webnovel

Mungkinkah cinta bisa tumbuh dalam semalam?

Hari semakin malam, malam ini, Badan Said sedikit panas, tapi dia tidak mengatakannya pada Claudy seperti pagi tadi. Hanya diam. Bayu yang melihat perubahan Said, tiba-tiba memengang keningnya dan merasakan hawa panas yang menjalar di tangan nya. Dia melihat jam dinding, hari sudah menunjukkan pukul 22.45. sudah sangat malam dan mungkin Claudy sudah tertidur.

Bangunan itu terdiri dari dua bagian, satu bagian rumah, sebagian lagi untuk Pustu. Didalamnya hanya dibatasi sebuah pintu, jadi Claudy bisa langsung ke Pustu melalui pintu tersebut tampa harus keluar rumah.

Bayu mengetuk pintu dan memanggil Claudy, tak lama kemudian, dokter itu keluar.

" Ada apa Mas? " Tanya nya agak cemas, karna tidak mungkin Bayu membangunkannya pada jam segini jika tidak ada hal yang mendesak.

"Said sedikit panas, " jawabnya dengan wajah cemas.

Claudy langsung bergegas ke arah Said, memegang keningnya dan mengukur suhu tubuhnya dengan termometer, dia juga memeriksa lukanya.

" Lukanya tidak apa-apa, tadi pagi juga sudah diberi suntikan tetanus, mudah-mudahan tidak apa-apa. " sambungnya lagi.

Dia memberikan Said beberapa butir obat setelah melihat suhu pada termometer , dan berkata.. " mudah-mudahan ini akan membantu. "

Bayu menolong Said meminumkan obat ini.

" Apa kamu pusing? " Tanya Claudy yang dijawab dengan gelengan Said.

" Sakit kepala? " Tanya Claudy lagi.

"Tidak.. "Jawab Said lemah, 'tapi sakit hati iya' Batinnya

"Biar aku ikut menjaganya di sini ". Kata Claudy.

" Tidak usah, biar saya saja, kalau terjadi apa apa, akan saya panggil, kamu istirahat saja, nanti kecapekan" Kata Bayu agak segan. Sebenarnya hatinya menginginkan kalau Claudy juga ada di sisinya, entah kenapa dia ingin selalu berada di dekatnya, apa dia jatuh cinta? bagaimana mungkin bisa? mereka baru berkenalan dua hari yang lalu, mungkinkah cinta bisa tumbuh dalam semalam?

"Tidak apa-apa, aku akan berada di ruang pemeriksaan, Mas Bayu Istirahat saja" sambungnya lagi. setelah dia memeriksa kenig Said sekali lagi, dan memberikan tepukan lembut pada pipi pemuda itu dia berkata.. " Jagoan... cepat sumbuh ya" katanya sambil tersenyum.

Tiba-tiba Said merasa suhu ditubuhnya langsung menurun, dan berkata" Terima kasih Bu Dokter.." katanya sambil tersenyum.

Claudy pergi keruang pemeriksaan, dia duduk di kursinya, tampa terasa dia tertidur di kursi itu dengan kepalanya di meja, pintu itu tidak tertutup, Bayu dapat melihat gadis itu dari luar, dia tersenyum melihat wajah Claudy yang begitu tenang, sangat manis... Dia lalu membuka jaketnya, masuk keruangan Claudy dan menutupi punggung gadis itu dengan jaketnya, lalu kembali ke tempat Said.

" Mas Bayu suka Bu Dokter? " tiba-tiba Said berkata.

"kamu belum tidur?" tanya Bayu sambil memegang lembut kepala Said.

" Pertanyaanku kok gak di jawab?. kalau mas Bayu suka, aku mundur, kalau gak suka, Bu Dokter akan ku kejar sampai dapat. "

mendengar itu Bayu tersenyum, "Usiamu jauh dibawahnya" kata Bayu.

" Tidak masalah, lagi pula jika dilihat wajah, aku lebih tua darinya, dia terlalu imut untuk berusia diatas 20 tahun". jawab Said.

Bayu memang mengakui itu, Claudy terlalu imut untuk berusia diatas 20 tahun.

sebenarnya Bayu tidak tega membiarkan gadis itu tertidur di kursi, dia juga tidak berani untuk menggendongnya memindahkan ke kasur, takut dianggap tidak sopan. dan juga kasihan untuk membangunkannya karna dia terlihat begitu lelah, akhirnya dia membiarkannya seperti itu, setelah Said tertidur, karna dia tidak mendapatkan jawaban dari Bayu, dan sadar ini bukan waktu yang tepat untuk bertanya. Bayu pergi ke ruang tunggu, duduk di sana, mencari posisi dimana dia bisa melihat wajah Claudia dan Said, sampai akhirnya iya pun tersenyum dalam tidurnya.

Pagi harinya, Bayu bangun, dia sudah melihat jaketnya semalam yang digunakannya menyelimuti Claudy, telah menutupi tubuhnya, pintu pembatas ruangan pun terbuka, didalam rumah itu sudah terdengar aktifitas, padahal hari baru menunjukkan pukul 05.10. Setelah Sholat Subuh, Bayu mandi. di dalam ruangan pasien itu ada sebuah kamar mandi, saat dia keluar, dia kaget mendengar suara teriakan Claudy, dia melihat gadis itu berbalik dan menutupi matanya dengan kedua tangannya, barulah dia sadar, dia hanya menggunakan handuk di pinggang.

Said yang sudah bisa merelakan Bu Dokter ini untuk kakaknya, malah tertawa dan berkata..

" yang telanjang lain... yang malu lain. " katanya sambil nyengir.

次の章へ