SHIT, MASALAH BARU!
Kaka senior meniti Dara sampai sofa. Ia menggeletakan begitu saja Dara yang sedang pingsan. Kebetulan disana banyak lelaki hidung belang yang sedang duduk. Kaka senior segera memberikan kesepakatan. Ia berbicara tanpa sadar, karena dirinya pun sudah dipengaruhi oleh alkohol.
"Hai," sapa kaka senior kepada sekumpulan pria brengsek itu.
"Um, kalian masih ingin minum?" tanya kakak senior.
Para pria itu yang menatap kakak senior, dengan senyum liciknya pun mengangguk.
"Baik, bagaimana jika kita buat kesepakatan?" balas kakak senior yang kini tengah duduk diantara mereka.
"Kesepakatan apa itu?" tanya salah satu pria disana.
"Uruslah gadis ini, dia gadis polos. Tubuhnya berat, aku tak sanggup menggendongnya pulang." ucap kakak senior seperti mengigau.
"Apa imbalan untuk kami, jika kami berhasil mengurus gadismu?" balas salah satu pria.
"Aku akan mentraktir kalian 1 botol sake." jawab kakak senior sembari mengeluarkan beberapa lembar uang.
Para pria itu setuju, kakak senior pun tersenyum senang. Ia mulai mengusap pipi salah satu pria itu, dan menarik lehernya agar semakin dekat dengan wajahnya. Kaka senior begitu nafsu, dan melakukan kissing brutal.
Pria lainnya hanya memberikan kode agar Dara segera dibawa ke sebuah kamar hotel. Dan sisanya, menuju bar untuk membeli sebotol sake. Dara dikawal 2 orang pria dengan tubuh yang cukup berotot. Pria itu menggendong Dara.
Mereka sudah merencanakan aksi bejatnya, ketika berhasil memesan sebuah kamar hotel. Mereka pikir, Dara adalah seorang jalang yang polos. Atau lebih tepatnya, baru berprofesi sebagai jalang.
Kedua pria itu telah mendapatkan kamar, mereka segera menjatuhkan tubuh Dara di ranjang. Sayangnya Dara seperti mati suri, dirinya benar-benar tak sadar sedikit pun. Lantas, membuat kedua pria ini puas melakukan aksinya.
Mereka sudah telanjang dada, dan perlahan mereka melakukan pemanasan terhadap tubuh mungil Dara. Lebih tepatnya mereka melakukan threesome kepada gadis yang tak berdaya secara bergantian.
Dua bola empuk milik Dara menjadi sasaran utama kedua pria ini, mereka mengulum sisi kanan dan sisi kiri. Ketika sudah merasakan rangsangan yang kuat, salah satu dari pria itu mengambil ponselnya dan mengarahkan kamera ponsel untuk memotret.
Mereka berdua sengaja tidak menunjukkan wajah Dara, satu sampai beberapa hasil jepretan pun sudah terkumpul. Mereka lakukan secara bergantian. Klimaksnya dari kejadian itu, seprei kasur hotel lah yang menjadi tempat pelampiasan. Nyaris semua basah, mereka mengeluarkan di luar.
Setelah puas memakai Dara, kedua pria itu kembali menuju bar untuk bersenang-senang. Sedangkan Dara dibiarkan begitu saja dengan posisi telanjang.
Abrial yang mendapati panggilan telepon dengan orang asing, ragu untuk mengangkat. Namun, ia mempunya firasat jika panggilan ini lah yang membawanya menemukan Dara. Mau tak mau Abrial terima.
"Halo, dengan siapa?" sapa Abrial lebih dulu.
Suara dari seberang sana nyaris tidak terdengar, pasalnya suara si penelepon ini kalah dengan sound musik yang sedang diputar keras.
"Halo, anda dengar suara saya?" ucap Abrial kembali.
Ia kemudian mendengar samar-samar suara seperti seorang perempuan, yang mengatakan bahwa, Dara telah ia serahkan kepada teman laki-lakinya. Ia juga berkata bahwa Dara pasti aman bersama teman prianya itu. Namun ketika Abrial mencoba mengorek lebih detail kembali, sambungan teleponnya sudah terputus.
Abrial tentu mencoba menghubunginya kembali, tetapi sayang, nomornya langsung tidak aktif. Abrial jelas kesal setengah mati, ia tak henti-hentinya mengumpat. Sampai dimana Abrial tengah berada dititik putus asa, ia mencoba berdiam di dalam mobil sembari melamun.
