webnovel

Kelemahanmu

Sore hari di temani suasana jingga dengan cahaya kemerahan, meri berkeliling bersama junior. Ilham masih sibuk dengan persiapan peresmian desa penyembuhan esok hari.

Suasana nyaman dengan rerumputan hijau serta bunga di pinggiran jalan seakan menyambut kedatangannya. Air mancur di tengah taman itu tampak seperti lumba-lumba yang sedang menari dan berenang kesana kemari.

Mereka juga berkeliling melihat beberapa rumah yang nampak sama. Rumah itu akan menjadi rumah bagi pasien yang akan di tangani di desa penyembuhan. Pada akhirnya desa indah ini akan di penuhi dengan manusia sakit yang memiliki harapan besar untuk sembuh.

Sakit bukanlah suatu akhir dari perjalanan takdir, yang menjadi akhir adalah ketika seseorang memutuskan menyerah pada penyakitnya dan memilih duduk menunggu hingga penyakit itu merenggut nyawa mereka.

Meri setidaknya pernah merasakan beberapa penyakit yang mengelus kehidupannya. Hal yang menguntungkan adalah dia mengalami amnesia hingga otaknya masih belum mengingat betapa sakit waktu itu.

Dan saat ini, anaknya yang cerdas juga mengalami sesuatu yang aneh namun bukan hal buruk baginya. Sebagai ibu yang juga memiliki kecerdasan dia akan mengubah kelainan itu menjadi sesuatu yang pantas untuk di syukuri dan bukan untuk di keluhkan.

Kecerdasan sampai pada tingkat jenius bukanlah musibah baginya selama ia bisa mengendalikan dan mengarahkan kecerdasan putranya itu.

"ibu, jika dadi membangun tempat seperti ini apa menurutmu dadi juga sakit atau ia hanya berempati pada pasien-pasien mengingat ia seorang dokter juga pemilik sebuah rumah sakit" tanya junior.

Ia sejak awal ingin menanyakan hal itu namun tak ingin mengatakannya di hadapan ilham, ia tidak ingin pria yang sudah menjaganya dan ibunya dengan penuh cinta akan merasa tersakiti mendengar pertanyaan anehnya.

Umumnya seseorang akan bangga dan memuji kerja keras ayahnya jika membangun sesuatu yang sangat berguna bagi masyarakat. Tapi junior sedikit berbeda dalam melihat fenomena ini. Ia melihat dari segi niat orang yang membangunnya dan menghabiskan dana besar dengan kata lain ia menghamburkan hartanya.

Jika pembangunan di mulai pada sembilan tahun silam, kemungkinan ilham saat itu belum menemukan meri. Jadi kemungkinan terbesarnya adalah sejak awal ilham sudah berencana menghabiskan uangnya hanya untuk orang lain dan tidak memikirkan kehidupannya bersama keluarganya.

Meri juga memikirkan hal yang sama sejak mengetahui cerita pembangunan desa penyembuhan ini dari fuad. Ia menilai orang kaya yang membangun ini terlalu murah hati dan seperti tak memiliki keinginan untuk menghabiskan uangnya bersama keluarganya. Saat fuad mengatakan bahwa pemilik proyek itu lajang, ia sedikit mengerti bahwa tebakannya benar. Tapi di saat terakhir ia mengetahui bahwa pemilik itu tak lain adalah suaminya, lalu apa yang menjadi alasannya masih ia pikirkan hingga saat junior menanyakan hal itu.

"dadi mu memiliki jiwa sosial yang tinggi terhadap pasien. Ibu akui dia sangat cuek pada pergaulan sosialnya tapi itu tidak menutup sisi kemanusiaan dalam dirinya. Ibu berpikir itu karena ia masih manusia biasa. Jadi jangan banyak berpikir, cukup katakan apa kau senang memiliki seseorang sepertinya atau tidak?" ujar meri

"tidak akan ada anak yang tidak bangga jika memiliki orang tua seperti kalian. Dadi tentu termasuk di dalamnya, hanya memikirkan dia bukan ayah kandungku tapi tetap menjagaku dan menyayangi ku membuatku lebih senang lagi" jawab junior dengan wajah berseri-seri seperti bunga mekar di sekitar mereka.

