webnovel

When Love Knocks The Billionaire's Heart

Penulis: pearl_amethys
Perkotaan
Sedang berlangsung · 137.3K Dilihat
  • 409 Bab
    Konten
  • 5.0
    12 peringkat
  • NO.200+
    DUKUNG
Ringkasan

L'amour est comme le vent, nous ne savons pas d'ou il vient. Cinta datang seperti angin, kita tidak tahu kapan dia datang. -Balzac- ---- Ditinggalkan dua orang wanita yang sangat dicintai dalam hidupnya membuat William James Hunter, 27, kesulitan untuk mempercayai wanita. Di matanya, wanita hanyalah objek pemuas hasratnya. Dengan uang yang ia miliki ia bisa dengan mudah mendekati wanita manapun yang ia mau. Pandangan William pada wanita mulai berubah ketika ia bertemu Esmee Louise, 24, di sebuah restoran kecil di desa Riquewihr, Perancis. Perlahan tapi pasti, sikap hangat dan pribadi Esmee yang pekerja keras kembali mengetuk hati William. Pada awalnya, William berencana ingin menghancurkan restoran milik Esmee karena gadis itu tidak mau menjual restoran tersebut pada perusahaan milik keluarganya. Namun, perasaan yang ia rasakan pada Esmee akhirnya membuat William memikirkan kembali semua rencana yang sudah ia buat untuk menghancurkan restoran tersebut. Akankah William kembali melanjutkan rencananya untuk menghancurkan restoran milik Esmee agar ia bisa menjadi pewaris seluruh kekayaan keluarganya? Atau, ia akan memilih melupakan warisannya dan memilih cintanya pada Esmee? Let's find out by adding this book to your library for an update. Support this book on WSA events through reviews, comments, power stones, gifts, etc. Your support means a lot. Thank you, and happy reading. ^^ Cover source: Pinterest *The cover is temporary until the main cover is ready

Chapter 1Bonjour D'Amelie 1

William menatap deretan perkebunan anggur di sepanjang jalan yang ia lalui menuju desa Riquewihr di wilayah pegunungan Alsace, Perancis. Sesekali ia membaca berkas berisi informasi tentang sebuah restoran yang berdiri di kawasan tersebut. Restoran itu berada di tengah deretan bangunan tua yang hampir seluruhnya sudah dimiliki oleh perusahaan properti milik keluarga William.

Ayahnya ingin membangun sebuah hotel di kawasan tersebut karena melihat potensi wisatanya yang sangat luar biasa. Dari semua pemilik toko, hanya restoran itu yang masih belum mau menjual tempatnya kepada perusahaan mereka. Meskipun perusahaan sudah menawarkan uang dalam jumlah besar.

Dan disinilah William berada saat ini. Dengan misi menghancurkan restoran tersebut agar sang pemilik mau menjual restorannya pada perusahaan mereka.

"Kita sudah sampai," ujar Charles kepada William begitu mobil yang mereka naiki berhenti di depan restoran tersebut.

William membaca papan nama di depan restoran tersebut. D'Amelie. Ia kemudian menghela nafas panjang.

"Kalau bukan karena surat wasiat yang dia buat dalam dua versi, aku tidak akan mau repot-repot datang ke sini hanya untuk menghancurkan sebuah restoran kecil seperti ini," gumam William sambil memperhatikan suasana di sekitar restoran tersebut.

"Kamu sudah membaca semua informasi yang aku berikan?" tanya Charles.

William menganggukkan kepalanya lalu balik bertanya pada Charles. "Kau sudah atur semuanya, kan?"

"Aku sudah membayar beberapa pekerja di sana untuk mengundurkan diri," jawab Charles.

"Bagus kalau begitu," sahut William.

"Bagaimana dengan tempat tinggalku?" lanjut William.

"Kau akan tinggal beberapa blok dari sini. Tempatnya memang tidak terlalu luas, tapi semua kebutuhanmu sudah tersedia di sana."

"Kalau begitu, kita taruh barang-barangku dulu. Setelah itu aku akan kembali lagi ke tempat ini," ujar William

Charles mengangguk pelan pada Supir yang mengantar mereka dan mobil yang mereka naiki akhirnya pergi dari depan restoran D'Amelie.

