webnovel

Istri Nakal

"Kakak tahu aku di rumah?" Bila benar-benar tegang.

"Kenapa, kamu bener-bener niat menghindari ku?".

"Kak maaf, aku males aja ketemu kakak".

"Dasar istri nakal, ternyata kamu memang ga pernah puas ya sama hukuman dari ku?" Edwin mengancam bila tanpa melepaskan dekapannya.

Edwin tak menyia-nyiakan kesempatan lagi, ia segera menghukum istrinya yang bandel dengan tanpa ampun membuat Bila tak bisa menolak keinginan Edwin.

Setelah cukup lama pergulatan cinta antara sepasang suami istri itu ahirnya selesai juga, kelelahan benar-benar menggerogoti tubuh Bila, ketika Edwin menyalakan lapu kamar ia melihat istri nakalnya itu benar-benar tak berdaya.

"Gimana, masih mau menguji kesabaranku?".

"Ampun kak maaf" jawab Bila tanpa ekspresi.

"Tujuan kamu apa sih, pake ngumpet-ngumpet segala".

"He....biar greget gitu lho kak pas kita nikah".

"Dasar, kenapa kamu ga terus terang saja kalau itu yang kamu inginkan, kalau kamu bicara sebelumnya aku pasti menurutimu?".

"Aku ga percaya sama kakak".

"Apa, masih belum kapok kamu" Edwin mengancam Bila.

"Ga... aku ga kapok, kakak mau apa?" balas Bila menantang.

"Dasar kamu" jawab Edwin sambil memeluk Bila, dan merekapun terlelap dalam pelukan orang yang mereka sayangi.

Sejak hari itu Edwin mencoba menahan rindu pada istrinya, walau hanya satu minggu, tetapi bagi Edwin bagaikan tuju tahun.

Hari-hari berat kembali mereka lalui, dan dalam hitungan jam mereka akan segera bertemu kembali.

Hari itu Bila nampak cantik, ia didandani dengan tema pengantin jawa berhijab, kebaya warna putih dengan motif emas, dipadu dengan make up natural.

Bila sedang duduk menatap cermin, disudut matanya tersimpan butir bening permata yang siap untuk jatuh mengingat kenangan dan jalan hingga ia mencapai ke titik dimana ia saat ini.

Ketika ibu masuk ia melihat putri tercintanya seolah sedang berduka, ia segera membuyarkan lamunan Bila.

"Nduk..., kamu kenapa?".

"Bu... mulai hari ini Bila sudah benar-benar jadi istri kak Edwin".

"Sejak tiga bulan lalu ibu sudah mengikhlaskan kamu".

"Ibu.....".

"Sudahlah... dihari yang bahagia ini, kamu jangan bersedih, tersenyumlah anak ibu".

"Terimakasih bu".

"Sambut hari indah kamu dengan bahagia Bil, apa lagi suamimu adalah pria yang kamu cintai dan sangat mrncintai kamu" sahut Fani dari luar.

"Fani".

"Ayo.... kita keluar, aku akan menuntun kamu".

Ketika Bila keluar dari kamarnya, Edwin telah berada di satu tempat dimana mereka akan melangsungkan ijab qobul, suasana ijab qobul kali ini benar-benar hikmad, walau bukan ikrar pertama akan tetapi Edwin masih merasakan grogi.

Apalagi saat itu bidadari surganya terlihat sangat cantik, wanita yang sudah jadi istrinya selama tiga bulan ini benar-benar membuatnya kembali jatuh cinta, Bila benar-benar manglingi ( sangat cantik sampai seakan-akan dia adalah orang lain ) karena Bila memang jarang sekali dandan dengan make up komplit.

Mata Edwin tak mampu melepaskan bayangan Bila, ia terus menatp istrinya sampai Reivan mengejutkannya.

"Win...kaya baru pertama lihat Nisa aja lo, lebay".

"Sialan lo Fan" jawab Edwin kesal.

Beberapa saat kemudian prosesi ijab qobul berlangsung dengan lancar, kini mereka telah sah secara agama atau hukum.

Teman dan keluarga merasa sangat bahagia pada hari itu, bahkan Vita juga datang ke acara itu, dengan tulus ia mendoakan keluarga baru itu".

Sore harinya setelah acara resepsi selesai Bila dan Edwin masih duduk dengan santai di pelaminan.

"Bila kamu cantik banget".

"Emang kapan aku ga cantik menurut kakak" jawab Bila jutek.

"Awas kamu ya".

"Andalan kakak ngancam, ga mempan ke aku tau".

Edwin mengepalkan tangan dan memukul pelan kening Bila, sementara Bila hanya tersenyum jahil.

Sekarang giliran teman-teman Bila mendekati mereka.

"Selamat Bila sayang," ucap ketiga sahabatnya sambil memeluk mempelai wanita.

"Selamat Win" Khafiz menyalami Edwin setelah itu bergiliran suami Khairina dan Monika.

Mereka berfoto bersama sebagai kenang-kenangan setelah itu dilanjutkan bercanda dengan sangat heboh.

"Win... ntar malem lo udah ga ada greget-gregetnya lagi dong, kan udah tiga bulan lalu" celetuk Khafiz.

"Sialan lo, masih lah orang gua udah ga dapet jatah seminggu" jawab Edwin.

"Serius" tanya Monika "Hajar aja ntar malem kak".

"Pasti itu Mon, ga akan gua lepasin kelinci nakal ini nanti".

"Maksut kakak siapa yang mau dihajar?" Bila bertanya dengan galaknya.

"Kamu lah".

"Ntar malem, aku mau tidur sama Zahra, kakak tidur sendiri" jawab Bila judes.

Mereka bercanda hingga hampir pukul sepuluh malam, sampai ahirnya semua teman-temannya pulang.

Edwin sudah berganti pakaian dan sedang menunggu Bila di kamarnya, sementara Bila yang baru saja mandi keluar dengan memakai gaun malam yang cukup menonjolkan keindahan tubuhnya.

Setelah masuk ke dalam kamar, dengan tatapan maut ia melirik Edwin, setelah memanasi Efwin dengan tingkah sexi manjah ketika menyisir rambut dan menyemprotkan parfum white rose pada lehernya, tiba-tiba ia bergegas ke arah pintu.

Edwin yang terdiam dan dibuat dak dig duk gemas sudah merasa kalau sebentar lagi ia akan diterkam, tiba-tiba harus kecewa karena kejahilan Bila, yang tadinya ia kira akan mengoci pintu ternyata keluar dan memasang muka jelek untuk mengejek.

"Selamat malam suamiku, selamat tidur mimpi indah".

"Bila" Edwin bergegas mengejar Bila akan tetapi Bila sudah terlebih dulu masuk ke kamar Zahra.

Morning.

Happy reading and love you all

Bubu_Zaza11creators' thoughts
次の章へ