webnovel

Apa Kau mau aku Menciummu di Bibirmu?

Melihat Bayu yang pergi setelah di hardik Ian, Said terpana, belum ada orang di desa ini yang berani memukuli dan menghardik Bayu, hari ini untuk pertama kalinya dia melihat hal itu. Ternyata... Cinta itu benar-benar bisa membuat seorang jenius menjadi bodoh.

Said mengalihkan pandangannya pada Ian dan bertanya.

" Bukannya Mas Ian menyukai Dokter Claudy? kenapa malah menyatukan mereka? " Tanyanya heran.

"Aku tidak tega membiarkan mereka seperti itu, aku memang menyukai Claudia, tapi... aku lebih menyukainya saat dia ceria, bukan seperti beberapa hari ini, dan cerianya itu ada karna Bayu, lagi pula.. aku tidak bisa menjalin hubungan dengan seseorang yang tidak menyukaiku dan masih menyimpan rasa pada orang lain, dan satu lagi, belum tentu Claudy akan menerimaku meskipun dia tidak jadi dengan Bayu. " Jawab Ian

Said terdiam mendengar hal itu, ternyata cinta itu tak sesimpel yang dia bayangkan selama ini.

Banyak yang harus dipikirkan, Cinta bukan hanya bagaimana seseorang bisa memiliki seseorang yang dia sukai, tapi juga bagaimana membuat seseorang itu merasa bahagia meskipun itu dengan cara harus melepaskannya.

....

Bayu memacu motornya cukup kencang, untung saja suasana pagi ini sepi, jadi tak banyak penduduk yang menyaksikan aksi kades mereka.

Setelah mengetahui Claudy tak ada di rumahnya, dia langsung menuju pohon legenda itu, dan ternyata.. gadis itu memang ada di sana, pandangannya jauh kedepan, menatap hamparan sawah yang hampir menguning dari ketinggian ini.

Mendengar ada orang yang datang, Claudy langsung menoleh kearah datangnya suara. Dia melihat Bayu yang telah berdiri beberapa langkah di belakangnya, pemuda itu menatapnya dengan pandangan sayu, ada rasa penyesalan terpancar dari matanya, tampa sadar Claudy meneteskan air mata meskipun senyumnya mengembang.

Bayu berlari kearahnya dan memeluk gadis itu dengan erat, seolah-olah tak ingin melepasnya lagi.

"Maafkan aku... " katanya lirih menahan tangisnya , tenggorokannya terasa bengkak, mendengar itu, Claudia tak bisa menahan air matanya dan membenamkan wajahnya di dada Bayu.

"Terima kasih banyak, kau tidak pergi meninggalkanku," Sambungnya lagi karna bersyukur cinta itu tidak meninggalkannya. Claudy masih saja diam dalam dekapan Bayu.

"Aku menyesal hal ini terjadi, seharusnya aku tidak bersifat bodoh seperti itu. Aku tau kalau aku bodoh" Kata Bayu lagi.

"Aku juga," Kata Claudy sambil mengangkat wajahnya, melihat air mata itu, Bayu menghapus air mata Claudy dengan ibu jarinya.

"Kau tidak bodoh" Kata Bayu lembut.

" Maksudku...., aku juga tau kalau kau bodoh" Sambung Claudy sambil tersenyum usil.

mendengar itu, Bayu tertawa, ternyata gadis ini masih bisa bersifat usil di saat seperti ini.

Claudy melihat luka dekat bibir Bayu, menyentuhnya dengan lembut, dan bertanya..

"Kenapa ini? "Tanya cemas.

Bayu tertawa, "Ini tanda kebodohanku, Ian yang memberikannya"

Claudy tersenyum, ternyata cowok itu bisa berbuat seperti itu, batinnya.

"lebih baik kita pergi sekarang, aku akan mengobatimu " kata Claudy sambil memegang pipi Bayu lembut.

"Tidak... aku masih ingin di sini, luka ini tak sebanding dengan luka hatimu seminggu ini, semuanya karna ulahku" katanya lirih

Bayu membelai lembut rambut Claudia yang panjang, dan tiba-tiba mengecup keningnya sehingga membuat Claudy kaget dan berkata.. "kenapa kau mencium keningku?" Tanyanya agak syok.

Mendengar itu, Bayu mengangkat dagu Claudy dan menatap matanya tajam dan dalam sambil berkata.. "Apa kau mau aku menciummu di bibirmu? " Katanya lembut tapi dengan nada usil sambil menundukkan kepalanya.

Claudy kaget, darahnya mengalir kencang, jantungnya berdetak dengan cepat, spontan saja Claudi menahan dada pemuda itu dengan kedua tangannya untuk menjaga jarak, lalu berusaha melepaskan diri dari pelukan Bayu, dan menjauh beberapa langkah.

Melihat ulah gadis itu Bayu tak bisa menahan tawanya sambil berkata " Awas kau nanti" katanya pelan dengan nada nakal.

Akhirnya mereka meluruskan semua masalah yang terjadi selama seminggu ini. mereka menceritakan kisah mereka masing-masing, lalu tertawa, ini semua terjadi karna kurangnya komunikasi, sekarang barulah mereka saling menyimpan nomor hp masing-masing agar hal seperti ini tidak terjadi lagi, dan berjanji akan saling berkomunikasi jika terjadi suatu masalah, tidak lari dengan emosi lagi.

....

Ian telah berada kembali di kamarnya, dia merebahkan badannya di kasurnya, mungkin karna kelelahan sehabis marah-marah, akhirnya dia tertidur, meskipun dia tak bisa meraih bunga impiannya, anehnya hatinya merasa sedikit lebih lega.

.

dian18051984creators' thoughts
次の章へ