webnovel

The Secret Of My Boss

Damian Alfanro (32 tahun) adalah CEO Billionair yang muda, seksi, arogan dan tampan. Anugerah terindah, namun tidak dengan tingkahnya yang sangat kejam dan tidak peduli apapun. Memiliki beberapa perusahaan yang sangat sukses. Namun, di balik semua ini ada sesuatu yang tidak mereka ketahui tentang Damian. Angelita Aurellia (24 tahun) adalah seorang sekretaris dari Damian yang memiliki paras cantik, polos, kalem, namun ceroboh. Dunia Kpop, tergila-gila dengan oppa korea. Gadis yang biasa disapa Angel ini memiliki latar belakang yang cukup santuy. Namun, dia selalu bekerja keras untuk melakukan yang terbaik. Selalu bersabar dengan bos yang terkenal pedofil atau kejam. Tidak hanya CEO muda yang sangat kaya dan sekretaris yang cantik dan cerdas. Namun, segelintir masa lalu kelam berubah menjadi dendam yang membuat Angel jatuh ke dalam perangkapnya sendiri. Tenggelam dalam kegelapan dunia yang belum pernah dia rasakan sebelumnya. Bagaimana dengan dendam yang tertanam di hati Angel? Apakah akan berjalan mulus di awal? Sementara kenyataan terus muncul ke permukaan, siapa sebenarnya Damian? Banyak flashback dan NC 21+ Romance, 15 Desember 2020

inak_sintia · perkotaan
Peringkat tidak cukup
324 Chs

23. Perlahan tapi pasti

Setelah berjam-jam di depan cermin, Angel hanya berpenampilan natural. Lagi pula ini juga bukan apa-apa, mereka akan membahas pekerjaan saja. Damian bos yang menyebalkan, seleranya tinggi. Mana mungkin mengajaknya untuk Dinner, dan menyukai gadis seperti dirinya. Mustahil!

"Sepertinya aku sudah cukup rapi, tunggu. Kenapa aku terlalu berharap pada Damian?" gumam Angel, sembari menggigit bibir bawahnya yang sudah terpoles liftik merah muda.

"Ck, menyebalkan sekali! Seharusnya aku lebih membencinya, tapi kenapa dengan diriku sekarang." Angel bergerutu tidak jelas di depan cermin.

"Aku harus kembali pada tujuanku, hancurkan Damian seperti dia menghancurkan hidupku waktu itu. Lihat saja, aku akan membalaskan semuanya Damian!" cetus Angel seraya menegaskan pundaknya, kembali pada tujuannya mendekati Damian. Bukan masuk ke dalam hidup Damian, Angel tidak bodoh, ia bisa melakukannya.

Drtt...drtt. Ponsel Angel bergetar, melihat nama yang tertera di layar ponsel. Ia pun mengangkat panggilan tersebut.

"Aku akan pergi hari ini dengannya," ucap Angel tanpa basa-basi lagi, seseorang di sana merespon hanya dengan terkekeh dingin.

"Baiklah, aku sudah memasukkan salah satu penyusup di kantornya." balas seseorang itu.

"Aku percayakan padamu,"

Rencana busuknya berangsur dengan perlahan, Angel tidak sendirian. Ada beberapa rekan yang membantunya, dendamnya memang cukup dalam pada Damian. Bukan hanya kehilangan orang tua dan hartanya, tapi juga dengan kakaknya yang sekarang berada di luar negeri. Bahkan bertemu harus diam-diam, tidak bisa tinggal lebih lama di sampingnya. Itu benar-benar menyiksa Angel.

Setelah menutup panggilan itu, Angel mengambil tas kecilnya lalu memakai hells.

"Wah, sungguh perfect sekali!" puji Airin heboh melihat penampilan Angel sore ini. Padahal tidak begitu mencolok atau berbeda dari biasanya.

"Biasa saja," cetus Angel.

"Kau mau pergi kencan dengan siapa?" tanya Airin seraya menyipitkan kedua matanya menatap Angel penuh curiga.

"Aku hanya pergi untuk menemui klien dengan Bos,  jangan membuatku gugup, Airin!" balas Angel.

"Oouh, ternyata dengan Bos." respon Airin santai.

"Ha?! Bos? Tumben sekali dia mengajakmu sore-sore menemui klien. Tidak masuk akal, Angel!" sanggah Airin, ia tidak percaya dengan alasan Angel. Pasti ada sesuatu di antara mereka berdua.

