Aurora sudah pergi menuju kantornya Mark. Kepalanya berdarah ia lupa kalau masih ada luka, kepalanya pun ia kasih hansaplast saja. Memakai kaos abu-abu dan celana sangat pendek. Ketika di mobil ada Hoodie ia pun memakainya. Cukup besar pula dan itu miliknya Mark.
Setidaknya paha Aurora ketutupan. Melaju dengan kecepatan lebih dari kata lewat batas Aurora seperti tidak memperdulikan nyawanya yang memiliki satu nyawa saja. Hati Aurora terluka dan ingin memastikan apa yang terjadi sebenarnya.
Setelah sampai di kantor, Aurora langsung turun tanpa mengenakan sendal atau pun sepatu. Kakinya terasa sakit dan tak menyadari kalau ada yang terluka. Tangannya ia cengkeram, melihat satpam yang menahannya agar tidak masuk ke dalam. "Maaf adek siapa ya?" Aurora pun melirik ke arah satpam tersebut. Pengawal yang ada di rumah pun menyusul Aurora ke kantor.
Satpam baru sadar kalau gadis ini adalah anaknya Damian atasannya, pemilik perusahaan, dan Direktur perusahaan.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com