webnovel

Hilang

Setelah memberikan peringatan kepada pihak sekolah, meri membawa junior kembali ke rumah. Dia tidak mungkin membiarkan junior tetap tinggal dan menjadi bahan bullyan para murid lain jika hukuman skors nya belum di cabut. Jika ia sedang tidak memiliki kegiatan, ia mungkin akan menemaninya di sekolah sepanjang hari.

Ibu dan anak itu melewati lorong-lorong kelas dengan pandangan para murid yang tertuju pada junior. Namun meri tetap berjalan santai penuh percaya diri. Saat mencapai tempat parkir junior tiba-tiba membuka suara.

"ibu hebat" ujarnya sambil mengacungkan ibu jarinya dengan senyum merekah.

Dia bangga kali ini ibunya tidak memohon dan merendahkan dirinya, dia mendengar jelas bagaimana ibunya memarahi gurunya dan memberi tekanan. Awalnya junior sangat khawatir ibunya akan berlutut memohon karena itu ia di minta keluar. Ia akhirnya mendengar hanya suara bentakan ibunya yang mendominasi. Ia sangat senang mendengarnya hingga rasanya ingin melompat kegirangan walau tidak melihat ekspresi kemarahan dari ibunya.

Kasih sayang ibunya pastilah sangat besar hingga saat masalah menimpanya, ibunya rela merendah di hadapan ibu malik dan keras di hadapan gurunya. Ibunya wanita cerdas, dia tentu tahu cara bersikap saat menghadapi masalah. Junior hanya mengkhawatirkan hal yang sia-sia.

"junior mendengarnya tadi?"

"Mmm, suara ibu sangat lantang" kata junior datar.

"jangan mencontohnya. Kau mengerti"

"tentu"

Setelah mengantar junior ke rumah dan menitipkannya pada reni, meri kembali ke kampus karena ingin menghadiri seminar kesehatan yang di bawakan oleh seorang dokter ahli bedah saraf.

Di ruang seminar, meri menyimak dengan baik materi yang di sampaikan. Saat sesi pertanyaan meri memberanikan diri untuk bertanya.

"bagaimana menurut anda mengenai teori yang di sampaikan oleh cochran bahwa genetik rusaklah yang menyebabkan otak seseorang menjadi jenius seperti yang terjadi pada genetik bangsa yahudi ashkenazi?" tanya meri.

Semua peserta melihat ke arah sumber suara. Sebagian dari mereka tidak menyangka ada pemikiran aneh seperti itu. Bagaimana mungkin sesuatu yang rusak justru menyebabkan sesuatu yang mengagumkan.

"maaf sebelumnya sebutkan nama dan jurusan anda" moderator acara itu menengahi.

Meri berdiri dan mengambil mikrofon yang sudah berada di tangan penyelenggara acara.

"saya ana dari jurusan ahli bedah saraf tingkat akhir. Asal Indonesia" meri menyebut asal negaranya untuk menarik perhatian pemateri. Dia berharap akan mendapat kesempatan berbicara secara pribadi.

"baik, saya akan menjawab pertanyaan dari saudari ana tapi sebelumnya saya berbangga karena di sini, saya menemukan seorang mahasiswa berasal dari negara yang sama. Sama dokter eka, jika ana dari Indonesia, saya harap anda sudah mengetahui tentang saya. Mengenai teori yang di sampaikan cochran tentang gen rusak penyebab genetik ini melalui penelitian yang panjang. Dia menyimpulkan demikian karena melihat kecerdasan bangsa yunani yang memiliki IQ di atas rata-rata. Suku ashkenazi terumata, teori ini sebenarnya banyak di tentang oleh pemikir-pemikir dunia lain. Kecerdasan seseorang tidak hanya di pengaruhi dari faktor genetika. Pola hidup, lingkungan dan sel pembentuk janin saat ibu mengandung memiliki peran yang lebih banyak. Untuk itu, masih di perlukan penelitian mendalam agar mengetahui pengaruh kerusakan genetika terhadap kecerdasan. Hanya saja, kecerdasan berlebih dan tidak di ikuti IQ tinggi dapat menyebabkan berbagai penyakit mematikan. Seperti LLI, canavan, tay sach, gaucher dan masih banyak yang lain. Penyakit ini umumnya memengaruhi pengolahan sphingolipids, molekul lemak yang mengirimkan sinyal saraf"

Meri cukup puas dengan jawaban dari dokter eka. Secara eksplisit, dokter eka sepaham bahwa genetik rusak bukanlah yang mendominasi kecerdasan seseorang.