"Airin, jangan pikirkan hal yang tidak-tidak. Kau tahu kan bagaimana selera Bos galak itu. Mana mungkin dia tertarik padaku!" sarkas Angel, daripada Airin memikirkan tentang dirinya dan Damian.

"Iya-iya, terserah kau saja. Kalau Bos menyatakan cinta padamu, kau harus menerimanya haha." goda Airin kemudian berlari kecil meninggalkan Angel menuju dapur.

Rasanya Angel ingin menghajar Airin dengan kedua tangannya, menyebalkan sekali gadis itu menggodanya. Angel mendengus sabar, tangan kanan mengelus dada meredakan emosi. "Huft," selanjutnya Angel keluar dari apartemen. Melihat ada mobil yang sudah terparkir di depan. Ia langsung menghampiri dan masuk ke dalam mobil.

Ketika ia masuk, Angel mencium aroma parfum Damian begitu menyejukkan indra penciumannya. Tipe lelaki idaman serta sosok pria yang ampuh mengikat seorang wanita siapa saja yang ada di dekatnya. Damage nya pun tidak main-main, sungguh meresahkan Angel.

"Duh, ada apa denganku?!" Angel tersadar, barusan ia melihat sosok Damian yang tersenyum ke arahnya.

"Jangan bengong, cepat pakai sabuk pengamanmu!" cetus Damian, lagi-lagi pria itu bersikap dingin pada Angel. Ternyata senyumannya  tidak sesuai dengan sikap. Angel pikir, Damian akan ramah padanya, dan tidak marah-marah lagi.

"Iya pak." balas Angel, kemudian memasangkan sabuk pengaman, agak kesulitan tangannya. Tiba-tiba Damian menyambar membantu Angel memasang sabuk tersebut. Membuat Angel benar-benar gugup, melihat leher mulus dan ada bercak merah Angel jadi salfok.

Sudah terpasang, Damian langsung kembali duduk di tempatnya. Melihat Angel sedikit agak kikuk, membuatnya mengulum senyum tipis.

"Maaf, lagi pula kau terlalu lama memasangnya." ucap Damian sembari menyalakan mesin mobilnya.

Angel menoleh, "Terimakasih pak," mencoba untuk tidak gugup di hadapan Damian. Apalagi setelah melihat wajah datar Bosnya, membuat Angel menggertakan giginya geram.

"Dasar pedovil!" umpat Angel dalam hati.

****

Setelah mendapat kabar dari Angel, Arya sedikit mengkhawatirkan gadis itu. Angel memang sosok gadis ceroboh dan paling sering merugikan diri sendiri. Yang Arya tahu memang seperti itu. Lelaki itu bergegas keluar dari ruangannya. Namun, terlihat seorang wanita datang berpakaian cukup sexy. Mengumbar dada dan pahanya serta tersenyum kepada Arya.

"Freya?" Arya mengernyitkan dahinya, menatap bingung kenapa wanita ini kembali lagi.

"Iya, kenapa kau terkejut melihatku?" tanya Freya seraya mendekatkan dirinya ke arah Arya.

"Bukannya kau sudah pergi jauh, kenapa kau kembali ha?!" bentak Arya, karena tidak mau karyawannya terkejut dengan bentakannya barusan.

Ia menormalkan amarahnya, "Kenapa kau kembali?" tanya Arya dengan wajah datarnya.

"Aku ingin bertemu dengan Damian, tapi sebelum itu, aku menemui mu lebih dulu." jawab Freya, dengan tatapan centilnya sembari mendekatkan dirinya mantap di depan Arya.

"Lebih baik kau pergi, daripada aku harus membongkar semua kejahatan mu!" ancam Arya.

"Wah, aku baru saja datang Tuan Arya. Seharusnya kau menyambut ku dengan baik." tanpa takut dengan ancaman Arya, Freya semakin menantang.

"Aku tidak peduli denganmu. Lebih baik kau pergi!" cetus Arya, dengan menajamkan tatapan sangarnya.

"Aku tidak mau! Kau lupa, di balik kejahatan ku ada dirimu yang membantuku sayang." balas Freya sembari mengelus pipi Arya, lalu terbitlah senyuman iblis begitu tipis dari bibirnya.

Arya meneguk saliva nya susah payah, kenapa gadis ini harus kembali ke indonesia. Kenapa Freya tidak mati saja waktu itu! Gadis ini benar-benar ancaman bagi Arya.

To be continued.