Wajah Cynthia pucat pasi Ia berdiri dengan badan gemetar. 'Matilah Aku... matilah aku.. Cynthia mengguman dalam hati. Alena malah cekikikan sambil berkata," Tadi Pangeran Thalal masuk pelan-pelan. Mengendap-endap di belakang dan menyuruhku tetap diam. memancing ku untuk tetap mengajakmu bicara." Alena tertawa lebar.
"Penghianat..." Cynthia mendesis sambil salah tingkah. Mulutnya mengkerut dengan wajah merah padam. Teganya sahabat sendiri bersekongkol dengan suaminya menjebak dirinya. Aarrgh... sangat menyebalkan.
"Ayo ceritakan lagi seluruhnya sayang, Jangan disembunyikan. Ceritakan juga bagaimana Kau membopongku ke kamar mandi karena tidak bisa berjalan" Kata Pangeran Thalal malah terus menggodanya sambil senyum-senyum menggemaskan.
Cynthia menelan ludahnya. 'Sialan seribu kali sialan, kenapa Aku harus menderita begini' Cynthia mengeluh dalam hati.
Mata Alena berbinar. "Apa Cynthia sebegitu luar biasanyakah?" Kata Alena sambil tersenyum mesum matanya berkedip-kedip menyebalkan. Membuat Emosi Cynthia jadi makin meluap.
Akhirnya karena emosi yang tidak tertahankan akibat dari mendapatkan tekanan dari sana sini. Cynthia berteriak.
"Kenapa otak kalian pada tidak beres semua. Aku mau keluar saja" Kata Cynthia sambil morang-maring. Tapi kemudian tangannya
dicekal oleh pangeran Thalal. Cynthia semakin salah tingkah padahal tadinya Ia hanya mau pasang aksi didepan Alena yang polos tapi nyatanya Ia malah kepergok suaminya sendiri.
"Mengapa Kamu hendak melarikan diri, Kau belum bercerita tentang keseluruhannya. Ayo ceritakanlah, Aku ingin ikut mendengarkan" Kata Pangeran Thalal sambil tetap tersenyum lucu. Memamerkan giginya yang seputih mutiara. Huh..si muka sempurna itu kelihatan senang sekali melihat istrinya salah tingkah.
"Kau..menyebalkan" Kata Cynthia sambil kabur dari cengkeraman tangan Pangeran Thalal. Lalu berlari hingga hampir menabrak Nizam yang baru masuk dari luar.
Nizam sampai kaget Ia menghindar kepinggir, Ia lalu bertanya heran. "Ada apa ini?? Kenapa Cynthia tampak marah?" Tanya Nizam pada Pangeran Thalal, tapi Pangeran Thalal tidak menjawab, Ia malah keluar mengikuti Istrinya. Sedangkan Alena tertawa tanpa henti.
"Ha..ha..ha.. tadi Cynthia sedang bercerita tentang pengalaman malam pertamanya. Dia bilang dia membuat Pangeran Thalal tidak berdaya dimalam pertama, Eh Pangeran Thalal malah mendengarnya...ah...ha..ha.." Alena tertawa tanpa henti badannya sampai berguncang.
Nizam sampai mendekapnya agar badan Alena berhenti berguncang.
"Ssst...Alena..sayang please stop it" Kata Nizam sambil ikutan tersenyum membayangkan wajah Cynthia yang terlihat begitu panik.
****
Cynthia hampir mau menangis karena malu. Ia menjadi istri Pangeran Thalal baru beberapa hari. Ia masih belum biasa hidup bersama seorang pria. Ia sangat canggung. Walaupun Ia orang Amerika Ia belum pernah dekat dengan seorang pria pun. Hidupnya dihabiskan untuk bekerja dan belajar sehingga di usianya yang baru 20 tahun Ia baru mengenal seorang pria yaitu Pangeran yang langsung jadi suaminya.