Acara selesai dengan tertib, meri akan segera beranjak untuk pergi namun moderator memanggil namanya dan meminta ia ke panggung acara.

"senang bisa bertemu dengan anda dokter ana" sapa dokter eka dengan melipat tangan di dadanya karena melihat meri tidak akan menerima jabatan tangannya.

"saya lebih senang lagi bisa bertemu dengan prof eka. Penemuan anda mengenai operasi otak melalui hidung sangat luar biasa" puji meri.

"terimakasih, itu hanya sebuah penelitian biasa. Saya justru lebih tertarik pada pertanyaan anda tadi. Mungkinkah bagi kita bekerja sama memecahkan teori prof cechran?"

"saya sementara melakukan penelitian, tapi belum ada hasil. Jika tidak keberatan bisakah saya menghubungi anda secara pribadi untuk meminta pengarahan"

Dokter eka dengan senang hati memberikan nomor ponselnya. Dia akan sangat senang jika bisa bekerja sama dengan meri untuk penelitian baru ini. Mereka akan membuat gebrakan baru dengan mengendalikan perkembangan sel dalam otak.

Kesepakatan kerjasama itu telah di sepakati dan meri menjadi pelaksana sementara dokter eka pembimbing tambahan. Meri kembali ke lembaga penelitian kemudian mengurus persuratan untuk penelitian baru yang akan ia lakukan lagi. Kali ini hewan lain yang akan meri gunakan dalam penelitian ini.

Tak masalah jika ia harus mencoba dan mencoba lagi. Bukan kegagalan yang menjadi awal kesuksesan, bagi meri bangkit setelah kegagalan itulah awal dari kesuksesannya.

Malam hari setelah makan malam di rumah bersama junior, meri kembali ke rumah sakit karena shift malam yang menunggunya sementara junior menginap di rumah keluarga ali.

"dokter ana, pasien VIP yang kemarin menjalani operasi key hol sudah mulai menunjukkan perkembangan" seorang perawat menghampiri meri sambil membawa laporan medis pasien tersebut.

Meri membaca kemudian menuju ruang rawat pasien itu. Pria itu kini terlihat lebih ramah dari dua hari sebelumnya. Tatapan matanya mulai melunak seakan ada pelangi yang menari-nari.

"kakak, kau di sini"

"emm" meri hanya bergumam mendengar ucapan ramah pria itu yang memanggil kakak.

"kapan aku bisa pulang?" tanya pria itu tak sabar.

"biar ku periksa. Tapi seharusnya masih harus dua atau tiga hari lagi" meri mulai memeriksa respon saraf motorik pada kaki pria itu yang awalnya lumpuh akibat saraf tulang leher terjepit.

Semua saraf motoriknya memiliki respon yang baik, luka akibat sayatan operasi pun dengan cepat mengering. Hanya suhu tubuhnya sedikit tinggi. Meri meresepkan obat baru untuk menurunkan panasnya.

"aku sedikit bosan, bisakah kau menemaniku berjalan di taman untuk mencari udara segar?" tanya pria itu.

"masih banyak pasien ku yang menunggu. Biar suster yang membawamu berjalan-jalan" setelah mengatakan penolakan, meri berbalik dan meninggalkan pria itu.

Dia sudah melihat gelagat lain pada saat ia masuk dan sikap ramah pasien itu. Sikap keras harus ia terapkan agar tak membuka jalan bagi pria lain mendekatinya.

Setelah memeriksa pasien, meri kembali menerima pasien baru yang datang dengan berbagai keluhan. Hari ini pekerjaannya sedikit lwbih santai karena tidak ada jadwal operasi.

Saat ia akan kembali di pagi hari, surat pemberitahuan pencabutan skors telah sampai di rumahnya beserta surat peringatan. Senyum simpul tergambar jelas di wajah meri.

