webnovel

Awal Pemikiran

⌒⌒⌒⌒⌒⌒⌒⌒⌒⌒⌒⌒⌒⌒⌒⌒⌒⌒⌒⌒⌒

Di suatu desa bernama Desa Fanfoss yang sangat asri terdapat seorang gadis yang sangat cantik jelita, dia disukai oleh banyak laki-laki di desa, dan bisa dibilang dia adalah kembang desa dalam desa tersebut.

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Seorang gadis ini bernama Zenaide Jacquelyn yang biasa dipanggil zena dia hanyalah seorang gadis desa biasa yang baru saja lulus dari sekolah menengah atas, zena saat ini sedang merenung di dalam kamarnya, dia sedang berpikir, setelah lulus dia ingin kemana, setelah lulus dia akan seperti apa, setelah lulus dia ingin berbuat apa, setelah lulus apakah dia akan bekerja, setelah lulus apakah ia akan tetap dirumah saja, setelah lulus apakah ia tetap jadi beban orang tuanya, dan banyak lagi pikiran-pikiran zena.

Sampai ia teringat akan kata temannya "ahh aku ingat, kemarin dila bilang dia akan ke kota, apa aku ke kota saja ya?" Monolog zena sendirian di dalam kamar, dan akhirnya ia pun masih tetap membingungkan hal-hal yang sama, sampai ia dipanggil ibunya untuk makan dahulu. Lalu zena pun makan bersama orang tua nya, dan ditengah mereka makan bapak zena (Pak Lion) bertanya kepada zena "nak kamu sehabis ini ingin kerja dimana?", zena yanh ditanya seperti itu bingung untuk menjawabnya, dan zena hanya sanggup menjawab dengan lirih "ah itu zena juga masih bingun pak" lalu pak lion pun hanya tersenyum memaklumi akan jawaban zena, dan ibu zena (Bu Rora) pun menimpali "tidak apa-apa nak jangan terlalu dipikirkan ya", zena pun hanya mengangguk mengiyakan perkataan ibunya.

Tak terasa malam pun tiba, akhirnya zena memutuskan untuk pergi ke ibukota, ia ingin membanggakan orang tuanya, ia ingin bekerja di sana, ia ingin mendapatkan uang yang banyak di sana, ia tidak ingin menjadi beban ibu bapak nya lagi. Tekat zena untuk ke ibukota pun sangat kuat, tetapi zena bingung untuk bilang ke orang tuanya, bagaimana jika orang tuanya tidak mengizinkannya, "hufttt bagaimana ini" ucap zena dengan gelisah.

Zena pun memberanikan diri, ia keluar kamar dan bertemu orang tuanya sedang duduk diruang keluarga sedang menonton televisi, orang tua zena pun menyadari kehadiran zena "hai nak, tumben kamu malam-malam keluar kamar, ada apa? Sini duduk" ucap bu rora sambil tangannya menepuk sofa kosong disebelahnya, zena pun hanya menuruti dan duduk disebelah bu rora, "ada apa nak?" Tanya bu rora sekali lagi, karena zena tak kunjung menjawab pertanyaan bu rora, zena pun menatap mata bu rora sambil berucap "buu, zena ingin ke ibukota, apa ibu sama bapak mengizinkan zena?" Setelah mendengar anaknya bicara seperti itu ibu sama bapak zena hanya diam sambil melihat zena, melihat kedua orang tuanya hanya diam zena pun bertanya sekali lagi "bu pakk bagaimana zena boleh tidak ke ibukota?" Akhirnya bu rora menjawab "kamu ingin apa ke ibukota? Zena hanya pasrah menjawab "zena ingin bekerja bu di sana, zena ingin mandiri, zena gamau membebani ibu sama bapak lagi, zena yakin zena bisa mandiri di sana" bapak zena yang diam saja dari tadi pun akhirnya ikut bersuara "biarkan saja bu zena ingin mandiri, tidak apa-apa agar zena bisa belajar, tetapi kalau ada apa-apa langsung hubungin ibu sama bapak ya" zena mengangguk dengan mantap, lalu memeluk ibu dan bapaknya "terimakasih pakk buu" lalu zena melapas pelukan nya lalh menatap ibu dan bapaknya sambil tersenyum lebar "zena terimakasih banget sama ibu bapak, zena janji zena akan baik-baik saja di sana, zena sayang banget sama ibu bapak, kalau gitu zena balik ke kamar ya zena mau beres-beres untuk keperluan disana" kedua orang tuanya pun hanya mengangguk.

━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━━

Setelah ibu bapak nya memberi izin, zena bergegas ke kamar dan membereskan baju dan berkas yang akan dia bawa besok ke kota dengan semangat, dan sepanjang dia membereskan barang-barangnya tak lepas senyuman dari wajahnya, dia sangat bahagia.

