webnovel

Chapter 22; Kenyataan itu kejam

"Ukurannya segiga lho kakak yakin?"

Aileen dengan bersemangat menganggukan kepalanya. Ia yang melihat Violet seperti cerminan dirinya sendiri tentu ingin lihat akhir bahagia untuk Violet dan Shiro bukannya akhir menyedihkan yang menimpa mereka. Kalau ada alternative ending yang bisa membuat dia lupa dengan ending asli Violet yang sedih tentu ia ingin melihatnya

Melihat Aileen sangat serius Adnan mengirimkan video yang Aileen minta kepadanya, setelah pengiriman selesai Aileen melihat sekilas vidionya dan benar saja yang membuat memang bukan studio animasi di Jepang sana tapi seorang murid jurusan animasi bernama Kori dari SMK Ganesha Jaya. Siapapun yang di sebut Kori ini benar-benar jenius. Mana gambarnya bernar-benar sama persis dengan animenya. Berapa lama sebenarnya dia mengerjakan ini?

"Kamu bayar temen kamu buat bikin anime satu episode?"

Dengan enteng Adnan mengangguk sambil tersenyum bangga. Aileen benar-benar tidak tahu seperti apa sebenarnya orang yang mengerjakan proyek ini sendirian dalam waktu dua bulan. Dia pasti gila seni hingga bisa mengerjakan gambar, pewarnaan, editing video, dan mengisi suaranya sendiri.

"Iya, dia ngerti perasaan aku jadi dia langsung selesein dalam waktu dua bulan. Kualitasnya keren, dia edit suara orangnya biar bisa mirip sama voice actornya dan hasilnya wah banget!"

Tahu kalau pembicaraan mereka tidak mungkin akan segera selesai Reipun menyela.

"Aileen ini udah waktunya."

Aileen yang tersadar kalau ia terlalu banyak mengobrol dengn Adnan memeriksa jamnya menemukan kalau sekarang sudah hampir pukul dua, Aksa pasti sudah menunggu mereka sekarang.

"Kalau gitu kakak bakal tonton ini setelah pulang, habisin makanannya ya Adnan."

Mengingat jam makan siangnya juga sudah tinggal lima belas menit lagi Adnan hanya menganggukan kepalanya.

"Hati-hati di jalan kak!"

Aileen hanya tersenyum kembali sekilas sebelum kemudian pergi kembali bersama Rei ke tempat parkir untuk pergi ke tujuan mereka selanjutnya sementara Adnan masuk ke dalam kelasnya dan duduk kembali di atas kursinya.

"Adnan yang tadi itu siapa? beneran kakak kamu? Cantik banget."

Tanya salah seorang teman laki-lakinya dengan wajah yang tampak penasaran. Adnan tersenyum mendengar teman-temannya memuji kecantikan Aileen, mereka tidak salah Aileen memang cantik. Tapi bukan cuma sekedar cantik. Dia juga mandiri dan pemberani selain itu meski ia tidak banyak memperlihatkan ekspreesi di wajahnya seperti Daniel Aileen sebenarnya orang yang penyayang dan peduli pada orang di sekitarnya.

"Hehe dia kakak pemilik apartemen yang aku tinggali sekarang, cantik kan?~"

Jawabnya jujur. Sedikit pamer pada teman-temannya yang membuat dirinya di tatap iri oleh mereka.

"Adnan mujur banget kamu pemiliknya udah cantik baik lagi ibu kos aku mah galak. Kamu enak bisa cuci mata tiap hari, dimasakin lagi biaya sewa di tempat kamu berapa?"

Tanya temannya yang satu lagi sambil menatap Adnan yang tampak memakan makanannya dengan lahap.

"Sewanya? Hm... aku gak nyewa di sana sih aku kerja di sana. Dan karena aku kerja di sana aku tinggal di sana, aku cuma perlu bayar listrik doang."

"What?!! Adnan kerja apa kamu di sana di bayar berapa kamu?!! Aku mau!!"

Adnan hanya tertawa sambil meneruskan memakan makanannya. Mana mungkin ia memberi tahu temannya kalau dia adalah seorang agen rahasia kan?.

"Tehe~ itu rahasia~"

***

"Kamu sampai sebegitunya pingin liat ending lain dari filmnya?"

Aileen tadi memang bilang kalau dia akan menontonnya saat kembali nanti tapi nyatanya dia langsung menontonnya saat berada di dalam mobil.

"Habisnya penulisnya terlalu sadis! Lagian aku gak rela Violet jadi sendirian seumur hidup!!"

Rei tertawa hambar mendengar perkataan Aileen, dia ini kelihatannya cuma bisa tampak normal saat membahas film atau novel, tidak aneh juga sih karena dirinya sendiri juga seorang penulis. Tapi kenapa Aileen seterobsesi itu pada series ini? tidak mungkin karena hanya sekedar menyukai film dan novelnya kan? Sudah pasti ada sebab lain.

"Kenapa sih sampai sebegitunya? Itukan cuma film."

"Soalnya aku sama Violet senasib."

Jawaban Aileen membuat Rei yang sedang menyetir tanpa sadar menengok ke arahnya.

"Sayangnya hidup bukan novel, anime atau manga yang bisa di bikin fan madenya kalau iya aku pingin liat ending lain yang dibikin orang lain buat aku. Jadi seenggaknya aku pingin liat Violet bahagia di ending yang lain."

