membaca
2
Membaca buku-buku
Jangankan kalau main, aku aja yang anteng di depan laptop gitu aja suka gatel kalau nggak ngunyah. I know perasaan Lin Tian. Maybe bukan lapar terus, tapi emang mulutnya nggak mau dibikin pengangguran.
Harusnya kalau emang mau main ke lapangan sepak bola, jangan dikosongin atuh. Undang klub besar sekalian, minimal Leeperpool *peace ✌️biar Lin Tian tahu kalau yang dia pikir makanan itu arahnya bukan sama lambung, tapi sama kaki.
As like the tittle, mari kita syukuran karena akhirnya Lin Tian berhasil dibawa walking-walking juga. Tadinya mau nitip es krim sama mereka, tapi nggak jadi. Takut dilahap habis sama Lin Tian, hehehe.
Hehe, bayangin doang, sih. Kira-kira kek mana, ya, kalau misalnya Lin Tian dibawa ke psikiater? Dia makin sembuhkah, atau justru dokternya yang daftar otodidak ke RSJ? Opsi yang membagongkan, tapi just let it flow. Markimak kekonyolan pendekar yang menolak tua satu ini.
Eum, kehidupan ke dua setelah mati? Lin Tian masih hidup, 'kan, cuma isi sama cangkangnya aja yang agak gesrek. Harusnya Tian jangan takut2 amat, lah. Entar kalau Lin Xiao mencurigai doi yang gampang nerveous-an, kek mana coba?
Ya amplop, aing jadi korban prank Lin Hua juga, nih? Sabar, ya, Lin Tian. Sebentar lagi gass, kok. Sok atuh, pilih2 dulu mau diangkut kuda besi yang mana?
Masa tua Lin Pan nanti pasti bahagia. Punya tiga anak yang bisa diandalkan, rame-rame kocak kadang menyebalkan. Hemm, pasti gurih ituu. Hopefuly, Lin Tian ada di dunia itu selamanya.
Jiah, Lin Hua cemburu sama siapa? Asal kamu tahu, Lin Tian cuma kenal dua wanita dalam hidupnya. Kamu sendiri, sama yang satu lagi kamu dalam versi masa lalu. Eyaaakk...
Eee, nge-badut?