webnovel

Perjalanan – bagian 2

編集者: Wave Literature

"Seorang magus-archer1 elemen angin. Melihat anak panahnya yang bisa menggabungkan Magic 'Supersonic' dan 'Precision', magus-archer elemen angin ini pastilah sudah mencapai setidaknya tingkat lima." Suara Doehring Cowart terngiang di kepala Linley. "Jika melihat kemampuan orang ini, jika saja dia berjarak 50 meter darimu, pasti kau akan tetap terluka parah meskipun berhasil menghindari anak panahnya. Jadi sebaiknya kau kabur saja!"

Linley pun merasa takut.

"Serahkan semua barang berhargamu, maka aku akan membiarkanmu pergi hidup-hidup." Sebuah suara yang dingin terdengar, lalu ada lebih dari sepuluh pria berbaju hijau gelap keluar dari hutan. Semuanya memegang busur yang besar. Pedang pendek juga terselip di pinggang mereka. Kesepuluh pria ini menatap dingin ke arah Linley dan dua orang lainnya sembari datang mendekat.

Tetapi si pemilik suara tadi tidak muncul.

Linley dan yang lainnya saling melirik. Mereka tidak menyerahkan barang berharga mereka. Mereka hanya memperhatikan para pemanah yang mendekat itu dengan waspada.

"Serang!" Suara dingin itu terdengar lagi. Para Mage elemen angin di belakang mereka langsung mematuhinya. Karena Linsey dan yang lainnya tidak langsung menyerah, para Mage itu pun segera diperintahkan untuk membunuh mereka.

"Twang""Twang""Twang""Twang".

Segera saja para archer itu melesatkan anak panah mereka ke arah Linley dan kelompoknya, dan mereka pun bergegas menghindar. Tidak hanya menghindar, Kava juga menggunakan pedang besar yang dipegangnya untuk menghalau beberapa anak panah.

Linley mengeluarkan Magic elemen angin 'Supersonic' sehingga dia bisa menghindar dengan mudah sembari mengawasi kedua temannya dengan waspada. Matt sedang menghindar tanpa henti dengan tangkas dan cukup hati-hati. Dia juga menggunakan pedangnya untuk menepis anak panah yang datang.

Tetapi Kava ternyata tidak setangkas kedua temannya. Dia tidak bisa leluasa bergerak dengan pedang besar miliknya. Dia menggunakan pedang besarnya sekaligus battlle-qi tipis miliknya untuk sebagai pertahanan utamanya. Dan, tentu saja, ancaman anak panah itu tidaklah terlalu besar; seorang warrior tingkat lima dapat mengatasinya.

"Aaargggg, matilah kau!" Sambil mengerang marah, Kava berlari ke arah para pemanah dengan pedang besar di tangannya.

Melihat hal itu, muncullah tatapan penuh amarah di mata si magus-archer elemen angin yang sedang mengintai di balik pepohonan. Sekali lagi, dia menarik tali busurnya dan mulai merapal mantra dari Magic 'Supersonik' dan 'Precision' hingga busur dan anak panahnya berkilauan cahaya emas dan biru.

Masih mengerang marah, Kava terus berlari ke arah para pemanah. Namun di tengah jalan dia tiba-tiba merasakan adanya kilasan cahaya biru di hadapannya. Panah itu sudah ada di depannya dan tidak memberi kesempatan bagi Kava untuk bertindak. Dia sangat ketakutan sehingga dalam sekejap bajunya dibasahi keringat dingin. Dia cepat-cepat mengangkat pedang besarnya untuk menghalau serangan ini. Namun….

"Argh!"

Panah itu menancap menembus kepalanya.

"Ah…" Kava berdiri kebingungan, matanya penuh dengan ketidakpercayaan. Dia jelas-jelas telah menghalau panah itu dengan pedangnya. Bagaimana bisa panah itu tetap mengenainya? Matanya bertanya-tanya. Pandangannya perlahan menjadi kosong dan tubuhnya pun roboh, seperti runtuhnya sebuah gunung.

Di kejauhan, Linley merasakan hatinya bergetar.