Saat semua sudah selesai dibereskan dan waktunya untuk tidur agar besok tidak terlambat, tetapi kedua mata zena tidak kunjung tertutup "ayo tidur zena besok harus bangun pagi" monolog zena sambil menatap langit-langit kamarnya, dan dengan berbagai cara dia tidur, sudah berkali-kali merubah posisi tidur akhirnya zena pun tertidur lelap.

Tak berasa waktu sudah pagi, zena pun terbangun saat ia mendengar suara alarm dari jam weker yang berbunyi "hoam sudah pagi saja" monolog zena sambil melihat jam dan mematikan alarm, dan ia bergegas untuk bangun dan mandi.

Selesai mandi zena langsung bersiap memakai baju dan memeriksa barang bawaan dia, memastikan tidak ada yang tertinggal satu pun. Setelah semua dia, ia bergegas keluar kamar dan melihat kedua orang tuanya sedang di ruang tamu, ibu rora yang melihat kehadiran zena terlebih dahulu langsung menyambut zena dengan hangat "sudah mau berangkat nak?", "iya bu, ini zena udah rapih tinggal berangkat ke terminal" jawab zena, "yasudah kalau begitu ayo bapak sama ibu anter ke terminalnya" pak lion menimpali, zena dengan semangat pun menjawab "ayo pak bu kita berangkat sekarang". Setelah zena berucap seperti itu mereka bertiga pun langsung keluar rumah dan menaiki mobil yang berada di halaman rumah dan tidak lupa juga memasukkan barang-barang zena. Perjalanan mereka ke terminal bisa diitung lumayan jauh, menghabiskan waktu kurang lebih 2 jam.

Selama perjalanan ke terminal tidak ada suara satu pun di dalam mobil, mereka semua hanya diam. Tidak terasa mobil telah berhenti di parkiran terminal, mereka bergegas untuk turun dari mobil dan mengeluarkan barang-barang zena. Setelah itu zena pun pamit kepada ibu bapaknya "buu pak zena pamit ya ke ibukota, ibu sana bapak baik-baik disini, kalau ada apa-apa kabarin zena ya bu pak" ucap zena sambil bersalaman dengan ibu dan bapak, "iya nak, kamu juga baik-baik disana, jangan lupa selalu kabarin ibu sama bapak ya" balas bu rora dengan haru dan memeluk zena dengan erat, zena pun membalas pelukan ibu rora, setelah pelukan dilepas berganti zena memeluk pak lion "jaga diri baik-baik ya nak di sana" ucap pak lion disela pelukan tersebut, zena hanya mengangguk di dalam pelukan. Setelah lama berpamitan dan berpelukan akhirnya zena pun berjalan meninggalkan ibu bapaknya sambil melambaikan tangan, ibu rora dan pak lion pun kerao melambaikan tangan kepada zena.

Zena berjalan mencari bus yang akan dia naiki yang sebelumnya memang sudah ia pesan. Sampai akhirnya ia bertemu bus berjurusan -dumbarton- iya itulah nama ibukota yang ingin dituju oleh zena. Zena pun langsung menaiki bus tersebut karena sebelumnya ia sudah memperlihatkan tiket ke petugas bus itu. Saat memasuki bus sudah terlihat banyak sekali orang yang ingin ke ibukota, zena melihat kanan kiri melihat nomor kursi untuk menyamakan dengan nomor yang tertera di tiket yang dipegang zena yaitu nomor 8, setelah bertemu kursi yang tepat zena langsung duduk di kursi tersebut dan langsung membenahi barang-barang yang ia bawa, ada yang ia taruh di bagasi atas tenpat duduk dia ada yang hanya ia taruh di kolong kursi.

Bus pun sudah mulai berjalan setelah semua penumpang sudah naik. Perjalanan dari desa ke ibukota membutuhkan waktu kira-kira 10 jam perjalanan. Perjalanan yang sangat jauh hingga zena memilih untuk tidur, tidak terasa sudah waktunya untuk makan siang. Zena pun terbangun setelah dia merasakan bus berhenti, zena langsung melihat keluar jendela, "oh ternyata ke tempat peristirahatan" zena pun bangun dari duduk dan ikut penumpang lain untuk turun dari bus, dan memakan makanan yang telah disiapkan. Setelah zena selesai makan zena pun mampir ke toilet terlebih dahulu dan membeli beberapa camilan baru dia kembali naik ke bus.

Setelah selesai semua, bus pun kembali jalan menuju ke ibukota, zena pun memutuskan untuk tidur sebentar, dia sangat mengantuk karena semalam ia susah untuk tertidur dan tadi pagi dia harus bangun dengan cepat.

■━■━■━■━■━■━■━■━■━■━■━■━■