Lambat laun desahan kembali keluar dari mulut Rosse. Rasa sakit bercampur dengan nikmat yang tidak bisa di ungkapkan. Tubuh Rosse tersentak-sentak mendapat hujaman Rich.
Terdengar ketukan pintu yang membuat Rosse menggigit kuat agar desahannya tidak keluar.
"Nyonya, apa masih lama? Jangan katakan kau tertidur." Rosse menoleh ke belakang, dia menatap Rich dan memintanya berhenti, hanya dengan isyarat mata namun pria itu bukannya berhenti malah semakin kuat mendorong pinggulnya dengan tatapan sensualnya, gelenyar tubuh Rosse seketika tersengat.Rosse memejamkan mata sambil berdesis, dia tidak sanggup seperti ini. Rasanya nikmat sekali, itulah yang ada dalam otaknya.
"Biarkan dia terus menggedor pintu." Rich menarik keluar miliknya, dia melihat lubang pembuangam yang awalnya besar mengikiti ukuran miliknya kini menyusut kembali ke bentuknya semula.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com