"'Precision', Magic pendukung elemen angin. Benar-benar akurat!" Sebagai seorang Mage elemen angin, Linley tahu betul bahwa Magic pendukung ini, 'Precision' jika digunakan untuk mendukung serangan seorang pemanah, akan membuat tingkat ketepatan panahnya meningkat pesat mengincar target dalam hitungan detik, dengan cara mengkoreksi, membelokkan arah anak panah agar mengenai sasaran.

Contohnya adalah yang baru saja terjadi. Kava memang berhasil mengangkat pedang besarnya tepat waktu untuk menghalau panah itu. Tapi panah itu bisa menyesuaikan arahnya dalam waktu singkat sehingga bisa tetap menembus kepala Kava.

"Magic elemen angin, jika dipasangkan dengan sebuah busur, memang jadi sangat mengerikan." Linley diam-diam pun merasa terkejut, namun beberapa saat kemudian dia langsung merapal mantra Magic.

"Kalian berdua sebaiknya menuruti perintah kami." Suara dingin itu terdengar sekali lagi dari dalam hutan, diikuti tawa arogan dari kesepuluh pemanah. Seorang magus-archer elemen angin harus memiliki kemampuan Magic yang sangat kuat dan kekuatan fisik yang memadai untuk bisa menggunakan busur dengan benar.

Seorang magus-archer elemen angin merupakan penyerang jarak jauh yang sungguh mengerikan.

Tatapan membunuh terpancar dari mata Linley saat dia menatap kesepuluh archer itu seolah mereka hanyalah badan tak bernyawa.

"Krak!""Krak!""Krak!""Krak!"

Magic elemen bumi tingkat kelima – Earthen Spear Array!

"Ahhh" Teriakan memilukan menggema.

Lusinan tombak dari tanah muncul dari permukaan. Setiap tombak tingginya lebih dari semester. Dalam sekejap, pasukan pemanah itu telah tertusuk oleh tombak-tombak yang muncul dan menyerang tanpa mereka duga. Kesepuluh archer itu merasa kesakitan dan berteriak.

"Pemimpin, tolong kami, selamatkan kami!" Seorang archer yang tertusuk perutnya berteriak penuh kesengsaraan.

"Ah, ah!" Seorang lainnya yang tertusuk di bagian paha juga berteriak kesakitan.

Empat orang dari pasukan archer itu tewas seketika di tempat, sedangkan sisanya yang berjumlah hampir sepuluh terluka parah. Kemampuan bertarung mereka sudah dilumpuhkan.

"Seorang Mage elemen bumi!"

Archer yang mengintai dari balik pepohonan sangat terkejut. Dia dan pasukannya telah bersembunyi cukup lama di sini, di tepian Mountain Range of Magical Beasts. Selama itu mereka telah menyerang dan membunuh para pengelana dan telah mengumpulkan harta dengan jumlah yang cukup banyak.

Biasanya, saat melancarkan serangan, dia akan membunuh Mage dari pihak lawan terlebih dulu!

Mage dari pihak musuh juga bisa saja melancarkan serangan jarak jauh. Maka dari itu, mereka menghabisinya telebih dahulu sebelum mereka menghadapi risiko besar. Dia tidak menyangka bahwa setelah membunuh satu Mage, ternyata masih ada Mage lainnya.

"Ayo pergi."

Dengan memanfaatkan kondisi lawannya yang masih terkejut, Linley cepat-cepat menggunakan Magic "Supersonic" untuk meningkatkan kecepatannya hingga batas maksimum. Dia bergegas lari menjauh dari wilayah itu. Linley tahu benar bahwa dia tidak akan bisa menyerang si magus-archer yang ada di balik pepohonan.

Jarak mereka terlalu jauh, dan bahkan Magic pun punya batasan jarak. Jika dia nekat mendekat ke arah si magus-archer, dia mungkin tidak akan mampu menghalau serangan dari mereka.

Linley berlari dengan kecepatan penuh. Dia telah berlari sejauh 30 kilometer.

"Boss, kenapa kau melarikan diri? Menyerang si magus-archer itu mungkin memang berisiko besar untukmu. Tapi jika aku yang menyerangnya, tentu aku bisa menghabisinya dengan mudah. Mengapa tidak kau biarkan aku menghabisinya?"'Bebe' si little Shadowmouse menggerutu marah kepada Linley.

Linley tahu benar bahwa 'Bebe' si little Shadowmouse ini kini sangat kuat.