----

Esmee menghela nafas panjang setelah melihat mobil yang berhenti di depan restorannya mendadak pergi. "Aku pikir mereka akan masuk ke sini."

"Tenanglah, Esmee. Kita pasti akan mendapatkan pelanggan," sahut Marie, Pramusaji di restoran milik keluarga Esmee.

"Belakangan ini restoran semakin sepi. Hanya ada beberapa orang yang mampir. Bagaimana aku bisa melanjutkan restoran ini jika keadaannya terus begini?" gerutu Esmee.

"Mungkin karena bangunan di sekitar restoran ini sudah dibeli. Itu sangat berdampak pada kita. Lagipula, kenapa kau tidak menjual restoran ini pada mereka? Dengan begitu kau bisa melanjutkan kuliahmu," ujar Marie.

Esmee menggelengkan kepalanya. "Aku sudah berjanji pada ibuku kalau aku tidak akan menjual restoran ini. Hanya ini yang aku miliki setelah dia pergi meninggalkanku untuk selamanya."

Marie mengangkat bahunya. "Kalau begitu, aku tidak bisa berkata apa-apa lagi."

Esmee kemudian menatap Marie dengan tatapan yang sedikit memelas. "Apa kau juga akan mengundurkan diri seperti yang lain?"

Marie langsung menggelengkan kepalanya. "Aku tidak akan meninggalkanmu sampai kapanpun. Kita sudah berteman baik sejak kecil. Mana mungkin aku meninggalkanmu."

Esmee tersenyum simpul. "Terima kasih, Marie. Aku sangat menghargai itu. Katakan padaku kalau kau ingin pergi. Aku tidak akan menahanmu."

Esmee dan Marie saling menatap sambil tertawa bersama. Tawa mereka terhenti ketika mendengar bunyi lonceng yang menggantung di atas pintu restoran. Pertanda ada pengunjung yang masuk ke restoran tersebut.

Marie segera berjalan ke arah pengunjung tersebut sementara Esmee kembali ke dapur untuk bersiap-siap menerima pesanan makanan. Esmee bukan saja pemilik restoran tersebut, namun ia juga Kepala Juru Masak di restoran itu. Semua menu makanan yang dihidangkan di restoran D'Amelie adalah resep masakan turun temurun keluarganya.

"Ting!"

Esmee muncul dari balik jendela kecil yang memisahkan area dapur dengan area restoran. Ia tersenyum lebar sambil menerima pesanan makanan yang ditulis oleh Marie. Selanjutnya, bersama satu orang lain yang bekerja di dapur, Esmee mulai menyiapkan pesanan untuk pengunjung di restorannya.

----

"Wow, aku hampir tidak mengenalimu," ujar Charles setelah melihat William berganti pakaian.

William sudah mengganti penampilannya yang semula menggunakan setelan jas dan kaus turtleneck berwarna hitam menjadi setelan celana jeans dengan kaus putih yang dibalut kemeja flannel berwarna biru navy. Rambutnya yang biasa ia tata rapi, kini ia buat sedikit berantakan dengan membiarkan beberapa helai rambut turun di dahinya.

"Aku pergi sekarang," ujar William sebelum ia pergi meninggalkan bangunan tua yang akan menjadi tempat tinggalnya.

Charles menganggukkan kepalanya. "Semoga berhasil!"

William lalu pergi meninggalkan bangunan tersebut. Ia akan kembali ke restoran D'Amelie untuk melamar pekerjaan. Sambil berjalan kaki menuju restoran tersebut, William memperhatikan suasana di sekitar desa tersebut.

Jalanan berbatu dan bangunan-bangunan tua di desa tersebut masih terawat dengan baik. Beberapa turis asing yang berpapasan dengannya nampak terpukau dengan suasana di desa tersebut.

Setelah sepuluh menit berjalan kaki, William akhirnya tiba di depan restoran D'Amelie. Ia meraih selembaran yang tertempel di pintu masuk restoran dan segera masuk ke dalam restoran tersebut. William memperhatikan suasana di dalam restoran lalu seorang wanita yang mengenakan kemeja putih dan rok hitam datang menghampirinya.

"Untuk berapa orang?" tanya wanita tersebut.

"Aku datang bukan untuk makan. Aku ingin bertanya tentang lowongan pekerjaan yang kalian pasang. Apa ini masih tersedia?" William balik bertanya pada wanita tersebut sambil menunjukkan selembaran yang ia bawa.

