Nova menggendong Jack keluar dari mobil, dan berjalan menuju pintu rumah sakit.
Nova berhenti saat dia melihat Mila dan Anita ditempat administrasi pembayaran, Nova berjalan menghampiri Mila dan Anita.
"Sudah semua?...", tanyanya kepada dua perempuan itu.
"Sudah aku bayar semua tagihannya, kalian nggak perlu ribut disini, ayo masuk kekamar Dhyta aja", sahut seorang laki-laki dari belakang Nova, dan menepuk bahu Nova.
"Ini anakmu?...
Aku tak menyangka, anak sekecil Jack dan Dhyta bisa mempertemukan kita berempat seperti ini, meskipun dalam keadaan yang tidak terlalu baik", katanya, dia adalah Doni yang juga salah satu sahabatnya.
Tak lama kemudian Jack mendengar pembicaraan mereka, dia mengerjapkan matanya beberapa kali, dan sesekali menguap.
"Hoaaamhh....", Jack menguap, dan semuanya pun terdiam, karena merasa telah membangunkannya.
"Apa kita sudah sampai Pa?...", tanyanya, sembari mengusap matanya yang sedikit berair.
"Iya, sudah dari tadi", kata Nova, sembari membelai rambut hitam Jack.
"Aku mau turun", pintanya, dan Nova pun segera menurunkannya.
"Dimana Dhyta?...", tanya Jack dengan mengerutkan keningnya, dan sedikit memiringkan kepalanya.
"Haha...
Jack, kau baru bangun sudah mencari Dhyta, ayo Paman antar", ajak Doni, dan menggandeng Jack menuju ruangan Dhyta.
Sesampainya mereka didepan sebuah ruangan, dimana tempat Dhyta dirawat.
Tetapi hanya Jack yang masuk.
"Aku mau memberitahu Dhyta sesuatu, jadi kalian semua harus menunggu disini sampai aku keluar!...", perintahnya kepada orang tuanya juga orang tua Dhyta, mereka menanggapinya dengan senyum simpul dan sedikit tertawa karena cara bicaranya yang seperti ingin mengatakan suatu hal penting.
Sementara itu, dengan memakai pakaian dengan motif seperti bunga yang bersemi, berwarna ungu muda, dan pita berwarna pink keunguan di pinggangnya juga penjepit rambut besar yang dia sangkutkan dirambut hitamnya yang terurai , Dhyta sedang memikirkan sesuatu.
*"Apa Jack akan kesini ya?..., aku perlu menanyakan banyak hal padanya, tapi apa aku bisa bertemu dengannya lagi setelah aku berobat?..., apa dia tak akan melupakanku?..."*, batinnya.
Dhyta memandangi luar jendela, melihat daun-daun yang tertiup angin dimalam hari, juga bintang yang berkedip-kedip.
'Cklek'
Suara pintu yang terbuka itu membuyarkan lamunan Dhyta, Dhyta pun dengan sigap menolehkan kepalanya dan melihat siap yang membuka pintu itu.
Dhyta kaget, tak percaya dengan apa yang dia lihat.
*"I...itu Jack?...
Ta...tapi ke...kenapa d...dia bersa...ma Sia?..."*, batin Dhyta terbata-bata.
Dibelakang Jack, berdiri seorang perempuan yang memakai gaun hitam, dan rambut yang acak-acakan, itu membuat Dhyta tercengang dan kaku.
"Dhytaaaa....", Jack berlari menuju Dhyta dan dengan sigapnya dia memegang kedua tangan Dhyta yang agak dingin karena kaget.
"Eh...
I..iya", kata Dhyta, masih dalam keadaan kaku.
"Kamu kenapa?...", tanya Jack, dia melihat Dhyta yang memerhatikan punggungnya, dan dia pun melirik kebelakang, dan ternyata Sia berdiri tepat dibelakangnya.
"Sia apa yang kamu lakukan disini?...", tanya Jack, dengan malas dan tidak terlalu peduli, Jack melepas genggaman tangannya.
"Aku ingin menjenguk Dhyta", jawabnya, dengan nada dingin dan kaku, juga suaranya yang agak serak.