webnovel

Batu

Kreekkkk~~

Asla membuka pintu kamar kostnya dengan wajah lesu. Setelah menyimpan sepatunya di salah satu rak yang ada di belakang pintu, dia pun melemparkan badannya ke atas kasur.

Dia menggeram sejenak sebelum membalikkan badannya sambil menatap langit-langit kamarnya yang beberapa sisi ditempeli sarang laba-laba. Sesekali dia memejamkan mata seperti memikirkan sesuatu. Hingga beberapa tetes air mata mulai mengalir di pipinya.

Alasannya sederhana.

Tidak lama lagi dia akan memasuki semester baru. Yang dengan kata lainnya adalah dia harus membayar uang SPP agar bisa kembali kuliah.

Berbeda dengan teman-temannya, dia tidak bisa seenaknya meminta uang kepada orangtuanya di kampung. Dia sadar betul bahwa mereka juga sedang kesusahan disana. 

Memang kini dia sudah mendapatkan pekerjaan paruh waktu, namun jumlahnya jauh dari kata cukup untuk membayar biaya kuliahnya. Penghasilannya dari pekerjaan itu hanya cukup untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari.

Selang beberapa lama, dia mengambil ponsel yang ada di tasnya sambil berpikir bilamana dia tidak punya pilihan lain dan harus kembali meminta bantuan dari kedua orangtuanya. Sambil mengacak-acak layar ponselnya, secara tidak sengaja dia melihat sebuah aplikasi dengan logo berwarna merah. Dia pun membukanya dan menonton beberapa video yang muncul di berandanya. 

Ah mungkin aku bisa menjadi konten kreator I-Tuber saja.

Dia pernah mendengar temannya mengatakan bahwa penghasilan dari menjadi I-Tuber lumayan menjanjikan tergantung dari jumlah penonton video yang telah di upload. Namun yang menjadi masalah adalah dia tidak tahu harus membuat video apa.

Video yang dia buat pun pasti tidak akan langsung memiliki viewers yang banyak. Berbeda dengan para artis yang pasti sudah banyak memiliki penggemar.

Asla pun termenung sejenak sambil memikirkan konten yang bisa menarik banyak perhatian. Tidak mendapatkan apa-apa, Asla pun bangkit dan segera berganti pakaian untuk segera pergi bekerja.

Tak terasa, malam pun menjelang.

Asla terlihat baru keluar dari salah satu warung dengan seragam kerja yang masih melekat di badannya. Dia berjalan menyusuri trotoar sambil menatap jalanan yang sudah lengang karena malam yang sudah larut.

Dia pun berhenti dan duduk di salah satu bangku taman. Dia menyandarkan punggung sambil menatap langit. Bintang-bintang berkilau begitu indah tanpa dihalangi awan sedikit pun. 

Tiba-tiba...

Bintang jatuh?

Asla memperhatikan cahaya terang yang menukik tajam melewati atmosfer bumi. Dia sedikit terpaku menatapnya. Namun bintang jatuh yang biasanya berlangsung hanya sebentar tidak terjadi kali ini. Cahaya itu terus menukik hingga seperti mengarah ke arah Asla.

Oy oyy! Jangan bercanda !!

Melihat cahaya yang semakin mendekat ke arahnya, Asla segera melompat dan menghindar. 

BAAM!!

Terdengar sebuah ledakan. Namun karena taman ini tidak terlalu dekat dengan pemukiman penduduk dan malam sudah larut tidak ada yang datang mendekat.

Asla yang tersungkur di tanah segera bangkit dan menoleh melihat bangku tempatnya duduk yang sekarang sudah hancur. Sebuah lubang berwarna hitam pun muncul di tengah-tengahnya.

Asla berjalan mendekat sambil memperhatikan lubang tersebut. Di sekitarnya sudah berubah menjadi seperti habis terbakar disertai dengan asap yang masih mengepul.

Tidak berapa lama asapnya mulai memudar dan di tengah-tengahnya terlihat sebuah batu berukuran kepalan orang dewasa dengan warna hitam gelap. 

Batu meteorit??

Asla berjalan mendekat dan mencoba mengambilnya. Namun saat dia menyentuhnya, dia merasa seperti ada aliran listrik yang menusuk kulitnya. Dia pun memejamkan mata sambil sedikit mengerang.

Tapi saat dia kembali membuka mata...

Ini... Dimana??