Menutupi wajahnya, pemburu itu tidak tega untuk terus menyaksikan adegan di hadapannya. Puluhan pengawal berperawakan besar! Jika mereka melakukannya bersama-sama … akan sulit untuk mengatur posisi semua orang ini …. Tetapi jika mereka melakukannya satu per satu, itu akan ….
Merasa kasihan pada Rong Rui, pemburu itu melihat wajah Li Sicheng yang sangat tenang, seolah-olah dia tidak merasakan apapun tentang apa yang akan terjadi. Setiap individu sangat berbeda, dan setiap pria sangat berbeda. Ada perbedaan yang sangat besar antara sang bos dan dirinya, pikir si pemburu.
Saat diangkat ke atas, Rong Rui berteriak, "Li Sicheng, kau akan menyesali ini … ah … jangan sentuh aku di situ. Dasar cabul! Lepaskan!"
Saat Rong Rui mengatakan itu, pengawal yang memegang pergelangan kakinya benar-benar melepaskannya. Dengan sebuah suara yang keras, wajah Rong Rui menyentuh lantai terlebih dahulu. Hidungnya membentur lantai, membuatnya merasa kesakitan. Mulutnya langsung merasakan darah.
Kemudian, seorang pengawal duduk di atas tubuhnya. Rong Rui dengan jelas merasakan bahwa kejantanan pengawal itu semakin mengeras menempel di kulitnya sendiri. Meronta ke sana kemari seperti orang gila, Rong Rui berteriak, "Tidak, tidak! Li Sicheng! Kau tidak berperasaan dan akan dihukum!"
"Kau mengutukku?" Li Sicheng menaikkan alisnya, terkekeh-kekeh, dan memandangnya dengan tidak peduli. Ketika duduk di sofa, Li Sicheng hampir terlihat seperti seorang dewa dengan karakter wajahnya yang halus dan pencahayaan yang hangat di belakangnya. Li Sicheng menyilangkan kakinya dan berkata dengan perlahan, "Kau ingin aku melepaskanmu?"
Tentu saja! Tidak seorang pun ingin disodomi oleh laki-laki, belum lagi oleh puluhan laki-laki pada saat yang sama! Jika dia benar-benar diperkosa oleh mereka … Rong Rui mungkin tidak akan selamat.
"Memohonlah padaku." Dua kata itu terucap dari bibir tipis Li Sicheng.
Menatap Li Sicheng, Rong Rui menggertakkan giginya dan tidak berbicara.
"Kita akan melihat apakah Tuan Muda Rong tulus."
Rong Rui tampak bimbang. Tiba-tiba, pengawal yang duduk di atas tubuhnya bergerak, yang mana membuat Rong Rui sangat ketakutan, dia kemudian berseru, "Aku mohon padamu."
Li Sicheng menaikkan sebelah alisnya, menatap pria itu dengan tenang.
"Aku mohon padamu, Li Sicheng. Tolong lepaskan aku!" Wajah Rong Rui memerah saat dia memandang Li Sicheng dan berkata, "Tolong lepaskan aku! Aku tidak akan pernah lagi membuat masalah denganmu di masa depan. Aku bersumpah atas nama keluargaku. Jika aku melanggar janjiku, biarkan aku disambar petir. "
Wajah Li Sicheng terlihat puas. Tetapi dia masih melengkungkan bibirnya dan berkata, "Sepertinya Tuan Muda Rong tidak mengerti apa artinya memohon."
Ekspresi wajah Rong Rui berubah saat dia menggertakkan gigi. "Jangan serakah!"
Li Sicheng melambaikan tangannya, dan pengawal di atas tubuh Rong Rui menggerakkan pinggulnya lagi.
"Tunggu!" Rong Rui merasa ngeri menghadapi seorang laki-laki tanpa ada yang menutupi tubuh bagian bawahnya. "Biarkan dia pergi dahulu."
Mendengar itu, Li Sicheng memberi isyarat kepada pengawal itu untuk pergi. Pengawal itu bangkit berdiri, dan Rong Rui berdiri sebelum akhirnya dirinya berlutut ke arah Li Sicheng, menggertakkan giginya, dan berkata, "Seorang pria tidak boleh menekuk lututnya, tetapi aku hanya memiliki satu nyawa. Li Sicheng, tolong biarkan aku pergi."
"Aku tidak meminta ini."
Dengan penuh rasa marah, Rong Rui buru-buru menghampiri Li Sicheng. Sebelum dia sampai, beberapa pengawal telah menjauhkannya dari Li Sicheng. Rong Rui mengutuk, "Kep*rat! Li Sicheng, kau bermain-main denganku?"
Li Sicheng dengan perlahan mengeluarkan ponselnya, menunjukkannya pada Rong Rui, dan kemudian menekan nomor Tang Mengying.
Sambil menatap Rong Rui, dia berkata perlahan, "Apakah membiarkanmu pergi atau tidak, keputusannya adalah milik Tang Mengying. Jika gadis itu mau menyelamatkanmu, kau akan baik-baik saja. Namun, jika …." katanya, dan melirik para pengawal di belakang Rong Rui , melengkungkan bibirnya. Maksud perkataannya sudah jelas.