webnovel

스토커 (STALKER)

作者: Rach_Rachma
SF
連載中 · 4K ビュー
  • 4 章
    コンテンツ
  • レビュー結果
  • N/A
    応援
概要

Han Seulgi yang berprofesi sebagai seorang detektif kepolisian di daerah Busan, tiba-tiba saja ia dipindah tugaskan ke Seoul oleh atasannya itu. Tanpa sebab dan alasan. Meski tak tahu apa alasannya, Seulgi tetap pergi demi menghidupi dirinya sendiri. Baru saja tiba di sana, Seulgi sudah ditunjuk sebagai saksi mata dalam kasusnya sendiri. Suatu malam, Seulgi melihat seseorang berjaket hitam dengan wajah ditutupi masker, membunuh seorang gadis pejalan kaki di jalan raya yang sepi. Karena sudah tertangkap basah, akhirnya pria itu bersikeras ingin membunuh Seulgi. Kwon Mingyu, pria itu juga memiliki profesi yang sama seperti Seulgi. Ia akan menjadi rekan tim Seulgi di kantor. Satu peristiwa berhasil mempertemukan keduanya, Mingyu menemukan Seulgi dalam keadaan tidak sadarkan diri di pinggiran jalan. Karena pertemuan itu, keduanya sepakat untuk bekerja sama untuk menyelidiki kasus tersebut. Namun, semakin mereka menyelidiki lebih dalam, laporan orang hilang terus marak terjadi di Gangnam, Seoul. Bisakah Seulgi dan Mingyu menangkap pembunuhnya? Siapakah dalang di balik semua itu?

Chapter 1Bab 01 - Bekerja Sama

"Halo?"

"Apa kau sudah tiba di Seoul?"

Seulgi memainkan sudut bibirnya ke kanan kiri. "Ya, aku sudah sampai, Bi."

"Syukurlah. Cepat cari tempat tinggal yang aman untukmu, jaga diri baik-baik di sana."

"Eem, aku tahu. Bibi juga ... Jaga diri baik-baik di sana."

Seulgi menutup telepon dari bibinya. Setelah itu, melanjutkan langkahnya. Ia melangkah di tepian jalan sambil menggendong tas ransel di bahunya. Jalanan besar itu tampak tenang tanpa adanya pengendara bermotor ataupun mobil yang lalu-lalang. Cahaya kuning tiang lampu menyinari rambut hitam gadis itu. Ia memejamkan mata, merasakan angin malam berhembus menyapu rambut panjangnya.

Gadis berusia dua puluh lima tahun itu dipindah tugaskan ke kantor polisi Seoul. Benar, Seulgi berprofesi sebagai detektif kepolisian di divisi kekerasan, yang menyelidiki segala kasus yang berhubungan dengan kekerasan.

Seulgi melirik jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya. "Aneh, padahal baru jam sembilan. Tapi kenapa jalanan sebesar ini sepi?"

Seulgi celingak-celinguk ke sana kemari, memeriksa apakah jalanan ini benar-benar sepi tanpa adanya satu orang pejalan kaki selain dirinya. Tampak di kejauhan, ia melihat sepasang kekasih seperti sedang bertengkar hebat di pojokan jalan. Melihat hal semacam itu, membuat amarahnya naik ke ubun-ubun.

"Hei, kalian! Kalau mau bertengkar jangan di sini, selesaikan lah dengan damai di rumah." Seulgi meneriaki sepasang kekasih itu.

Seulgi yang notabenenya gadis pemberani lantas menghampiri dua sejoli itu. Baru beberapa langkah, ia berhenti. Ia diam membisu menatap lurus ke depan. Rupanya yang dilihatnya tadi bukanlah sepasang kekasih bertengkar, melainkan seorang pria berjaket hitam dengan wajah ditutupi masker sedang mencekik leher si gadis hingga tewas.

Tersadar dari lamunan, Seulgi langsung mengambil pistol di saku belakang celananya dan menodongkannya. Perlahan, ia mengambil langkah mendekati korban. "Aku detektif, sekarang kau tidak bisa kabur."

Bukannya mengangkat tangan, pria itu malah memukul tangan Seulgi, otomatis pistol di genggamannya terjatuh. Kemudian, pria tersebut hendak meraih leher Seulgi. Untung saja gadis itu memelintirkan tangan pria itu. Ia menggunakan jurus taekwondo untuk membanting tubuh pria itu ke aspal.

Helaan nafas panjang terdengar keluar dari mulut Seulgi. "Menyerahlah, tidak ada gunanya lagi melawan."

