"Ayahku hampir membunuhku, untuk mendapatkan boneka itu," ucapku sambil berusaha tersenyum, walaupun itu sangat sulit, "Kucing tuanmu itu membawa sebuah mantra yang disebut mantra keabadian, yang saat ini sedang dicari para wizard," aku coba menjelaskannya pelan-pelan sembari menunjukkan kedua lenganku yang masih menyisakan bekas luka, berharap bisa membuat Erick lebih mudah mempercayaiku.
"Mantra yang seharusnya dia berikan pada tuannya yang sebenarnya—bukan tuan Stone, tapi justru diberikan pada Zie. Kucing itu sendiri yang memilih boneka kebanggan bosmu sebagai wadah rohnya, sehingga dia bisa tetap 'hidup'. Aku mengharapkan bantuan ayahku untuk melepas atau membuat segel itu abadi dalam marionette itu, tapi saat beliau tahu, ayah justru menginginkan untuk dirinya sendiri. Dan, inilah hasilnya," aku menggerakan tanganku, menunjukkan bekas luka itu, "Boneka itu hidup sekarang, dia berada di alam Antara. Dunia yang akan kau kunjungi segera, setelah mati,".
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com