Hening, jawaban atas pertanyaan krusial Tristan digantung oleh Bella yang menatap si penanya datar. Mendapati respon Bella seperti itu, Tristan berusaha tetap tersenyum, meski kikuk dan terintimidasi. Ah, harusnya itu tak perlu ditanyakan, tapi namanya juga Tristan dan rasa penasarannya yang tak bisa dibendung.
"Memangnya kenapa kalo Aku akrab sama Kapten Isyana?" Bella balik bertanya pada akhirnya.
Tristan menggeleng, "Gak apa apa, Kamu boleh berteman sama siapa aja. Tapi Saya mau jujur aja sama Kamu ..."
"Kalau Saya masih ada beban etik sama Isyana," lanjutnya.
"Beban etik seperti apa?" Bella melipat tangannya yang masih terlapis mukena.
Tristan menghela nafasnya sejenak, "Beban etik. Saya masih gak enak memperlihatkan status Saya sama Kamu, romantisme Saya sama Kamu, di depan dia."
"Oh jadi Mas Tristan tau kalau Isyana itu ... masih punya perasaan?" tebak Bella. Terdengar penuh selidik di telinga Tristan, namun pria itu menjawab jujur sejujur jujurnya. "Ya. Saya tau itu."
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com