Wanita itu mengangguk mengerti. "Oh, baiklah. Tunggu sebentar. Aku akan memanggil pemilik restoran."

William tersenyum pada wanita itu sambil menganggukkan kepalanya. "Terima kasih."

----

"Esmee," panggil Marie.

Esmee yang sedang menyiapkan tarte flambee pesanan pengunjung segera menoleh pada Marie yang memanggilnya. "Ada apa?"

"Ada pemuda yang ingin melamar pekerjaan," jawab Marie.

Esmee terdiam sebentar. Ia kemudian melepaskan celemeknya dan segera mencuci tangannya.

"Tolong lanjutkan, aku keluar sebentar," ujar Esmee pada pekerja di dapur yang membantunya. Ia kemudian berjalan keluar dari dapur.

"Yang mana orangnya?" tanya Esmee pada Marie.

"Pria tampan berkemeja biru di sana," jawab Marie sambil menunjuk ke arah pintu masuk restoran.

Esmee berdecak pelan melihat ekspresi wajah Marie yang berbinar-binar. "Perhatikan tamu yang lain. Aku akan menemuinya."

"Tolong terima dia," pinta Marie.

"Aku putuskan setelah berbicara dengannya," sahut Esmee. Ia kemudian berjalan menghampiri pria yang ditunjuk oleh Marie.

"Bonjour," sapa Esmee pada pria yang ia datangi.

----

William segera menoleh begitu mendengar suara wanita yang menyapanya. Ia lalu tersenyum pada wanita itu sambil mengulurkan tangannya. "Kamu pemilik restoran ini? Aku William."

Esmee menganggukkan kepalanya sembari menyambut jabat tangan William. "Esmee. Marie bilang kau ingin bekerja di sini?"

William menganggukkan kepalanya. "Apa lowongannya masih tersedia?"

"Lowongannya masih tersedia. Tapi, sebelum itu aku harus mengatakan sesuatu padamu," ujar Esmee.

"Aku bisa melakukan apa saja. Kau tidak perlu khawatir," sahut William penuh semangat.

Esmee tersenyum simpul melihat semangat William. "Bukan tentang itu. Aku mungkin tidak bisa memberikan bayaran yang tinggi jika dibandingkan dengan tempat lain di sekitar sini. Apa kau masih mau bekerja di sini?"

"Tidak masalah. Lagipula sulit mendapatkan pekerjaan di saat seperti ini," timpal William.

"Baiklah kalau kau tidak keberatan. Kapan kau bisa mulai bekerja?"

"Secepatnya."

"Hari ini?"

William menganggukkan kepalanya.

"Kalau begitu, kau bisa mulai di dapur bersamaku. Kebetulan sebentar lagi makan malam. aku perlu seseorang untuk membantu memotong sayuran dan bahan-bahan yang lain," terang Esmee.

"Oke," sahut William.

"Ikut aku," ajak Esmee. Ia kemudian berjalan ke arah dapur.

William berdecak pelan dan segera mengikuti Esmee yang berjalan ke arah dapur.

****

Thank you for reading my work. I hope you guys enjoy it. I was hoping you could share your thought in the comment section and let me know about them. Don't forget to give your support through votes, reviews, and comments. Thank you ^^

Original stories are only available at Webnovel.