Gadis itu mengeluarkan sepasang borgol di sakunya. Belum juga memasangkan benda tersebut, pria itu justru diam-diam mengambil batu balok dan melemparnya ke kepala Seulgi.

"Akh! Kau benar-benar tidak ada takutnya, ya?" Seulgi tersungkur mundur sembari memegangi dahinya.

Pria itu mengambil kesempatan selagi lawannya terluka. Leher Seulgi di raih dan dicengkeram kuat. Cekikan itu membuatnya teringat akan satu hal. Dulu, saat Seulgi masih duduk di bangku SMP, almarhum ibu dan ayahnya sering kali bertengkar di depannya. Ayahnya adalah seorang pecandu alkohol, setiap pulang ke rumah pasti selalu marah-marah dalam keadaan mabuk. Kekerasan dalam rumah tangga pun kerap kali terjadi, ibunya sering dicekik dan dimaki-maki tiap kali ayahnya tidak diberi uang.

Namun, semua itu berlalu seiring berjalannya waktu. Begitu Seulgi duduk di bangku SMA, ayahnya mengalami kecelakaan mobil akibat menyetir dalam keadaan mabuk. Ayahnya meninggal dunia saat itu juga. Dua tahun kemudian, ibunya yang meninggal karena serangan jantung. Seulgi tidak sendirian, bibinya mengajaknya tinggal bersama.

Seulgi tidak mau seperti ibunya yang hanya pasrah mendapatkan perlakuan kasar dari sang ayah. Gadis itu mendorong tangan pria itu. Naasnya, cengkraman si pelaku terlalu kuat, Seulgi bisa merasakan ada tonjolan urat di punggung tangannya.

"Le ...." Seulgi memukuli tangan yang mencekiknya. Seiring tubuhnya turun ke bawah aspal, pria itu masih terus menekan jemarinya di leher Seulgi. Gadis itu menyelipkan satu kaki, lalu menendang alat kelamin pria tersebut untuk melepaskan diri.

Akibat hantaman batu balok tadi, pandangan Seulgi seketika samar. Sekuat tenaga ia merangkak mendekati korban, sekaligus memeriksa kondisinya. Wajah korban sudah tampak pucat dengan luka cekikan di leher. Selain itu, tidak ada luka lain di sekujur tubuhnya.

Seulgi melirik tajam ke arah pria itu. "Dasar brengsek."

Kata-kata Seulgi barusan terdengar oleh pria itu. Kemudian, pria itu menyambar leher Seulgi dari belakang, menarik rahang bawah gadis itu.

"Mati kau!"

Seulgi memejamkan matanya pelan. Cukup lama kedua matanya itu terpejam, ia akhirnya ayup-sayup, terdengar suara sirine polisi. Tak hanya itu, bahkan ia mendengar suara seorang pria memanggil-manggilnya. Ia pun segera membuka mata. Pandangannya langsung disambut oleh wajah tampan pria tadi.

"Nona, apa kau baik-baik saja?" tanya pria itu.

"Siapa kau?" Seulgi balik bertanya.

Pria itu tak menjawab. Namun, mengeluarkan nametag miliknya dan menunjukkannya pada Seulgi. "Kwon Mingyu. Detektif dari divisi kekerasan."

"Oh."

Para petugas kepolisian mengamankan TKP, tak lupa memberi garis polisi. Sementara Seulgi, sedang duduk di kursi yang disediakan oleh paramedis, mereka juga memberi selimut tebal pada gadis itu. Kedua tangan Seulgi mengepal erat selimut di tubuhnya, kejadian tadi masih terlintas di pikirannya, terutama ketika si pelaku mencekiknya.

Saat Seulgi tersadar, ia sudah tidak lagi melihat pelakunya. Meski begitu, jasad korban masih berada di tempat.

"Ini untukmu, kau pasti sangat ketakutan, ya?" tanya Mingyu. Pria itu menyodorkan sebotol air mineral.

Seulgi mengambil sebotol air mineral di tangan Mingyu, lalu ia menatap sejenak pria itu. "Apa kau menangkap pelakunya?"

"Tidak. Saat aku datang, pelakunya pergi. Tapi jangan khawatir, petugas polisi sedang mencarinya."

"Omong-omong, aku juga detektif." Seulgi menceritakan kenapa dirinya bisa berada di Seoul.

Mingyu menjentikkan jarinya. "Bagus. Kau datang di saat yang tepat."

"Kenapa?"