Dirinya juga memberi kabar kepada Abian, jika Dara belum berhasil ia temukan. Abrial menyenderkan tubuhnya, ia berharap ada petunjuk lain soal hilangnya Dara. Kepalanya mulai terasa pusing, Abrial mencoba memejamkan mata.
Ternyata pejaman matanya justru membawanya kepada mentari pagi. Sontak Abrial terkejut, ia segera membanting setir untuk menuju rumahnya. Sialnya sebelum Abrial pergi, ponselnya mendadak mati karena kehabisan baterai.
Di lain tempat, Barra baru saja bangun dari tidurnya. Matanya masih sayup-sayup untuk membuka mata lebar-lebar. Hal pertama adalah, mengecek ponsel. Dengan tenaga malasnya, Barra mulai mengecek salah satu sosial medianya.
Dan di dalam tampilan pesan, ada nomor asing yang masuk. Nomor asing itu mengirimkan beberapa foto. Barra masih belum membukanya, ia mengamati terlebih dulu nomor asing milik siapa ini.
Tak lama nyawa dan tenaganya sudah cukup terkumpul, Barra segera membuka isi pesan tersebut. Awalnya hanya foto yang buram saja, namun kekuatan sinyal mengubah segalanya. Seketika foto itu menjadi jelas. Barra tentu saja melotot bukan main, ia melihat adegan panas dalam foto tersebut.
Tentu saja Barra segera bangkit. Ia kembali memperhatikan siapa gadis dan pria dalam foto itu. Namun, ada penjelasan di beberapa foto yang dikirim.
Yang memberi informasi nama dari gadis tersebut. Ketika Barra membacanya, betapa ia sangat terkejut jika Dara lah sosok gadis dalam foto itu.
Ia sontak berpikir, ternyata Dara gadis yang buruk. Ia sungguh tak menyangka jika Dara benar-benar melakukan adegan itu dengan 2 pria sekaligus.
Barra masih syok, ia segera menghubungi Abrial. Ia memastikan jika semalam Dara bersama sahabatnya. Panggilan telepon itu pun berdering, dan terdengar jika Abrial sudah menerima teleponnya.
"Halo Abrial!" seru Barra.
Abrial yang baru saja selesai mandi, segera menerima panggilan telepon itu.
"Apa?" jawab Abrial singkat.
"Dara sama lo kan semalam? Lo berhasil ketemu Dara ada dimana?" serang Barra kepada Abrial.
"Tunggu, kenapa lo tiba-tiba tanya tentang Dara? balas Abrial terheran.
"Gua kirim sekarang," sahut Barra.
Lalu ia segera mengirimkan foto tersebut ke dalam ruang pesan milik Abrial. Dan seketika Abrial menganga, ia tak percaya apa yang baru saja ia lihat.
"Bajingan! Siapa yang berani melakukan ini Barra?! Gua kenal Dara, dia ga mungkin melakukan aksi sebejat itu!" bentak Abrial emosi.
"Mana gua tau. Ada nomor asing yang mengirimkan beberapa foto itu. Ini bisa jadi skandal di perusahaan gua. Mending sekarang lo samperin Dara, lo tau kan dimana hotel itu?" ucap Barra tak ingin dibawa dalam kasus Dara.
Abrial mengiyakan ucapan Barra, ia mengerti background kamar dari hotel tersebut. Spontan panggilan telepon terputus, Barra segera menuju toilet. Ia akan datang ke kantor lebih awal dari biasanya. Dan ia harap bahwa semua staff devisi belum mengetahui skandal Dara.
Di dalam kamar hotel, Dara mulai sadar perlahan. Ia menguap, dan mengusap matanya kasar. Tubuhnya menggeliat, tangannya tak sengaja ia taruh di atas perutnya.
Tetapi tunggu, mengapa tidak ada alas apapun disini. Mata Dara segera melirik ke bawah, dalam hitungan detik Dara berteriak. Tak lama dirinya menangis histeris.
Dara segera menarik selimut tebal untuk menutupi tubuhnya, dan berusaha mencari ponselnya yang entah berapa dimana. Sembari mencari dan terus menangis, Dara berusaha juga untuk mengingat apa yang sebenarnya terjadi dengan dirinya.