Anda Mungkin Juga Menyukai

Sang Seniman Bela Diri yang Beralih Menjadi Konglomerat Film

[Industri Hiburan + Wanita Utama yang Kuat + Cerita Menarik + Identitas Tersembunyi] Pemimpin Muda Sekte Tang, Tang Shu, yang mahir dalam Teknik Racun dan Senjata Tersembunyi, telah tertransmigrasi dan menjadi pendatang baru tingkat 18, debut sebagai aktris pendukung. Setelah acara variety show disiarkan: Haters: "Aku sebenarnya menganggap Tang Shu itu cukup menggemaskan. Ada yang salah dengan aku?" Ketika Lembaga Penelitian Teknik Mesin Nasional mengumumkan: Miss Tang adalah konsultan penelitian kunci yang kami tunjuk. Haters: "Apa????" Ketika seorang ahli pengobatan Tiongkok yang berwibawa mengungkapkan selama wawancara: Pengembangan jenis obat baru sangat berhutang pada Tang Shu. Haters: "Bukankah ini terlalu kebetulan?" Ketika Departemen Restorasi Porselen dengan terang-terangan menyatakan: Tidak ada yang melebihi Tang Shu dalam bidang restorasi porselen dan kaligrafi serta lukisan. Haters: "Apakah lotus putih ini menjadi sedikit terlalu memabukkan?" Ketika seorang big V Weibo dengan jutaan penggemar tanpa sengaja menunjukkan wajahnya selama siaran langsung... Para haters semua menyatakan bahwa pikiran mereka terpukau! *** Jing Yu, anak kesayangan surga, selalu mempunyai cengkeraman besi dan karir yang sukses sampai— dia bertemu dengan Tang Shu. Di dalam bioskop, setelah menonton empat atau lima film berturut-turut, dia menyadari orang yang duduk di sebelahnya tidak berubah, menikmati popcorn dengan sangat lahap. Tenggorokan Jing Yu bergerak sedikit; wanita ini sedang merayunya. Berhadapan di sebuah kedai kopi, dia secara acak mengeluarkan sedotan dua sisi dan meletakkannya di cangkirnya. Mata Jing Yu merah; wanita ini pasti sedang merayunya!

Rain Chen Zhenzhen · Perkotaan
Peringkat tidak cukup
616 Chs

Presiden: Anda Adalah Ayah Dari Triplet Saya

"M... Marissa! Apakah mereka anak-anakku?" Mata Rafael tak berpaling dari wajah anak-anak yang menggemaskan itu. "Tidak, Rafael. Mereka bukan," Marissa berkata dengan senyum palsu, "Mereka bukan milikmu. Ingat?" dia berkedip dengan dramatis, "Kita tidak pernah menikah!" Kakak perempuan Marissa Aaron yang lebih tua, Valerie Aaron, meninggalkan pacarnya yang buta di hari pernikahannya dan kabur. Untuk menyelamatkan muka, keluarga Merissa memohon kepadanya untuk menikah dengan Raphael Sinclair. Ironisnya? Dia tidak diperbolehkan memberitahu suaminya yang buta bahwa dia bukan Valerie melainkan Marissa Aaron. Pada hari operasi mata Raphael yang berhasil, Marissa mengetahui bahwa Valerie telah kembali untuk mengambil tempatnya yang seharusnya sebagai menantu perempuan keluarga Sinclaire. Marissa mencoba menjelaskan kepada suaminya bahwa dialah yang menikah dengannya, tetapi dia tidak percaya. Alih-alih meyakinkan lebih lanjut, Marissa yang patah hati memutuskan untuk meninggalkan kota tanpa memberitahunya rahasianya. Raphael Sinclair adalah definisi klasik dari sangat tampan dan adalah satu-satunya pewaris grup industri Sinclair. Apa yang akan dia lakukan ketika dia mengetahui bahwa selama ini wanita yang menawarkan padanya, cinta dan tubuhnya bukanlah Valerie melainkan adik perempuannya Marissa Aaron? Bagaimana reaksinya ketika dia mengetahui bahwa dia adalah ayah dari bayi-bayi yang Marissa kandung di rahimnya? Akankah dia mengejar Marissa dan memenangkan hatinya kembali? Dan pertanyaan senilai jutaan dollar! Akankah Marissa bisa memaafkannya dan mencintainya lagi? ```