"junior, bersiaplah. Ibu akan mengantarmu" belum sempat mengganti pakaian, meri sudah harus mengantar junior ke rumah.

Kesibukannya hanya bergelut pada kuliah, kerja, penelitian dan menjaga junior. Sesuatu yang sangat tertib dan berulang-ulang.

Penelitiannya sudah berjalan enam bulan dan junior sudah melewati semester pertamanya. Penelitian yang ia lakukan akhirnya menunjukkan hasil dengan berhasil mengawinkan genetik simpanse dan kerabat dekat simpanse yang terkenal dengan nama bonobo. Hewan itu termasuk langka dan hanya ada di afrika. Perpaduan antara kecerdasan memanfaatkan kondisi dan kinerja otak yang setara dengan manusia dengan kecerdasan mengutarakan dan berbicara dengan simbol acak membuat dua gen ini saling melengkapi.

Lima bulan tersisa akan ia gunakan untuk memecah masalah pengobatan dengan pengendalian sel saraf pada hasil kawin silang kedua hewan ini.

Sementara itu, junior masih tetap bertengger pada posisi puncak nilai tertinggi di sekolahnya. Setelah proses penyetaraan, junior akhirnya berhasil melompat ke tingkat empat karena kecerdasannya.

Anak berusia delapan tahun itu kini sudah berada di kelas yang seharusnya di duduki oleh anak seusia sepuluh atau sebelas tahun. Tapi itulah junior, putra dari hasil kawin silang dua gen jenius.

Tak banyak yang bisa meri lakukan selain menjaga perkembangan penalaran putranya. Ia hanya tidak ingin junior membebankan pemikiran yang di luar nalar anak seusianya. Sebagai murid, ia hanya perlu memikirkan pelajaran dan prestasinya.

Di rumah sudah cukup membuat meri menghembuskan nafas berat melihat putranya sudah berhasil membuat program komputer anti retas. Program itu ia namai JM sebagai inisial nama junior dan meri. Hingga saat ini, meri masih belum ingin memublikasikannya karena tak ingin junior terkspose dengan kecerdasannya.

Saat meri sibuk dengan menyembunyikan identitasnya, ilham bebas dan mulai di sibukkan dengan tujuan utamanya. Dia mulai memutar otak untuk bisa menemukannya.

Sangat di sayangkan bahwa jenius sekelas ilham harus melawan putranya sendiri, karena junior sudah lebih dulu menanamkan perangkat anti retas pada seluruh komputer dan elektronik yang di gunakan oleh ibunya.

Bahkan jika seseorang bisa menembus programnya, mereka hanya akan menangkap virus dan bukan data pribadinya.

Tak kehabisan akan, ilham menyebar anak buahnya dan bahkan melibatkan relasinya di bidang pendidikan untuk mengejar junior. Sebagai ayah, ia tahu meri pasti akan membiarkan junior meraih pendidikan layak untuk bisa menjalani kehidupan normal.

Yang harus ia temukan hanya nama junior di data base dan ia akan dengan mudah memperoleh lokasinya. Lagi-lagi, meri yang berdiri untuk melindungi putranya. Dia sudah menutup semua kemungkinan yang akan di gunakan orang lain untuk menemukannya. Bukan untuk ilham, tapi ia tentu tidak bisa memilih bahwa hanya ilham yang akan lolos dari dinding pengamannya.

Ibu dan anak itu membuat pagar tinggi di database mereka jadi akan sangat sulit melacaknya. Tak lepas dari semua itu adalah peran rido. Sebagai warga negara Indonesia, data meri dan junior pasti ada di catatan sipil. Tapi rido dengan rapat menutupnya hingga seseorang bahkan tidak akan bisa menemukan surat kematian meri sekalipun.

Mereka hilang di semua data tanpa ada jejak kecil bahkan sekecil debu beterbangan. Ilham sangat tahu bahwa hilangnya data bukanlah suatu kebetulan 'kalian sangat pintar bersembunyi. Tunggu hingga aku menemukan kalian' ujarnya dalam hati sambil menatap foto pernikahan saat ia memeluk meri yang sedang menggendong junior.

次の章へ