"ayahmu juga sama baiknya dengan dadi. Junior, bisakah kita tidak membahas mengenai hubungan darah antara kalian? Dia akan kecewa jika mendengarnya. Ibu sangat yakin dia menyayangimu bahkan lebih besar dari ibu menyayangimu. Hanya saja waktu itu ibu lebih dulu bertemu dan menyukai ayahmu jadi kisah kami sedikit berantakan. Tapi sekarang mari kita perbaiki alur cerita kita dan mulai dari awal" kata meri menggenggam tangan putra tercintanya.

"Mmm, aku akan melupakan hubungan darah. Dia juga ayahku, aku memiliki dua ayah jadi itu sangat luar biasa. Tapi bu, ceritakan bagaimana ibu akhirnya mencintai dadi setelah sejak awal mematrikan ayah di hatimu"

Meri tersenyum melihat antusias di mata putranya itu. Ia juga bingung untuk mengatakan bahwa sejak awal ia mencintai andre tapi terus menempel pada ilham. Ia juga bingung mengatakan bahwa perasaannya terasa kehilangan salah satu bagian saat harus terpisah dari ilham.

Ia seperti adik manja yang merindukan kakaknya tanpa sadar bahwa ia juga menyukainya. Ia masih terlalu kekanak-kanakan waktu itu dan memilih mencintai andre karena merasa mereka cocok dan tak memperdulikan bahwa sikap aslinya justru hanya akan terlihat di hadapan ilham.

Ia sangat bingung hingga sebuah suara memecahkan pikirannya.

"ibumu yang mengejar dadi sejak dia masih SMA"

Junior dan meri menoleh dan melihat ilham berdiri dan berjalan mendekati mereka.

"ibumu selalu menempel pada dadi dulu, dia hanya bersahabat dengan ayahmu. Hanya saja dadi tiba-tiba harus pindah kuliah dan memutuskan hubungan kami, dadi tidak tahu kalau berpisah darinya sangat menyulitkan. Setelah beberapa tahun, dadi mencarinya dan kembali membawanya ke sisi yang sudah menjadi tempatnya sejak awal" kata ilham lagi.

"benarkah? Aku justru berpikir dadi yang menempel pada ibu dan mengejarnya tanpa kenal lelah" sela junior

"hahaha,, wajah dadi mu sangat tampan jadi tidak mungkin aku yang mengejar ibumu" kilah ilham.

"hahaha, kau sepertinya lupa bagaimana kau menculik wanita yang sudah bersuami" goda meri.

Junior hanya mendengar dan memalingkan wajahnya pada bibir yang membela dirinya masing-masing. Mereka seharusnya cukup dengan mengatakan mereka saling mencintai dan semua selesai tapi mereka lebih memilih mempertahankan harga diri masing-masing hingga ilham yang akhirnya mengalah.

"aku yang tergila-gila pada ibumu. Jadi bisakah kita akhiri percakapan menyenangkan ini karena makan malam akan segera di hidangkan"

Saat malam, ketiganya duduk santai di sebuah ruangan yang di merupakan ruang santai bagi para pasien.

Ilham jelas ingin membawa meri dan junior untuk menginap di hotel tapi keduanya kompak memilih tinggal di pusat penyembuhan itu. Hasilnya, mereka melakukan kegiatan seperti layaknya seseorang yang sedang menjalani perawatan.

Kamar tempat mereka akan tidur merupakan ruangan VIP bagi pasien yang di rawat inap. Ilham memiliki kamar tersendiri namun itu ia berikan untuk junior sementara ia dan meri memilih tidur di kamar lain.

"hari peresmian besok pagi. Kau mungkin harus hadir di sampingku untuk menemaniku, apa tidak masalah jika orang tahu kau istriku?" tanya ilham hati-hati.

Ia sangat takut akan menyinggung privasi yang sejak lama di sembunyikan oleh meri dari mata dunia. Selain karena ia takut meri akan marah dan menolak, ia justru lebih takut jika sampai nanti tak seorangpun tahu bahwa meri adalah istrinya maka godaan tidak hanya akan berasal dari pria tapi juga wanita.