"Ayo, kita bekerja sama. Sekarang, kita adalah rekan tim. Mohon bantuannya, Detektif Han." Senyum di wajah Mingyu merekah. Ketika menemukan Seulgi tergeletak di aspal, Mingyu menggeledah tas ransel milik gadis itu dan ia menemukan nametag beserta kartu identitasnya.

Tiba-tiba Mingyu teringat sesuatu. "Apa kau sempat melihat wajah pelakunya?"

"Pelakunya pakai masker. Tapi ... Aku tahu perawakan tubuhnya."

"Seperti apa?"

"Aku tidak mau memberitahu. Ini kasusku, jadi, akan aku selesaikan sendiri."

Seulgi beranjak dari tempat duduknya, melepas selimut tebal tadi dan meraih tas ranselnya. Mingyu menarik pergelangan tangan Seulgi, meletakan plaster di telapaknya. Lagi-lagi pria itu tersenyum, kali ini senyumannya berbeda, seperti mengharapkan sesuatu.

Paramedis membawa masuk jasad korban ke dalam mobil ambulance. Pandangan Seulgi dan Mingyu kini tertuju pada korban. Seulgi masih tidak percaya bahwa dirinya adalah saksi pertama yang melihat kejadian itu. Memikirkan perasaan keluarga korban, membuat gadis itu ingin melibatkan seseorang untuk membantunya.

Seulgi beralih menatap Mingyu. "Apa tawaranmu masih berlaku?"

"Tentu saja. Apa kau berubah pikiran sekarang?"

Gadis itu mengedus kasar. "Jangan banyak tanya, jawab saja ya atau tidak."

"Tenang saja, tanpa aku menjawab pun. Aku akan membantumu, sampai kasus ini tuntas."

あなたも好きかも

KARAKTER LEWAT

Mei Bathari Puspa baru selesai melaksanakan Ujian Masuk Perguruan Tinggi di usia 15 tahun. Sebagai Yatim Piatu yang jenius, banyak orang memiliki harapan besar padanya. Termasuk keluarga angkatnya. Dia tidak berpikir untuk memenuhi harapan mereka. Dia berpikir untuk mulai hidup mandiri setelah Kuliah dan mencari orang tua kandungnya. Siapa sangka, belum sehari setelah Ujian Masuk Perguruan Tinggi, dia mengalami kecelakaan. Kecelakaan itu membuat dia dan saudara angkatnya mengalami kondisi kritis. Antara anak angkat dan anak kandung, tentu saja kedua orang tua itu memilih menyelamatkan anak kandungnya. Setelah kematian dia tidak tau dari mana, hal tidak logis bernama Sistem mengikatnya. Dia harus memenuhi keinginan setiap karakter yang hanya muncul dalam satu kalimat atau satu paragraf dari penulis. Ketika dia melihat keinginan-keinginan duniawi para Karakter kecil itu, dengan senyum kemenangan dia melangkah maju. [Tuan Rumah, dunia selanjutnya mengenai jaman modern.] [Oh, saatnya menjadi bos besar] [...] Jika tuan rumah tidak menggikuti alur buku dan menjadi sangat kuat. Apa yang harus dilakukan. Darurat, menunggu online!!! Tapi setelah beberapa dunia [Tuan Rumah, mari menghancurkan mereka!!] Mei: [....] Dalam setiap dunia. ketika dia mencapai piramida puncak. Seseorang akan selalu berpura-pura menjadi anak kucing dan memeluk pahanya. Sistem: [Tuan Rumah, tidak bisa melakukan ini. Peliiharaan mu akan menghancurkan dunia.] Mei: [Hancurkan saja] Sistem: [....] Anak Kucing tertentu: [Kenapa tidak mengganti Sistem?] Mei: [Itu masuk akal.] Sistem: [ ((╬◣﹏◢)) ] Alert! Pemimpin pria selalu menjadi bos tersmbunyi.

