webnovel

Bab 61 Mengingat setiap detiknya.

Adam keluar dari dalam kamar mandi dengan masih menyimpan kemarahan dan emosi. Rambut hitam legamnya basah kuyup. Seluruh pakainya yang basah teronggok di lantai bercampur dengan pakaian milik Jade.

Sebuah pergerakan di sudut kamar membuat Adam menoleh, kepala pelayan pribadinya tengah berdiri mematung disana.

"Bagaimana dia? Tanya Adam dingin

"Dokter Abraham sedang menanganinya tuan, hanya benturan ringan di kepala dan sedikit lecet di lengan. Adan sendiri tidak apa-apa tuan muda? Tanya kepala pelayan prihatin, sambil memperhatikan kening tuannya yang lebam dan Bahu yang terluka. Namun sudah di beri tindakan medis oleh dokter abraham.

Adam melirik kepala pelayan setianya dengan acuh, meraih handuk dan mulai menggosok rambutnya sendiri yang basah. "Hmm... aku baik. Jawab Adam sekenanya walau di akui keningnya cukup membuatnya merasa tidak nyaman dan pening.

"Mengapa tuan muda nekat menyelamatkannya? Dengan suara ragu.

Sunyi sesaat.... "... tsk! Aku masih memerlukannya dalam keadaan hidup dan utuh.

"Tapi... itu berbahaya tuan muda, bahkan bisa saja nyawa anda taruhannya.

"Sudah aku katakan aku masih membutuhkan gadis itu, jangan pikir dia dapat kabur bahkan mati dengan segampang itu. Ucap Adam dingin, dengan kilatan mata tajam penuh dengan kemarahan. Dan menatap kepala pelayan dengan geram. "Karena dia masih memiliki satu hutang lagi dan aku memutuskan belum waktunya dia untuk mati dengan mudah.

Kepala pelayan menatap tuannya dengan ekspresi tidak terkejut sama sekali. Ya karena dia sudah paham dengan tabiat tuan mudanya ini. Kepalanya hanya mengangguk sesekali. "Kalau begitu permisi tuan, saya akan melihat keadaan nona dan dokter Abraham.

"Hmmm...." Melambaikan tangannya acuh mempersilahkan kepala pelayan pergi.

Adam menghempaskan tubuhnya di sofa kamar tamu, meraih botol wiski dan menuangnya dalam gelas kristal. Menikmatinya berberapa kali untuk menghangatkan diri dan meredam emosinya. "Shit!" Rutuk Adam sambil menyugar rambut hitam basahnya dengan kesal.Adam begitu kebakaran jengot saat ini.

....flash back....

Setelah acara makan malam bersama kedua sahabatnya David dan Simon di restoran mewah milikny. Mereka memutuskan untuk kembali ke urusan masing-masing. Cuaca kota D tengah di guyur hujan yang cukup lebat. Sehingga mereka memutuskan berpisah di depan loby restoran.

Adam tengah kesal menggandeng lengan Jade yang berjalan cukup lambat agar dapat sejajar dengan langkahnya yang lebar menuju tempat parkir. Membuat kesabaran Adam semakin habis karena di luar hujan begitu lebat.

Mereka berdua berjalan sedikit tergesa- gesa karena hujan cukup deras, menuju mobil mewah Adam yang terparkir tidak terlalu jauh di bibir jalan raya. Memaksa Jade memasuki mobil dan adam pun berlari kecil menuju pintu kemudi. Disanalah bermula...Adam... Dia lengah dengan keadaan!

Jade dengan panik keluar dari mobil dan berlari sekuat tenaga meninggalkan mobil dan adam. Berlari tanpa awas menuju tengah jalan raya kota D yang cukup ramai, menghiraukan teriakan Adam yang menggelegar dan menyeramkan menyuruhnya berhenti.

Semua waktu berjalan dengan sangat cepat, mobil minivan melaju kencang berarah pasti menuju tubuh mungil Jade yang berlari tertatih. Sekali hentakan Adam memeluk tubuh Jade dengan segenap kemampuannya untuk menghindari tubuh mungil itu terhantam.

Naas bahu Adam terserempet membuat mereka berdua terhempas dan terguling di sisi bahu jalan raya. Hanya menyisakan sakit.

"Gadis sialan! Beraninya bermain dengan kesabaran ku. Geram Adam di balik gelas kristal yang tengah di nikmatinya. "Seberapa kuat kau melarikan diri, aku akan tetap mendapatkan mu. Walau kau mencoba untuk menuju kematian mu untuk menghindari ku, aku akan tetap menarik mu paksa banagkit dari kematian mu itu sendiri. Tetap berada di sisi ku, ini semua belum berakhir. kilatan kemarahan terpatri jelas di kedua bola matanya yang menghitam legam.

