Meri sudah naik ke pesawat untuk ke beijing menemui putranya saat anak buah ilham berhasil memberitahunya.
"wanita itu, mengapa bertindak sendirian" ilham menggerutu namun tak lama sebuah pesan masuk di ponselnya.
itu adalah pesan dari meri yang sudah di atur agar terkirim tepat saat ia sudah berada di penerbangannya. tidak ada perkataan maaf atau apapun, hanya sebuah alamat dan di ikuti dengan nama meri di bawahnya.
dengan pemikiran dalam, meri memutuskan membagi lokasi dari alamat IP penelfonnya kepada ilham dengan menggunakan ponsel orang lain untuk mengelabuhi sang penculik. Secerdas dan sekuat apapun dia, dia masihlah seorang wanita di tambah lagi dengan junior di tangan mereka itu akan semakin membatasi pergerakannya. karena itu ia mengirim pesan terlambat agar mereka tiba setelah meri tiba terlebih dahulu dan menjadi backingan.
Dia cukup belajar banyak setelah kepergian andre dan ilham. dunia terlalu kejam untuk seorang single parent yang hanya hidup berdua dengan putranya.
Penyamarannya mulai dari rumah sederhana agar tidak menarik perhatian dari para manusia yang memiliki niat buruk hingga dandanan tertutup agar pria bahkan akan merasa jijik saat menatapnya. Secara implisit dan eksplisit dia berubah 180 derajat dari meri yang dahulu.
Berkat kewaspadaan dan belajar dari pengalaman, ia memutuskan berlatih beladiri di tahun pertamanya di izmir. dia tidak berpikir bahwa hal itu akan berguna bahkan saat suaminya telah kembali.
walau bagaimanapun meri merasa beruntung telah bersiap sebelum masalah sebenarnya muncul. mereka boleh mengusiknya namun mereka salah besar jika mengusik putra kesayangannya.
di sisi lain, andre juga mendapat kiriman alamat dari ilham dan segera memesan tiket untuk menyusul meri dan putranya.
Dia sudah berusaha menyembunyikannya dari meri karena berpikir penculiknya akan menghubunginya namun di luar dugaan mereka jusrru menghubungi meri dan itu berarti target mereka bukan ilham atau andre tetapi meri.
mendengar wanita itu pergi sendiri semakin membuatnya kalang kabut namun beruntung andre masih memiliki koneksi di beijing dan segera meminta mereka melakukan pengaman di alamat yang di kirim ilham dan meminta mereka menahan tindakan hingga ia tiba atau meri benar-benar terancam.
meminta bawahannya untuk menyerang tempat itu terlalu beresiko mengingat bahwa mereka memiliki junior sebagai sandera. jika sesuatu yang buruk terjadi dia mungkin tidak akan bisa menatap wajahnya lagi bahkan semakin tidak bisa menatap meri.
ilham dengan kecerdasannya tidak melakukan hal seperti itu karena tahu itu tidak akan efektif untuk tahu apa yang mereka inginkan. dia justru menyadap kembali ke alamat ip yang ia peroleh setelah menyadap ponsel meri. di saat seperti ini ia tahu bahwa mengetahui musuhmu jauh lebih penting dari skill yang dia miliki.
pada akhirnya ia tahu bahwa itu adalah salah satu rekan ayahnya saat mereka berada di beijing. semua ini sudah bisa ia prediksi sejak awal hanya saja ia tidak tahu bahwa itu akan terjadi saat ia justru sibuk dengan kehamilan meri dan kestabilan bisnisnya.
saat menginjakkan kaki di beijing, meri langsung menuju sebuah butik dan merubah penampilannya. dia berubah dengan dandanan seperti meri pada lima enam tahun silam. dengan pakaian kaos putih, jaket hitam dan celana levi's hitam di padukan sepatu boots dengan tumit yang lumayan tinggi serta topi dan juga masker.
Di lokasi, ia tidak terburu-buru untuk langsung masuk dan hanya berkeliling memperhatikan jumlah penjaga di luar, posisi mereka serta senjata yang mereka gunakan.
dengan menculik seorang anak kecil dan membawanya keluar negeri, orang yang ia hadapi jelas memiliki latar belakang yang kuat. oleh karena itu, pengawalan dan senjata yang canggih sudah pasti ia miliki.
setelah merasa cukup. meri berjalan masuk dengan santai dan menyembunyikan jarum di bawah sanggulnya serta menyimpan sebuah senjata api milik ilham yang ia ambil di kamarnya di pinggangnya.
"lihat siapa yang datang?" seorang pria dengan tubuh tinggi berkulit putih tersenyum melihat kedatangan meri.
"aku pikir dia tidak akan datang" seru salah satu yang lainnya.
"kalian membawa putraku jadi tentu saja aku harus datang" ujar meri datar dengan sedikit senyum yang tampak sangat mengerikan.