Saat Linley masih berusia 8 tahun, si little Shadowmouse telah memiliki kecepatan yang melebihi kecepatan warrior tingkat enam!

Berdasarkan kecepatan si Shadowmouse kecil ini, si magus-archer itu mungkin tidak akan bisa membidik ke arahnya.

"Perjalanan ini adalah untuk latihanku. Aku harus mencoba mengatasi segalanya dengan kemampuanku sendiri." Linley menjelaskan.

Si little Shadowmouse melompat ke bahu Linley dan mencakar-cakarnya sembari mengeluarkan suara-suara marah dari giginya. Dia berteriak marah kepada Linley, "Boss, kau ini sudah keterlaluan. Aku juga butuh berlatih. Aku juga butuh bertarung!"

Linley melihat ke arah si little Shadowmouse dan tidak dapat menahan tawanya. "Baiklah. Saat kita sampai di Mountain Range of Magical Beasts dan bertemu dengan monster kuat manapun, aku akan membiarkanmu melawan mereka. Sepakat?"

"Kalau begitu aku setuju." Si little Shadowmouse duduk dan melipat cakarnya. Hidung kecilnya mengerut saat dia tersenyum senang.

Tepat saat itu juga, langit yang sudah gelap dan mendung terbelah oleh ledakan petir, diikuti oleh suara gemuruh yang memekakkan telinga.

"Sepertinya akan segera ada badai besar." Linley menggumam.

Linley segera menambah kecepatannya untuk bergegas ke arah Mountain Range of Magical Beasts. Ketika jarak Linley sudah tinggal sekitar sepuluh kilometer dari gunung itu, hujan mulai turun rintik-rintik dan tak lama kemudian mulai deras dan membanjiri tanah.

"Rumble…"

Suara Guntur terdengar lagi dan lagi, sedangkan hujan deras terus membasahi tanah. Rasanya bagai seluruh bumi telah dibanjiri air.

Tapi hujan itu tidak terlalu membasahi Linley yang terus berlari dengan kecepatan tinggi. Hal ini dikarenakan adanya Magic 'Wind Shield' sepuluh senti di atas Linley. Diameternya sekitar 1 meter. Kemampuan pertahanan dari Magic itu cukup tinggi. Linley hanya perlu menggunakan sedikit mageforcenya untuk terus melindunginya dari hujan.

Karena angin memang tidak berbentuk, maka Wind Shield itu juga hanya tampak seperti garis biru yang tembus pandang.

Dari jauh, tidak akan ada yang menyangka bahwa ada Wind Shield di sana. Dengan perisai ini, Linley bisa terus berlari dengan cepat. Setelah beberapa saat, Linley dapat melihat lekuk-lekuk panjang dari dari pegunungan, terentang dari selatan dan entah sampai mana. Pegunungan ini, yang membagi benua Yulan menjadi dua, merupakan pegunungan nomor satu di dunia – Mountain Range of Magical Beasts.

Melihat pegunungan raksasa yang jaraknya hanya tinggal beberapa kilometer lagi, Linley pun menghela napasnya.

"Pegunungan yang besar sekali…"

Pegunungan ini memang sangat sangat besar. Orang tidak akan bisa melihat batas gunung ini dengan mata telanjang. Dari ujung utara hingga ujung selatan, yang terlihat hanyalah gunung. Melihat pegunungan yang jumlahnya tanpa batas di pegunungan ini rasanya sama seperti melihat jumlah air yang tak terbatas di lautan.

Hamparannya sungguh tanpa batas!

"Inilah Mountain Range of Magical Beasts, pegunungan nomor satu di benua ini. Ada berapa banyak Magical Beast di sana? Berapa banyak Saint-level Magical Beasts?" Saat ini, Doehring Cowart muncul di sisi Linley, memandang jauh dan angkuh. "Sudah lama aku tidak datang ke Mountain Range of Magical Beasts ini."

Ada rasa penasaran yang nampak di mata Linley.

"Ayo pergi!"

Dengan suasana yang heroik itu, Linley berlari melewati hujan badai yang mengguyur menuju pegunungan, sedangkan Bebe si little Shadowmouse mencicit senang di bahu Linley. Di bawah naungan badai, Linley segera saja memasuki wilayah pegunungan tanpa batas itu.

*****

次の章へ