Tokoh Violet memeluk Shiro yang baru sadar setelah oprasi yang dia jalani berhasil. Tangisan sepasang kekasih itu terngiang di dalam mobil dan Aileen hanya tersenyum kecil menontonnya. Dunia itu kejam, Aileen sadar dengan hal itu namun ia masih menginginkan ending bahagia untuknya. Tapi kebahagiaan yang diinginkannya tidak mungkin dia raih karena tidak ada yang bisa menghidupkan seseorang yang sudah mati.

"Kenapa kamu seterpaku itu sama masalalu kamu Aileen?"

Kalau melupakan Aileen bisa menjalani hidup seperti biasa, tidak perlu merasakan rasa sakit hingga sekarang, bisa kencan dan bahkan mungkin menikah namun dia tidak melakukannya. Aileen tersenyum kecut saat mendengar pertanyaan Rei.

"Gimana gak inget kalau dapet kenang-kenangan yang akan pernah bisa dilupain?"

Rei ingin bertanya apa yang sebenarnya Aileen maksud namun mereka sudah terlanjur sampai di kantor polisi. Keduanya keluar dari hover car dan diperbolehkan masuk setelah memperlihatkan lencana T.I.M yang dibawa oleh Rei karena milik Aileen belum selesai dibuat karena itu dia tidak bisa pergi sendiri. Setelah petugas membiarkan mereka masuk Aileen dan Rei langsung pergi menuju bagian forensik. Tidak semua kantor polisi memiliki bagian forensik hanya kantor besar saja yang memilikinya dan yang ini adalah salah satunya.

"Tunggu sebentar, apa yang orang luar lakuin di sini?"

Rei memperlihatkan lencananya, orang di hadapannya tampak terkejut.

"Perempuan di sebelah saya ini mau memeriksa mayat wanita yang ditemukan semalam."

Laki-laki itu mengangguk mengerti dan membiarkan keduanya masuk. Aksa terlihat sudah berada di dalam lebih dulu bersama seorang laki-laki berambut hitam pendek yang sepertinya adalah kepala polisi. Meski begitu umurnya terlihat masih muda mungkin sama dengan umur Aksa. Namun entah mengapa Aileen merasa tidak suka dengan keberadaan laki-laki itu. Dia tidak suka cara laki-laki itu menatapnya.

"Oh Aileen, kamu udah dateng? Kenalin ini Candra. Kepala polisi di sini."

Laki-laki itu menatap Aileen dengan senyuman di wajahnya, dia mengangkat tangannya ke hadapan Aileen untuk bersalaman dengannya.

"Saya Candra, salam kenal."

Aileen melirik laki-laki itu dengan tatapan tidak suka dan berjalan begitu saja melewatinya tidak memperdulikan laki-laki yang ingin bersalaman dengannya itu membuat ia di tatap aneh oleh anggota kepolisian lain yang kebetulan juga ada di lorong.

"Aku Aileen, dan tolong jangan tatap aku kayak gitu. Jijik tahu."

Perkataan Aileen sukses membuat Candra merasa seakan telah di tikam oleh benda tajam sementara Rei tertawa kecil melihat reaksinya dan mengikuti Aileen dari belakang.

Sesampainya di ruang otopsi Aileen melewati semua petugas yang ada di sana dengan santainya tanpa memperdulikan tatapan ataupun perkataan yang terlontar dari mulut mereka dan menghampiri mayat yang terbaring di atas meja. Mayat itu tampaknya masih belum tersentuh, sepertinya Aksa meminta mereka untuk tidak menyentuh jasad itu sebelum dia periksa terlebih dulu. Aileen pun memakai sarung tangan karet yang telah disiapkan dan mulai memeriksa mayat tersebut secara detail.

"Aksa, dia siapa?"

Tanya Chandra tanpa berhenti menatap Aileen. Aksa tidak suka dengan caranya menatap Aileen. Dia menatap Aileen seakan dia adalah perempuan murahan yang bisa dia ajak 'bersenang-senang'. Rei juga tidak suka, laki-laki itu tampak menatap Aileen seakan dia adalah mainan. Aileen bukan mainan, dia bukan perempuan murahan yang akan dengan senang hati melakukan apapun yang orang suruh hanya demi cinta apa lagi uang. Dia sudah punya banyak uang dan dia juga tidak tertarik dengan laki-laki lain selain mantan pacarnya yang sudah meninggal. Lagipula Aileen itu cerdas, tidak mungkin dia mau bersama dengan seseorang yang sudah punya istri dan menyalahgunakan jabatannya. Yang ada kalau Aileen tahu seperti apa Chandra dia sudah pasti akan menghancurkannya. Intinya dia sama saja dengan menggali kuburannya sendiri kalau dia masih berani mengganggu Aileen.

"Dia adik iparku, mending kamu gak coba-coba ngedeketin dia Chandra."

Beri, vote coment dan review kalau kalian suka cerita ini dan kalau ada kekurangan tolong beri tahu juga, kalau ada yang mau ngasih gift juga juga boleh. Makasih buat semua dukungan kalian dalam bentuk apapun itu see you :)

LynKuromuno707creators' thoughts
次の章へ