. Nampak sebuah pintu besar berwarna emas dengan dua buah patung kesatria membawa pedang dua tangan menyilangkan pedanganya di pintu itu.

Beberapa guild master berjalan kedepan mendekati dua patung itu. suasana nampak hening seketika, namun hal itu sudah pernah Hiro rasakan, yaitu pada waktu perebutan gelar Ten of Chivalry saat pembukaan game Myth of Ragnarok. Kemudian Hiro dan rekan-rekannya berjalan menuju pintu tersebut.

Para Guild Master itu berbaik dan menyampaikan beberpa kata semangat untuk pertarungan pertama ini. Sudah jelas, sebagai Guild Master harus mempunyai jiwa kepemimpinan yang tinggi. Agar anggotanya pun juga bersemangat dalam menjalankan sebuah misi.

Tinggal hitungan mundur dari angka 10 sampai 0.

10

9

8

7

Semua pemain telah bersiap-siap dengan senjata dan peralatan seadanya guna memasuki pintu yang sedikit demi sedikit itu terbuka lebar.

6

5

4

Namun hal itu tidak berlaku untuk Hiro. Dia meminta agar anggotanya tidak mengikuti para guild. Karena Hiro jelas paham, dia masih belum mengetahui apa-apa tentang area yang di gunakan, informasi tentang boss maupun  elementnya tidak tercantum dalam buku panduan bermain. Semua itu adalah rahasia Game Master yang ingin membuat para pemainnya terkejut.

3

2

1

Hitungan terakhir telah berlalu, mereka semua berlari menuju pintu itu. Ada juga seseorag yang sepemikiran dengan Hiro, dari kejauhan sosok pemain itu dengan santainya berjalan memasuki pintu itu dan seketika pemain itu menghilang entah kemana.

(Siapa sosok itu, apakah dia salah satu dari Ten of Chivalry, apakah dia Akait sang nomor 1, belum tentu juga, aku fikir hanya aku yang menyadari hal yang akan terjadi. Tapi, atau mungkin itu memang Akait? aku harus waspada). Lalu pikiran Hiro mengarah ke sesuatu yang ada di depannya. Sekarang dia fokus untuk menghadiri pertempuran itu.

"Hiro-kun, ayo berangkat" ujar Reinhart yang telah berjalan terlebih dulu di depannya.

"Yosh, ayo kita selesaikan ini" seru Hiro kepada semuanya.

Mereka semua pergi menuju area world boss itu berada. Setelah semua pemain memasuki area, pintu besar tadi menutu secara perlahan. Hal itu tidak membuat para pemain takut. Karena mereka pasti sudah tahu apa yang akan terjadi. Mereka semua fokus menuju seekor monster besar yang berada di depan.

Area world boss pertama ini memiliki cangkupan yang besar. Sekitar dua ribu pemain tidak membuat area itu penuh. Bahkan itu masih satu pertiga dari luas area seutuhuhnya.

Tiba-tiba auman keras mengglegar keseluruh sudut area itu. jika dilihat-lihat area itu mirip seperti arena gladiator namun tidak memiliki tempat duduk penonton. Disudut dinding tanah itu, nampak terowongan agak besar.

(Sudah ku tebak, pasti akan seperti ini) semuanya hening tanpa ada suara sedikitpun. Lalu seorang pemain dengan pakaian berwarna merah menggunakan dua buah pedang besar di punggungnya, berjalan mendekati World Boss.

"Semuanya, dengarkan aku. Perkenalkan aku adalah Akait sang nomor satu, kalian pasti mengetahuinyakan. Biar kujelaskan untuk kalian.  Moonlight Eddga, nama dari monster ini. Mempunyai element kegelapan, monster ini dengan mudah menyerang para fighter. Dan juga, dia memiliki satu skill AOE yang sangat dashyat. Kupikir hanya itu saja yang harusku beritahu kalian semua" ujar Akait dengan nada sombong.

"Hey, apakah kau game master? Kenapa kau bisa mengetahui identitas dari World Boss?" ucap salah satu dari pemimpin guild Hollow Fragment.

"Aku adalah sang nomor satu, kalian semua tak usah iri dengan kehebatanku ini. Apa kalian tidak membacanya. God Eye's, itulah kekuatan yang diberikan Game Master kepadaku" ujarnya lalu berjalan ke arah Moonlight Edda.

Moonlihgt Eddga

HP 95680/95680

Lv. 100

Element. Dark

(Kenapa hanya akait saja yang yang muncul, kemungkinan semua Ten of Chivalry akan muncul demi mendapatkan God Arc sebagai item drop dari Moonlight Eddga) Hiro masih menyusun strategi pertarungan di sudut area bersama tim satu partynya.

"Hiro-kun,kapan kita akan mulai menyerang? Kita akan ketinggalan" ujar Reinhart.

