Setelah mendengar kata-kata Phoenix itu, kedua mata Feng Jiu penuh dengan kegembiraan. Dia mengulurkan tangan dan mencubit pipi kecilnya yang memerah lalu berkata: "Bukankah kamu yang selalu bilang betapa kamu membenciku?"
"Diriku yang terhormat ini masih membencimu, tapi bagaimanapun, kamu adalah milikku. Kalau diriku yang terhormat ini menggertakmu, tentu saja itu tak masalah. Tapi aku tidak akan membiarkan orang lain melakukannya!" Anak kecil itu sangat marah ketika membicarakannya, tapi sayangnya, suara yang melengking itu tak bisa memberikan efek yang dia maksudkan.
"Dengan tubuh yang mungil itu?" Feng Jiu menaikkan alisnya, dan berbicara sambil tertawa ringan: "Kupikir kamu akan jatuh hanya dengan sedikit dorongan."
Merasa kekuatannya sedang dipertanyakan, Phoenix Api langsung berdiri dan berkata dengan keras: "Diriku yang terhormat ini adalah Binatang Sakral Kuno, sang Phoenix Api! Walaupun aku masih dalam masa pertumbuhan, tapi bagaimanapun, aku mewarisi kekuatan Kuno dan memiliki kekuatan yang besar!"
"Baiklah, baiklah. Katakan saja padaku, apa yang kamu ketahui?" Feng Jiu bertanya acuh tak acuh sambil tertawa.
Lagipula, Phoenix Api hanya anak-anak yang terlihat sekitar berumur tiga tahun. Jadi, seberapa kuat dirinya?
"Jangan hakimi diriku yang terhormat ini berdasarkan penampilanku yang seperti anak kecil! Kekuatanku lebih besar daripada seorang kultivator tahap Nascent Soul. Jika bukan gara-gara kesadaran pria itu yang mengikatku pada istana tersembunyi tadi, pembatas itu tidak akan bisa menghentikan diriku yang terhormat ini."
Sosok kecil yang pendek itu berdiri disana sambil menaikkan dagunya, mencoba menggambarkan penampilan 'aku sangat kuat' pada Feng Jiu, yang membuat Feng Jiu tak bisa menahan ujung bibirnya yang naik, dan dia mengikuti permainannya dengan melihat Phoenix Api dengan tatapan kagum.
"Ternyata kamu sekuat itu?!"
"Tentu saja!" Phoenix kecil terlihat sangat bangga dengan dirinya, matanya menunjukkan semangat yang tinggi.
"Tapi tak peduli seberapa kuat dirimu, kamu masih binatang milikku dan aku masih pemilikmu!" ucap Feng Jiu, kedua matanya menyipit karena tersenyum, mengingatkan anak kecil itu tentang fakta yang sangat ingin dilupakannya. Sesuai dugaan, Feng Jiu melihat seluruh tubuh anak kecil itu mengempis ketika menatap Feng Jiu dengan matanya yang sedih.
"Oh, iya! Apa kamu ingin memasuki Cincin Spasial? Kalau tidak, jika anak mungil sepertimu tiba-tiba muncul di Hutan Sembilan Jebakan, tak perlu diragukan lagi kalau kamu akan mengundang perhatian. Kalau kultivator-kultivator Immortality menemukan bahwa kamu Phoenix Api kecil, kita akan berada dalam masalah besar!"
Guru pernah mengatakan pada Feng Jiu ketika pria itu akan mengirim mereka kesini, bahwa, ketika mereka keluar dari Makam Pedang, mereka akan muncul kembali di dalam Hutan Sembilan Jebakan, karena mereka tadinya ada di bawah tanah Hutan Sembilan Jebakan. Pria itu bisa membawa mereka keluar dari bawah tanah, tapi tidak bisa mengeluarkan mereka dari Hutan Sembilan Jebakan.
Awalnya, Phoenix Api kecil ingin menolak, tapi ketika mendengar kata-kata Feng Jiu, akhirnya dia mengangguk walaupun merasa enggan. Meskipun Pheonix Api sangatlah kuat, tapi Feng Jiu masih terlalu lemah, menarik perhatian ketika berada di sana, akan cukup bermasalah bagi mereka.
"Anak yang baik!"
Setelah melihat anak itu mengangguk, Feng Jiu menggendong anak itu dan menciumnya. Dan ketika Feng Jiu melihat wajah anak itu langsung memerah, reksi malu-malunya itu membuat Feng Jiu tertawa terbahak-bahak.
Feng Jiu menarik kesadarannya dan Phoenix Api kecil langsung masuk ke dalam ruang dimensi di dalam cincin.
Setelah enam jam berlalu, pusaran muncul di atas Makam Pedang dan seketika, Feng Jiu pun terhisap ke dalamnya.
"Hah? Dimana ini?"
Feng Jiu melihat ke sekeliling tempat dia baru muncul. Dia terlihat masih berada di Hutan Sembilan Jebakan, tetapi tak ada satupun binatang maupun jiwa yang ada di sekitarnya. Suasana ini terlalu sunyi hingga terasa mengerikan.
Dan, saat ini sudah malam hari.
"Brr! Dinginnya!" Feng Jiu menggosok-gosok kedua lengannya. Sambil berjalan di tengah pepohonan, dia berpikir: [Aku penasaran apakah si besar Guan Xi Lin masih menungguku di sana?]
Setelah berjalan cukup jauh, Feng Jiu tiba-tiba mendengar suara pertarungan.
[Sebuah pertarungan?]
Kedua matanya kebingungan, Feng Jiu langsung menyembunyikan auranya sambil mendekati suara itu.
Ketika dia sampai, Feng Jiu bersembunyi di belakang pohon yang besar, dan sedikit mencondongkan kepalanya ke depan. Ketika Feng Jiu sudah melihat sosok yang familiar itu, tanpa sadar dia tertegun lalu mengedipkan matanya.
[Paman? Benar-benar pria itu lagi?]