"ya ya, aku tahu seorang ibu akan setia pada anaknya. tapi tenanglah, aku dis ini tidak untuk menyakiti putramu, aku hanya ingin mempertemukan cucu dan kakek yang seharusnya bertemu sejak lama"
meri "..."
"ah, apa aku salah?" ujarnya lagi dengan menutup bibirnya seakan ia salah mengatakan sesuatu. "junior mungkin anakmu tapi dia anak andre jadi jelas bahwa dia bukan cucunya" ralatnya.
mendengar itu, alis meri semakin berkerut seakan menebak sesuatu yang aneh dan seharusnya tidak akan pernah terjadi ibarat salju turun di musim hujan.
"bawa dia kemari"
titah itu kemudian di ikuti dengan masuknya sesosok pria yang berusia lanjut namun masih memancarkan pesonanya. jika ia seumuran, meri mungkin masih akan jatuh cinta tapi itu mustahil baginya.
menatap wajah pria paruh baya itu, meri seakan melihat ilham di masa tuanya dan pikirannya tiba-tiba melayang dengan tebakan nakal namun masuk akal.
"apa kau tidak akan menyapa ayah mertuamu?" tanya pria tua itu.
"hahaha, aku tidak berpikir memiliki ayah mertua. setahuku, suamiku hanya memiliki seorang ibu dengan ayah yang seharusnya membusuk di balik jeruji besi" sanggah meri tajam.
sebenarnya sejak awal ia tidak menyukai ayah mertuanya yang sudah mempermainkan wanita dan menganggap nyawa orang lain seperti bola kapas yang bisa ia layangkan dan tiup sejauh mungkin atau ia injak hingga tak berbentuk.
kebencian itu bertambah berkali-kali lipat saat ia mengingat bagaimana pria tua itu berusaha menjual ibunya dan sekarang menculik putranya.
"apa kau pikir seorang anak akan tega memasukkan ayahnya ke dalam jeruji besi? bahkan jika putraku seorang pembunuh berdarah dingin, dia masih akan menyelamatkan ayahnya dari tiang eksekusi"
Hati meri seakan tertusuk ribuan jarum mendengar ucapan pria tua bangka itu. dia tidak akan percaya jika ia tidak melihat sendiri bahwa ayah ilham ternyata masih berkeliaran bebas. bukankah dulu ia sudah mengirimnya ke jeruji besi dengan bantuan para polisi dengan skala internasional.
kali ini ia merasa menjadi badut di tengah pertunjukkan yang tidak ia ketahui sama sekali. suaminya dan rafa saat itu harus turun langsung ke beijing dan menghilang berbulan-bulan demi membantunya dan sekarang ia tidak tahu bahwa pria yang dulu di sampingnya, menjaganya siang malam ternyata menyembunyikan hal ini.
dia tidak tahu harus percaya kepada siapa tapi saat ini apa yang harus ia lakukan adalah mengeluarkan junior dari tempat ini dengan selamat.
"ah aku lupa bahwa darah lebih kental dari pada air" ejek meri. "tapi menculik cucu mu dan membawanya dengan paksa tidakkah itu bertentangan?"
"cucu?" berhenti sejenak, ayah ilham melanjutkan "aku sangat ingat bahwa ilham mengatakan junior bukan putranya tapi anak andre. dan yang harus kau tahu bahwa andre bukan putraku"
"apa kau yakin anakku adalah adalah darah daging andre? aku jelas tinggal bersama dengan ilham saat itu dan melahirkan secara prematur. itu tidak bisa membuktikann bahwa aku melahirkan anak andre atau bukan tapi kau pasti bisa menilai kemiripan di antara mereka berdua. apa kau pikir junior lebih mirip andre dari pada ilham? bahkan anak kecil akan tahu bahwa ilham adalah ayahnya dan bukan andre" meri mencoba memprovokasi.
Dia tidak tahu apa yang akan kakek tua itu lakukan terhadap putranya tapi dengan membuat junior sebagai putra ilham setidaknya akan membuat kemungkinan buruk yang terjadi menurun. tak perduli seberapa banyak ia harus berbohong, ia akan melakukannya untuk memastikan anaknya selamat.
awalnya ia akan menunggu ilham yang menyelesaikannya tapi mengetahui bahwa ilhamlah dalang yang membuat hal ini terjadi dengan menyembunyikan fakta bahwa ia membebaskan ayahnya dari hukuman membuatnya tidak bisa percaya padanya sepenuhnya.
andre tiba lebih dulu di tempat dan tepat saat meri mengatakan kebohongan mengenai identitas junior. ia menatapnya kecewa namun berusaha rasional terhadap situasi yang benar-benar mendesak. itu mungkin suatu kebohongan untuk menyelematkan junior dan ia bisa memahaminya.
setelah membereskan para penjaga di luar gudang tua yang jauh dari keramaian itu, andre berkeliling untuk mencari tempat di mana junior di sekap saat meri masih mengalihkan perhatian mereka.
maaf author saat ini kurang up nya. sedang hamil muda. harap di mengerti.
selalu di usahakan biar bisa menyelesaikan novelnya.