"Tidak, kita masih belum mengetahui cara bertarung monster itu, lagipula aku juga penasaran dengan para ten of chivalry, seharusnya meraka semua telah memunculkan sosok dirinya masing-masing"

Mereka semua teridiam dan mengamati pergerakan Moonlight Eddga dari jarak jauh. Seketika Hiro terkejut saat para penyerang garis depan terpental ke arah belakang. Terlihat HP bar berkurang secara drastic.

(Sudah ku duga, pasti basic attacknya mencapai ratusan bakan lebih . Dengan begini aku tinggal menganalisa cara bertarungnya dan juga berbagai skill yang dia miliki) gumam Hiro dalam benaknya.

"Baiklah semuanya, aku sudah mengambil kesimpulan. Kita kan berpencar, jangan lupa aktifkan voice massage kalian dan ikuti intruksiku"

Kemudian, mereka semua berpencar ke segala penjuru area itu. terlihat pertarungan sengit nampak jelas. Kekuatan World Boss dapat dibilang terlalu over power. Tapi hal itu tidak berlaku untuk para Ten of Chivary. Mereka semua paham dengan peraturan permainan ini, bahwa system tidak terlalu berpengaruh, semua bergantung bagaimana pemain dapat beradaptasi dengan permainan tersebut.

"Semuanya, kalian mendengarku?" ucap Hiro sembari berlari ke sisi kiri World Boss.

"Oke, siap" ucap semuanya secara bergantian.

Dari sisi kiri, Hiro melihat sesosok pemain yang masih berjalan-jalan santai di depan World Boss sembari menyerangnya. orang itu tidak terpengaruh dengan sengitnya pertempuran. Terlihat di belakang World Boss terdapat sebuah pintu besar. Hiro berpikir bahwa pintu itu adalah jelan selanjutnya menuju Negeri kedua.

"Kalian semua bertahan sembari mencari para Ten of Chivalry berada. Firasatku tidak enak. Cobalah bertahan sebaik mungkin" ujar Hiro.

Di barisan depan, para petarung jarak dengan dengan semangat , mencabik-cabik tubuh Moonlight Eddga yang berbentuk seperti Minotaur, namun lebih besar dan juga memiliki 2 buah senjata berupa pisau melengkung bagai sabit.

[Fire Ball][Wind Strike][Mana Blast][Eart Wall]

Gelombang serang yang pertama di mulai. Para penyihir yang berada di garis belakang mulai menyerang dengan kekuatan penuh.

Setelah efek dari serangan itu barulah para pemain baris depan menyerang. Mereka menggunakan berbagai serangan dan juga beberapa skill yang mereka miliki.

Moonlight Eddga bangkit dari gelombang pertama, kemudian menyerang dengan menggunkan sebuah skill yang dimilikinya. Monster itu terdiam sejenak sembari menahan seranga  yang dilancarkan.

"Hoi semuanya, coba kalian memasuki masuk kedalam terowongan. Kurasa monster itu akan mengerluarkan sebuah skill yang kuat. Dilihat dari caranya mengisi energy dan juga level yang dimilikinya" ujar Hiro yang kemudian berlari menuju terowongan di sebelahnya.

Nampak beberapa pemain berlari menjauhi World Boss. Kemudian, dilancarkanya gelombang serang kedua.

[Impact Drive][Piercing Needle][Flame Clarity]

Gelombang serang kedua ini dilakukan oleh para pemain jarak menengah atau Midliner.

Aura hitam mengitari Moonlight Eddga. Terlihat beberapa pemain yang berlari menuju terowongan. Hal ini seperti dugaan Hiro, Moonlight Eddga akan menyerang dengan serangan AoE yang dimilikinya.

(Ini seperti dengan yang aku bayangkan. Setelah ini adalah serangan AoE dari Moonlight Eddga) gumam Hiro dalam benaknya.

"Semuanya, persiapkan sihir pertahanan, sihir penguat diri dan juga sihir pemulih" ucap salah satu Guild Master.

Sosok pemain itu kini berada di tengah, tepat pada jangkauan serang oleh World Boss. Terlihat dia adalah seorang Knight dengan pedang besar dan juga tameng yang berada di tangan kirinya.

"Oke Sudah saatnya!" ucap sosok pemain itu.

Kemudian munculah beberapa bola energi besar menghujani semua pemain. Baik topliner, midliner, maupun offliner. Seketika itu, sosok Guild Master yang berada di tengah berteriak keras.

"Wall of Heaven, active!" teriakan keras itu terdengar keras sekali.

Kemudian, munculah sebuah perisai transparan membendung bola energi itu. Hal itu menimbulkan sebuah cahaya yang menyilaukan yang sulit dilihat. Cahaya itu berlangsung selama beberapa detik saja kemudian terjadi keretakan pada perisai transparan itu.