Keyakinannya pada istrinya yang sudah menjaga dirinya sendiri selama ia mendekam di bilik jeruji membuat ilham semakin takut tidak biaa memenuhi ekspektasi meri. Dia pria setia dengan satu wanita dan ity sudah bisa di pastikan hanya wanita sekarang lebih berani dan lebih picik jika sudah tergila-gila. Ia hanya tidak ingin seseorang menimbulkan riak di rumah tangganya.

"mengapa kau bertanya, itu hak mu untuk mengumumkannya. Lagi pula aku juga akan senang melihat suamiku mengakuiku di depan kolegamu" kata meri.

"aku hanya tidak ingin terkesan memaksakan padahal kau ingin tetap bersembunyi dari identitasmu yang sebenarnya"

"suami terbaik di dunia ini mungkin bukan kau, tapi suami yang mengerti pemikiran istrinya dengan baik sepertinya itu langka dan aku beruntung memilikinya" meri mendekatkan wajahnya di dada ilham. "aku menggunakan cadarku, jadi jangan khawatir"

Mendengar jawaban yang sesuai dengan harapannya, semu merah dan garis bibir melengkung tak bisa lagi di sembunyikan dari wajah ilham. Ia senang memiliki seorang istri dengan pemikiran terbuka.

Meri tidak keberatan bukan karena ia pengertian sebagai istri. Ia hanya memiliki keyakinan yang tinggi kepada suaminya. Sudah dapat ia pastikan walau ilham mengatakan ia sebagai istrinya tapi ia juga pasti memiliki cara untuk tetap menjaga privasi meri.

Terkadang karena cinta, sesuatu keinginan tidak perlu di ucapkan dengan lisan. Hati akan secara otomatis mengerti keinginan pasangan masing-masing. Dan itulah yang terjadi pada meri dan juga ilham.

Saat mereka sedang asik memadu kasih dan bersenda gurau, andre sedang berada di bandara menuju ke istanbul. Ia jelas tahu ilham berada di sana karena itu peresmian desa penyembuhan yang sudah sejak lama di rintis oleh kakaknya.

Tidak akan sulit menebak bahwa ia pasti membawa junior dan meri bersama untuk menghadiri peresmian itu.

Di pesawat, andre datang bersama seorang wanita dengan tubuh semampai dan kulit putih bersih. Rambut panjang yang di sanggul asal dengan t-shirt putih dan celana army panjang membuatnya terkesan tomboy namun tetap tidak menutupi kecantikannya.

Jika meri tampil anggun walau dengan pakaian sederhana tanpa merk, wanita itu justru tambil kece dengan dandanan biasa namun budget selangit. Pakaian yang ia kenakan dari ujung kepala hingga ujung kaki merupakan pakaian dari desainer ternama.

"apa kau yakin dia tidak mengenalku?" tanya wanita itu.

"entahlah, tapi ku rasa tidak. Dia hanya melihat karyawanmu jadi bagaimana mungkin dia mengenalmu" jawab andre sambil memegang surat kabar yang tersedia di meja tempat ia berada.

Ia berada di pesawat dengan kelas bisnis agar lebih leluasa bergerak. Sangat tidak nyaman bagi wanita di sampingnya jika mereka harus masuk pada kelas ekonomi sementara wanita itu berasal dari kalangan atas.

"dia wanita jenius, aku jelas pernah menemuinya saat tahu tentang kalian dulu. Tapi mungkin dia memang tidak Melihat ku waktu itu. Dia akan terkejut jika tahu aku siapa dan beruntungnya aku menemuinya saat kalian benar-benar telah usai jika tidak aku yakin dia akan jadi serigala betina yang menerkam saingannya"

"dia tidak hanya jenius, dia jyga memiliki EQ yang baik. Apa kau pikir saat kami masih menikah dia tidak pernah mengatasi wanita ketiga di hubungan kami? Dia sangat berwibawa ketika marah atau cemburu, hanya sedikit menyebalkan dengan sikap keras kepalanya" andre secara lugas memberi tahu karakter meri menurut penilaiannya.

"ku harap kau bisa melupakan perasaanmu padanya" ujar wanita cantik itu.

"Mmm, aku juga berharap begitu jadi lakukan yang kau bisa untuk menarik perhatianku. Ini kesempatan emas buatmu setelah berpuluh tahun kau mengejarku"

"tenang saja, aku sangat tahu kelemahanmu"

"apa?" tanya andre

"junior" jawab wanita itu santai.

次の章へ