TrytoAngry · SF
レビュー数が足りません
9 Chs

Terhimpit

Cempaka tak menyangka kalau pria yang di jodohkan oleh kakaknya itu sudah punya seorang isteri. Dia tak mau bila harus di madu dan menyakiti perasaan isteri pertamanya. Cempaka minta cerai, namun Kardiman tidak mau menceritakannya. Dia malah pergi meninggalkan Cempaka di tengah kebingungan. Dengan berbekal sehelai kertas segel yang bermaterai, yang ditandatangani oleh pengurus setempat dan juga saudara dari kedua belah pihak. Cempakapun hidup dalam kesendirian. Entah apa statusnya dia sekarang. Mau menguruskan perceraiannya ke pengadilan, dia tidak punya uang. Sedangkan Kardiman sang suami menghilang seperti di telan bumi. Tak terasa Cempaka hidup sendiri sudah tujuh tahun lebih, hampir delapan tahun dia menanti Kardiman agar menandatangani surat perceraian itu. Namun, dia tak kunjung datang. Tak ada kabar beritanya. Beberapa kali Cempaka ke rumah orangtuanya. Namun, tak ada kejelasan sama sekali. Katanya Kardiman tidak pernah pulang-pulang dan tak ada kabar beritanya. Akhirnya Cempaka membiarkan masalah itu mengalir apa adanya. Hingga suatu hari, dia bertemu degan seorang pria yang bernama Angga. Mengaku duda beranak tiga. Sang duda itu nampak tertarik kepadanya, dia mengejar Cempaka dengan berbagai cara. Cempaka mengatakan bahwa dia tidak mau sakit hati lagi. Dia tidak mau gagal lagi. Angga bilang dia tidak akan menyakiti, dan kalau menikah dengan dia pasti tidak akan gagal lagi. Karena diapun merasa tidak enak di sakiti oleh Isterinya. Dan Isterinya itu kabur meninggalkannya, dengan anak ada yang masih kecil. Katanya Isterinya kabur karena dia tidak tahan hidup miskin setelah usahanya bangkrut. Hingga Cempaka pun luluh, dan mau menerima cintanya. Entah apa yang membuat Cempaka tertarik padanya. Padahal, sebelumnya sudah beberapa orang yang mendekatinya, dia selalu menolaknya dengan halus. Pernikahan Cempaka yang keduapun dilangsungkannya dengan sangat sederhana sekali. Hanya nikah SIRI... Karena, pihak kua menolak surat cerai Cempaka yang hanya sehelai kertas segel bermaterai. Dan juga surat cerai Angga pun tak beda jauh. Tanpa kehadiran mertua, iring-iringan seuseurahan hanya tiga orang, itupun dengan sang mempelai pria. Tak beda jauh dengan pernikahan pertamanya. Sangat Menyedihkan... Perih... Ketiga anak tirinya tidak ada yang datang menghadiri. Tanda tanya mulai terselip di dalam hatinya. Saudara dan para Tetangga pun mulai nyinyir dengan berbagai praduga. Setahun kemudian, anak dan mantunya Angga datang berkunjung. Cempaka di marahi habis-habisan, karena Cempaka telah mau dinikahi oleh bapaknya. Yang Isterinya ternyata belum resmi di cerai. Surat cerai yang di bawa oleh Angga ternyata palsu!... Sa'at itu Cempaka tengah hamil muda. Dia bingung!... Apa yang harus dia perbuat. Akhirnya dia menerima apa adanya. Semua kenyataan itu dia simpan bersama Angga. Orangtua Cempaka dan saudaranya tidak ada yang tahu. Cempaka merasa malu dan kasihan kalau kedua Orangtuanya mengetahui apa yang sebenarnya. Setelah anaknya berusia beberapa bulan, Cempaka di ajak ngontrak sebuah kamar kontrakan yang tak jauh dari rumah orangtuanya. Dari kontrakan satu ke kontrakan lainnya. Hingga akhirnya dia kembali lagi ke rumah orangtuanya, setelah kedua Orangtuanya meninggal dunia. Itupun atas paksaan dari saudaranya Cempaka, yang tak tega melihat kehidupan Cempaka yang serba kekurangan di perantauan. Dikira Cempaka benar saja saudaranya itu akan menyayanginya. Namun kenyataannya hatinya semakin terluka oleh sikap saudara-saudaranya itu. Yang menghinanya, mengacuhkannya hanya karena dirinya miskin. Anak semata wayangnya geram setelah tahu bahwa bapaknya punya isteri dua. Tinggal di satu rumah yang hanya di batasi oleh tripleks, tanpa saling tegur sapa. Apalagi setelah Cempaka membongkar perselingkuhan adik iparnya. Bukan terimakasih yang di dapat. Tapi, dia malah di jauhi, di musuhi oleh adiknya sendiri. Mampukah Cempaka keluar dari semua himpitan itu? Ikuti kisah selengkapnya... Selamat membaca...

Zaitunnur · SF
レビュー数が足りません
18 Chs

レビュー結果

  • 総合レビュー
  • テキストの品質
  • リリース頻度安定性
  • ストーリー展開
  • キャラクターデザイン
  • 世界観設定
レビュー
ワウ!今レビューすると、最初のレビュアーになれる!

応援