"Prank! Adam melempar gelas kristal ke arah tembok dengan amarah yang memuncak.

________

Ketika Jade terbangun, yang dirasakan pertama kali adalah rasa sesak di dada dan kepala yang teramat pening. Menjalar menjadi rasa pegal luar biasa menghantam di sekujur tubuhnya. Mengeliat panik dan berusaha menghirup oksigen sebanyak-banyaknya.

"Tenang... aku sudah menarik mu dari kematian, kau bisa bernafas secara normal. Suara bariton dan serak sekaligus sinis milik Adam membawa Jade kembali pada kesadarannya.

Dengan waspada dia menoleh, dan mendapatkan Adam telah duduk di tepi ranjang. Jade beringsut sejauh mungkin dengan tubuh lemahnya. Menghindari aura mengerikan pria yang berada di hadapannya.

"Apa kau hendak kabur lagi? hmm... keras kepala mu memang perlu ku berikan apresiasi. Padahal kau tau pasti apa yang akan terjadi bila kau melawan ku. Alis Adam naik sebelah dengan sarkastik dengan senyum tipis menyunging yang terlihat sangat menakutkan.

"Berengsek!. Batin Jade dalam hati. Dia sudah berusaha kabur dan dengan ikhlas membiarkan tubuhnya akan terhantam dan terhempas oleh mobil melaju kencang yang akan membantunya meninggalkan dunia terkutuk yang telah di ciptakan pria di hadanya ini.

"Tetapi... apakah benar pria ini yang menyelamatkannya dari kematian lagi? Kenapa!? jerit Jade dalam kebisuannya.

"Ya... aku yang menyelamatkan mu, Tsk! Sudah kukatakan kau tidak bisa dengan mudah lepas dari genggaman ku, walau itu kematian!. Sinis seolah-olah dapat membaca pikiran jade.. "Oh... Aku menyelamatkan mu bukan semata-mata untuk mu, tapi untuk kepuasan ku. Aku belum puas dengan tubuh mu.

Lana geram. "Apa maksud mu! Jerit jade.

Dengan tenang pria itu melepas dasinya, gerakannya pelan tetapi mengancam hingga tanpa sadar Jade bergidik dan meringsut menjauh. Hingga tubuhnya tertahan oleh sandaran ranjang di belakangnya. Terpojok disana tidak dapat bergerak lagi.

"Aku tidak suka bercinta dengan mayat. Senyum di bibir Adam tampak kejam. "Kau lebih nikmat bila hidup dan bernafas.

Seketika Jade paham dengan maksud adam. Sudah terlambat, pria itu mencengkram kedua lengannya dengan satu tangannya yang kokoh.

Kekuatannya tak sebanding, Jade sangat sadar akan itu. Tubuh besar ramping dan kuat tengah menghimpitnya. Dengan mudahnya pria itu mengikat kedua pergelangan tangannya dengan ikatan mati yang sangat rapi, menalikannya di kepala ranjang.

"Kau... Kau... mau apa?! Jade mulai panik ketika Adam tengah duduk di atasnya membuka kancing kemejanya.

Senyum Adam tampak sangat puas melihat kondisi tidak berdaya Jade. Pria itu membuka seluruh kancing kemejanya sehingga dada bidang dan perut berotot sixpack terpampang nyata begitu liar.

Sejenak Jade terpana melihat pemandangan di hadapannya. Kulit berwarna perunggu yang seperti kilatan satin. Kemudian dia sadar bahwa dia dalam keadaan genting. Dengan panik Jade mulai meronta-ronta dan menendang, sedapat mungkin bergerak untuk melepaskan diri.

Tapi percuma, ikatan yang diciptakan pria itu begitu rapi dan kuat. Dan dalam kondisi terikat seperti ini Jade benar- benar tidak berdaya.

"Ssstt... tenang lah". Bisik Adam tepat di wajah Jade. Nafas hangat mereka berdua saling beradu. "Bukanya ini yang kau mau? Melawan ku dengan keras kepala mu? Agar aku dapat menyentuh mu? Apa kau ingin kita mengulang hari panas dan memabukan kita? Atau.... Apa kau mungkin sudah lupa rasanya? Menyerang Jade dengan banyak sekali pertanyaan vulgar dengan suaranya yang mulai merendah, berbisik, serak dan penuh gairah. "Malam ini aku akan membuat mu untuk mengingat... setiap detiknya"

次の章へ