Setelah beberapa lama ada di Pustu itu, mereka pamit, karna akan menyiapkan bekal yang akan di bawanya esok. Tak lupa Claudy memberi mereka sedikit uang jajan, kedua remaja itu tampak sangat senang, maklum.. anak kos...mendapat suntikan dana adalah suatu anugrah.
" Makasih kak" Kata mereka serentak.
"Iya.. sama sama" jawab Claudia.
....
Bayu pulang agak cepat dari biasa.
"kok pulang cepat Mas..? " Tanya Claudy.
Bayu tak langsung menjawab, dia malah menarik Claudy duduk di pangkuannya,
"Mas... berat badanku dah lebih sekarang, nanti akan membebanimu. " Jawab Claudy sambil melingkarkan tangannya di leher Bayu.
"Nggak papa.. belum seberapa, entah kenapa bebanku terasa ringan saat memelukmu. " Jawab Bayu senyum, lalu memberikan ciuman singkat di bibir Claudya.
"Mmm.. anak Ayah... kamu nggak nakal kan hari ini? " Tanya Bayu pada perut Claudia. Claudy hanya tertawa melihat suaminya yang selalu mengajak calon anak mereka berbicara. Anehnya setiap kali Bayu mengajak bicara, perut Claudia akan bergelombang, dapat terlihat dengan jelas, hal ini membuat Bayu amat menyukainya.
"Mas.. aku ambilin minum dulu.. kamu hauskan? Tanya Claudia lembut.
"Nggak, biar aku aja, aku bisa sendiri, kamu di sini aja dulu. " kata Bayu masih memeluk Claudia, Bayu melingkarkan tangannya di pinggang Claudia sambil mengusap usap perut istrinya, sekali sekali dia akan kaget dan tertawa saat tangan nya merasakan tendangan dari anaknya.
Lalu Claudy nengatakan kalau Said dan Tuti akan berangkat besok pagi, dan menjelaskan alasannya kenapa bukan hari minggu.
"Aku akan kesana malam ini" kata Bayu.
Pada malam harinya, Bayu sengaja pergi kerumah Said, karena Claudy mengatakan Tuti dan Said akan berangkat besok pagi, dia ingin memberi sedikit nasehat kepada adiknya itu, agar serius dalam kuliahnya, dan yang paling dia takutkan adiknya akan salah jalan, karna Said dari dulu memang sedikit bandel.
Kadang Bayu berfikir, mungkin ini hukuman buat Said dari Tuhan, agar bisa merasakan bagaimana mendidik sekian banyak murid yang punya karakter yang berbeda-beda. Bagaimana dia akan memarahi muridnya nanti jika menemui murid yang nakal seperti dirinya, pasti dia akan merasa seperti memarahi dan menasehati dirinya sendiri.
Sesampai di sana, Bayu langsung ke kamar Said, sementara Claudia berbincang-bincang bersama paman dan bibi Bayu di ruang tamu.
Bayu melihat Said yang sedang berkemas, dia sedang memasukkan beberapa makanan ke dalam kardus yang akan di bawanya.
"Kamu akan berangkat besok? "Tanya Bayu sambil mengusap kepala adiknya.
"Iya kak" jawab said senyum, dia berhenti melakukan aktivitas nya.
"Boleh bicara sedikit?" Tanya Bayu.
"Iya, " Jawab Said.
"Kamu dan Tuti pacaran? " Tanya Bayu lagi.
" Belum kak" Jawab Said.
"Kamu suka sama dia? " tanya Bayu sambil memandang wajah adiknya.
Said menjawab "Iya" Dengan malu. melihat itu Bayu tersenyum sambil mengusap kepala adiknya.
"Nggak papa, kamu udah dewasa juga..tapi hubungan kalian harus sehat ya.. jangan terpengaruh dengan gaya yang tak baik, kamu harus bisa menjaganya dan bersikap lebih dewasa." kata Bayu lagi.
" Jangan terlalu mengekang dan mengaturnya, dia punya pemikiran sendiri." Bayu tau kalau adiknya itu ingin segala sesuatu sesuai dengan keinginannya, sementara Tuti adalah seorang gadis yang keras, dan tak ingin di atur.
Bayu memberikan beberapa nasehat pada Said, sepertinya adiknya ini mulai dewasa, dia mau mendengarkan semua perkataan kakaknya, tidak seperti dahulu, yang selalu saja membantah semua nasehat yang diberikan padanya.
"Baiklah.. sini, ku bantu beres-beres. " Kata Bayu sambil membantu Said.
"Dengan apa kau akan berangkat? " Tanya Bayu.
"Ayah mengizinkanku membawa mobil, karna beliau khawatir aku membawa motor, lebih rawan kecelakaan katanya, padahal kan asyik kak, kalau pakai motor kan lebih romantis" Kata Said nyengir.
"Apa katamu? Baru saja ku nasehati tadi, sekarang kau sudah berpikiran macam-macam lagi" kata Bayu sedikit jengkel.
"Ya kakak.. masa semuanya nggak boleh? " Kata Said dengan nada sedih.
"Nggak boleh, sampai resmi" Jawab Bayu tegas.
"Padahal kakak dulu juga pernah pelukan ma kak Claudia sebelum nikah lho" Kata Said lagi.
"Makanya ku nikahin dia cepat-cepat biar nggak banyak dosa. kalau kamu nikah cepat kuliah malah gak jadi" Kata Bayu. wajahnya memerah karna ketahuan adiknya, dia juga ingat, dia bahkan pernah mencium Claudia sekali sebelum mereka menikah dulu.
'Ternyata menasehati tak segampang memberikan tauladan' Batin Bayu sedikit malu.
"Baiklah hari dah larut malam, semua dah selesai kan? "
" ya.. udah kak. " Jawab Said sambil meletakkan tas dan kardusnya di sudut kamar.
" Hati-hati berkendara, Ingat.. jangan macam-macam.. jangan berbuat yang aneh-aneh di mobil." Kata Bayu memperingatkan.
" Misalnya? " tanya Said nyengir.
" Jangan berbuat yang tidak-tidak sama Tuti di mobil." Jawab Bayu kesal. Ternyata adiknya ini memang masih usil.
"Jangan-jangan kakak pernah kayak gitu nih, sampai mencemaskan aku segala" Kata Said sambil memegang dagunya, seolah-olah bicara sendiri, tapi perkataannya disengaja agar dapat didengar Bayu. Mendengar itu, Bayu menjitak lembut kepala Said.
" Aduh.. " Kata Said pura-pura sakit.
"Kak.. aku jadi pengen buru-buru nikah biar halal juga. " Kata Said usil. sebelum Bayu sempat marah, Said dah berteriak duluan, ternyata tangan Ibunya udah nempel di telinganya.
"Ibu.. kenapa hobinya gini sih? " Tanya Said.
" Dasar bocah, kuliah aja belum selesai, udah mikir mau nikah, mau dikasih makan apa anak orang,.... nyap nyap nyap.. " Ibu Said dah nyap nyap panjang lebar, dia jadi nyesel menggoda Bayu, nggak liat situasi.