Ia belum mengenal Pangeran Thalal secara keseluruhan. Ia juga tidak tahu sifat Pangeran Thalal sebenarnya. Yang Ia tahu hanya bagian luarnya saja. Jadi Ia begitu gugup terpergok bicara ngawur didepan suaminya sendiri.
"Cynthia!!" Kata Pangeran Thalal memanggil istrinya yang berjalan cepat menuju keluar rumah sakit. Melihat Cynthia yang berjalan begitu cepat membuat Pangeran Thalal jadi khawatir. "Chyntia..jangan cepat-cepat. Hati-hati bukannya Kamu masih sakit"
"Ups..." Cynthia tidak sadar kalau ada bagian tubuhnya yang masih ngilu. Saking emosinya Ia lupa rasa sakitnya. Begitu diingatkan malah jadi kerasa. Malah tambah nyut-nyutan karena dipake jalan serampangan. Langkah Cynthia langsung berhenti. Pangeran Thalal langsung tersenyum penuh kemenangan.
"Kamu licik banget..." Kata Cynthia sewot. Adik Nizam itu kayaknya punya beberapa kesamaan dengan kakaknya Nizam. Pandai memanfaatkan situasi dan kondisi. Dengan mengingatkan rasa sakitnya membuat alam sadar Chyntia kembali bekerja normal. Rasa sakit yang tidak terasa jadi kembali terasa karena diingatkan. Uh.. keterlaluan. Cynthia cemberut. Pangeran Thalal mendekat lalu berbisik. "Mau Aku bopong menuju parkiran?"
Cynthia mendelik kesal. Karena perasaan emosi yang bercampur aduk dari tadi, mulai dari kaget sama Edward, kesal sama Nizam sekarang malu sama suaminya sendiri. Setegar-tegarnya Cynthia sebagai seorang wanita Ia juga punya emosi dan perasaan. Hingga akhirnya Ia tidak dapat menahan air matanya meleleh membasahi pipinya. Pangeran Thalal jadi terkejut Ia segera menarik Cynthia ke pelukannya.
Tumpahlah air mata Cynthia didadanya. Membuat orang-orang yang berlalu lalang memperhatikan mereka. Tapi ini rumah sakit dimana derai air mata dan wajah-wajah murung bertebaran dimana-mana. Jadi ada adegan nangis Bombay seperti ini sudah biasa.
"Maafkan Aku.. Cynthia jangan menangis" Kata Pangeran Thalal sambil mengusap-usap punggung Cynthia.
"Aku kesal.." Kata Cynthia sambil terisak-isak. Airmatanya membasahi kemeja Pangeran Thalal yang bewarna biru muda. Air mata itu menciptakan efek basah dikemeja suaminya.
Cynthia jadi sedikit tidak enak hati. Ia menarik mukanya dari dada suaminya. Pangeran Thalal mengelus rambutnya yang terbuka karena pasmina yang dipakai untuk menutupi rambutnya melorot ke bahu Cynthia.
"Yu Kita ke hotel saja. Nanti Kalau Kamu kesal kamu bisa tumpahin kekesalannya ke Aku"
Kata Pangeran Thalal sambil tersenyum penuh arti.
"Benarkah Kamu bersedia menjadi tumpahan kekesalan Aku?" Kata Cynthia sambil menganggukan kepalanya tanpa curiga. Ia lagi kesal jadi pikirannya sedikit ngebleng.
Pangeran Thalal makin senyum-senyum. Ada yang menggeliat pada tubuhnya. Badannya menjadi terasa semakin gerah.
"Iya tentu, Asalkan Kau mau berkorban sedikit saja"
"Berkorban apa?" Cynthia masih belum mengerti. Sadar akan kecerdasan Istrinya Pangeran Thalal menahan mulutnya untuk tidak bicara lagi. Ia malah menuntun Cynthia menuju mobilnya yang kini ada diparkir depan.
"Yu...kita pulang saja. Ngobrolnya nanti dikamar saja. Dan Cynthia mengikuti langkah suaminya dengan perlahan