JessicaKaye911 · Perkotaan
4.7
513 Chs

MANJA OLEH TIGA SAUDARAKU: KEMBALINYA SANG PUTRI YANG TERLUPAKAN

Penny memiliki tiga saudara laki-laki: satu adalah CEO miliarder, yang kedua adalah letnan militer termuda, dan yang terakhir adalah aktor yang sukses. Ketiga pria sukses ini hanya memiliki satu kesamaan: menggertak Penny, adik perempuan yang menjadi incaran mereka. Adik perempuan yang mereka tidak pernah inginkan, dan yang mengaku sebagai saudara kandung mereka, sementara adik perempuan yang selama ini mereka hargai ternyata palsu. Setelah menjalani kehidupan yang penuh penindasan di rumah bibinya, beberapa orang yang berpengaruh datang kepada Penny dengan berita tentang asal-usul kandungnya yang sebenarnya. Dia mengira ia akhirnya terbebas dari cengkeraman bibinya, tanpa menyadari bahwa yang menunggunya justru lebih buruk. Pada usia 13 tahun, Penny hanya menginginkan satu hal: agar saudara-saudaranya mencintainya dan memperlakukannya seperti keluarga, sama seperti mereka mencintai adik perempuan palsu mereka. Dia bekerja dan belajar sepuluh kali lebih keras dari siapapun agar diterima oleh mereka. Dalam keputusasaannya, dia secara bodoh terjebak dalam perangkap yang telah diatur oleh seseorang yang berbahaya, tanpa mengetahui tindakannya itu akan menyebabkan kejatuhan saudara-saudaranya dan dia berakhir di penjara dengan hukuman mati. Pada hari eksekusinya, Penny hanya memiliki satu pikiran: Jika dia bisa kembali ke masa lalu, saudara-saudaranya bisa memanjakan adik perempuan palsu mereka sepuasnya! Dia tidak ingin ada hubungan lagi dengan mereka! Dan yang mengejutkan, Penny menemukan dirinya kembali ke hari itu semua dimulai: hari dia lahir. Seperti yang dia janjikan, kali ini, dia tidak akan bodoh mencoba mendapatkan cinta dan kasih sayang saudara-saudaranya. Lupakan keluarga! Dia akan menghasilkan banyak uang, hidup mewah, dan membentuk keluarga sendiri! Tapi tunggu, mengapa sekarang ketika dia tidak ingin ada hubungan dengan saudara-saudaranya, mereka malah terus mengusik urusannya? Bukankah mereka seharusnya memanjakan adik perempuan palsu itu? Mengapa mereka tidak membiarkannya sendiri?! Dan bagaimana mungkin dia menikah di kehidupan ini? Untuk mempersulit keadaan, suami yang tidak pernah dia miliki di kehidupan pertamanya tiba-tiba berinisiatif menjadi ayah dari anak-anaknya?!

BAJJ · Perkotaan
Peringkat tidak cukup
636 Chs

Ciuman Pertama Aruna

Bagaimanakah rasanya menjadi pengganti kakak sendiri untuk menikahi seorang lelaki tak dikenal hanya demi sebuah perjanjian? Itulah yang dirasakan Aruna, gadis 20 tahun mahasiswi jurusan desain ini. Ia harus menikahi Hendra, seorang CEO muda, pemilik mega bisnis di seantaro negeri! Hanya pernikahan kontrak Tak masalah tapi rumornya Hendra memiliki kekasih?? Kekasihnya malah seorang artis! Namun...apa yang akan terjadi ketika sang CEO tiba-tiba saja mulai menunjukkan bibit-bibit cinta padanya? Tak hanya itu, seorang pemuda sahabat terbaik, Damar namanya juga mendekatinya! "Apa bedanya tanggal 28 sama 29 Oktober??". Damar melempar pertanyaan. "Apa? nggak lucu gue jitak". "28 Oktober sumpah pemuda". "29 Oktober.. ". Aruna tak sadar Damar mendekati dirinya. "Sumpah aku sayang kamu". Pemuda Padang benar-benar berbisik tepat ditelinga Aruna. Membuat gadis itu gelagapan dan mendorong tubuh Damar. Siapakah yang akan dipilihnya, sang suami kontrak atau Damar, solois bersajak manis ini? Dapatkah keinginan Aruna untuk menjadi janda dan pulang ke rumahnya kelak terlaksana seiring berjalannya waktu ataukah hatinya akan luluh untuk sang CEO? Nikmati kisah Aruna, CEO Hendra dan Solois Damar dalam 'Ciuman Pertama Aruna' #available in English, title: The Beauty Inside: stealing the first kiss, get a wife. INFO : Instagram bluehadyan, fansbase CPA (Hendra, Aruna, Damar) Nikmati visualisasi, spoiler dan cuplikan seru tokoh-tokoh CPA.

dewisetyaningrat · Perkotaan
4.9
1020 Chs
Indeks
Jilid 1
Jilid 2

peringkat

  • Rata-rata Keseluruhan
  • Kualitas penulisan
  • Memperbarui stabilitas
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • latar belakang dunia
Ulasan-ulasan
Disukai
Terbaru
Tampan_Berani
Tampan_BeraniLv1

DUKUNG