Beberapa bola energi yang masih tersisah, menghempas para pemain semua pemain di berbagai garis serang. Banyak dari pemain itu yang telah mati menuju Kathderal. Serangan yang dilancarkan World Boss sangat kritikal, hal itu membuat penyusutan dalam jumlah pemain. Namun masih banyak juga para pemain yang bertahan menggunakan berbagai skill pertahanan yang diberikan oleh para penyihir garis balakang.

Sosok pemain yang mengeluarkan sebuah tembok transparan sudah dipastikan adalah pemain peringkat 2 dengan ID Seigfried yang memiliki Infinity Defend. Terlihat dia nampak kelelahan dan juga HP barnya yang merah.

"Sial, serangan macam apa itu tadi?" ucap Hiro.

"Apa yang selanjutnya kita lakukan Oni-chan?" ujar Yuuki di salah satu terowongan.

"Cooldown dari AoE itu pasti sangat lama, melihat bahwa HP bar dari Moonlight tinggal 6 baris, pasti monster itu akan mengeluarkanya lagi pada saat HP bar berkurang ke angka 3 maupaun 2. Sekarang saatnya kita serang monster itu" seru Hiro dalam member perintahnya.

Para penyihir yang tersisa menyiapkan skill penyembuahn untuk semua pemain. Akibat dari penyusutan itu, jumlah pemain yang tersisah adalah 400 orang pemain yang terbagi di beberapa area.

(Masih ada sekitar 400 orang pemain, kini mereka tidak akan tinggal diam. Sudah kupastikan Guild Master itu adalah Siegfried. Lalu, dimana Akait. Dari tadi aku tidak melihatnya)

Hiro berlalri ke sisi kiri monster itu seraya menyerangan dengan beberpa skill yang dia miliki.

[Reality][Dark Flame]>> Active

Dia mengarahkan semua bayangannya ke beberapa sudut pertempuran. Dan juga dengan penambahan skill Dark Flame membuat bayangan itu memiliki damage dari basic attack yang tidak terlau kecil.

"Hei Hiro-kun, akan ku coba aku sudah paham dengan pemikiranmu, akan ku coba Divine Ability ku. Lihatlah ini"

Reinhart berlari dan mengeluarkan sebuah asap. Setelah beberapa detik asap itu menghilang bersama dengan dirinya. Tidak lama kemudian dia muncul kembali di depan Moonlight Eddga lalu menghilang lagi bagaikan ninja.

Beberapa pemain yang melihat sosok Reinhart terkejut dengan skill yang dimiliknya. Hal itu membuat pertahannya melemah, sehingga beberapa pemain terkena serangan acak dari Moonlight Eddga. Setelah beberapa waktu, Reinhart berhenti di garis belakang.

"Hiro-kun, aku melihat seorang pemain dengan dua buah pedang besar di punggunya tengah duduk di atas pintu yang menuju ke negeri selanjutnya" ujar Reinhart.

"Huft sialan. Dia adalah Akait dengan Divine Abilitynya God Eye's. sepertinya dia mempermainkan kita dan dia akan menyerang setelah para pemain kehabisan tenaga dan mati"

Reinhart kembali melihat keadaan sekitar. Di sisi lain, Hikawa dan Stella tengah serius melawan monster itu. sedangkan Cerelia, Yuuki dan Adachi berada di garis depan berasama dengan sosok pemain yang bernama Siegfried, Guild Master dari Hollow Fragment.

Terlihat HP bar dari Moonlight Eddga menurun secara perlahan menuju ke angka 3, namun masih memiliki beberapa bagian sebelum habis.

(Huft, mungkin sudah sekitar 50 menit lebih. Namun World juga masih belum dapat dikalahkakan. Aku harus melakukan sesuatu. Terlebih lagi, apa yang sedang Akait rencanakan. Jika dia menunggu HP bar dari Moonlight Eddga menjadi merah dan mengalahkanya itu terlalu klise. Aku rasa dia melihat lebih jauh dan luas lagi. Mengingat bahwa dia memiliki God Eyes's. Lagi pula aku juga masih ragu untuk mengeluarkan tehnik bela diri yang turun temurun di keluargaku. Aku juga penasaran apakah sosok perempuan misterius itu ada dalam pertarungan ini?) Hiro masih mengumpulkan beberapa analisis dari pertempuran itu. namun terlebih lagi, dia masih terfokus dengan rencana Akait yang dia rasa akan membuat semua pemain terkejut.

Keep Support me yaw,, jangan lupa tinggalkan jejak kalian berupa kritik maupun saran. Dan rate dari kalian membantu kemajuan Project Novel ini. Nantikan cerita selanjutnya..

See you again minna-san ??

Kikkawa_Hirocreators' thoughts
次の章へ