Perasaan bersalah menjadi hal yang tengah Rimonda rasakan saat ini, dia terlihat lebih tenang saat Sean mengatakan hal itu. Dia duduk, membiarkan Sean yang tengah berbaring di atas pahanya sebagai bantalan. Sesekali dia mengusap surai biru gelap itu.
Menatap memuja pada wajah tampan sang kekasih yang menjadi tempatnya bisa melakukan hal yang dia suka. Dia tidak bertanya lagi setelah Sean mengatakan hal tadi, tapi Sean memilih mengatakan semuanya seperti sebuah keharusan bahwa dia takut.
Takut karena sebuah takdir yang ternyata juga berusaha merusak dirinya dan Sean secara bersama. Ternyata takdir itu tidak akan pernah berhenti, jika ada satu takdir yang selesai maka akan muncul takdir lain yang membuatnya harus siap apa pun yang terjadi.
Rimonda sekarang tau bahwa hidup itu tidak mudah, jika dia berniat untuk bertahan maka dia harus siap dengan resikonya dan ini adalah bagian dari resiko yang dia dapatkan. Sean membuka matanya, menatap ke arah wajah cantik Rimonda.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com