webnovel

That Demi-God

Penulis: Akiiraa_
Lainnya
Sedang berlangsung · 2.6K Dilihat
  • 2 Bab
    Konten
  • peringkat
  • N/A
    DUKUNG
Ringkasan

Ketika Jeon Wonwoo mengetahui dirinya yang adalah seorang demigod, terlebih ia adalah anak dari 3 dewa utama membuat Wonwoo perlu lebih banyak beradaptasi dengan rumah barunya itu. Kekuatan magis dari cincin takdir juga memaksa Wonwoo untuk mulai membuka dirinya. Ia yang adalah seorang introvert dan anti sosial kini harus memulai perjalanan petualangan nya bersama sang mate. Bila Wonwoo diberikan satu kesempatan untuk mengulang waktu, mungkin ia akan menjadi lebih perhatian bagi mate nya itu. Kim Mingyu, kekasih takdirnya. also find me on https://karyakarsa.com/akiira96

Chapter 1#01 The Man Who Can See The Unseen

Matahari mulai memasuki peraduannya ketika Wonwoo kembali ke apartemen kecilnya. Apartemen ini sudah Wonwoo tempati selama hampir 4 tahun. Tidak banyak benda dalam apartemen nya, hanya ada sebuah tv, rice cooker dan lemari pendingin. Wonwoo tidak pernah memusingkan kurangnya barang-barang penting dalam apartemen nya itu.

Walaupun ini adalah sangkar, tempat berlindung baginya, tapi Wonwoo tidak pernah sendirian. Kegiatan yang akan ia lakukan beberapa hari terakhir ini ketika Wonwoo pulang, hanyalah makan lalu duduk berdiam diri di depan jendela apartemen nya itu. Jendela itu adalah satu-satunya ventilasi udara dalam ruangan apartemen yang sempit dan pengap tersebut.

Wonwoo tidak pernah sendirian karna ia aneh. Wonwoo akui itu. Bahkan ibunya sendiri yang merupakan keluarga tunggalnya pun menjauhi dirinya karena kemampuan yang ia miliki ini. Entah Wonwoo harus menyebutnya apa, berkah atau kutuk. Tapi yang jelas, orang-orang yang mengetahui kemampuannya tersebut pasti menganggap Wonwoo gila.

Jika ditanya apa Wonwoo merasa menyesal memiliki kemampuan ini? Maka jawabannya adalah tidak. Wonwoo tidak pernah menyesal bisa melihat apa yang orang lain tidak bisa lihat. Sebut saja Wonwoo adalah anak indigo, karna ia bisa melihat orang-orang bahkan hewan yang sudah meninggal.

Kakek Midam adalah salah satu penghuni apartemen yang ditempati Wonwoo, namun sang kakek sudah meninggal bahkan jauh sebelum Wonwoo lahir. Wonwoo yang pertama kali melihat kakek Midam sempat terkejut karna sang kakek memiliki sebilah pisau yang masih menancap di dada kirinya, tepat di jantungnya. Bahkan lelucon yang sering kakek Midam lakukan untuk menghibur Wonwoo yang datar adalah dengan mencoba menarik keluar pisau yang tertancap di jantungnya. Seberapa kuat pun usaha yang dilakukan kakek Midam, tidak akan berhasil karna apa yang telah menancap atau bersatu dengan tubuhmu akan ikut terbawa ke dunia kematian, dan akan tetap bertahan sebagaimana posisi awalnya.

Wonwoo tau itu bukanlah lelucon yang patut untuk ditertawakan, tetapi setelah lama berteman dengan para hantu membuat Wonwoo tidak lagi merasa ketakutan terhadap apapun yang mencoba menakuti nya. Seperti jeritan ahjumma Lee hantu tetangga sebelah yang terus menjerit melengking tiap malam hari tiba. Kakek Midam menjelaskan kepada Wonwoo kali pertama ia mendengar lengkingan itu, bahwa ahjumma Lee terobsesi menjadi penyanyi girlband namun ia terpaksa mengubur cita-citanya itu dan menikah dengan suaminya. Karna sekarang ia sudah bebas, maka ahjumma Lee ingin merintis karier nya kembali sebagai idol di dunia perhantuan.

Satu hal yang membuat Wonwoo terus merenung didepan jendela nya adalah peristiwa yang dapat merenggut nyawanya akhir-akhir ini. Banyak keganjilan ditemukan olehnya, terutama ketika segala sesuatu yang hancur saat dirinya melawan monster yang mengerikan dapat kembali seperti semula seakan-akan tidak pernah terjadi sama sekali. Jika kalian bingung dengan sebutan monster yang digunakan oleh Wonwoo, sebenarnya Wonwoo juga tidak mengetahui nama makhluk itu.

Kejadian itu terjadi beberapa minggu yang lalu saat Wonwoo beranjak pulang dari sekolahnya. Ia bertemu dengan seorang wanita cantik. Wanita itu meminta bantuan Wonwoo untuk mengantarkan nya ke sebuah alamat. Wonwoo yang memang apatis hanya menatap wanita itu lama, karena tidak ada hal yang menurut Wonwoo bisa ia lakukan untuk menolong wanita itu, Wonwoo beranjak pergi dari depan si wanita.

Alangkah terkejutnya Wonwoo saat ia mendapati tangan wanita itu mencengkram erat bahu kanannya. Wonwoo berbalik ingin memarahi wanita itu karna ia tidak punya urusan ataupun hubungan dengan sang wanita. Namun hal yang mustahil terjadi di depan mata Wonwoo.

Wonwoo mengucek mata dibalik kacamata bundarnya untuk menyakini kejadian yang sedang terjadi. Awalnya Wonwoo mengira wanita itu adalah hantu iseng yang sering mengganggu dirinya. Ketika tangan si wanita yang mencengkram bahunya itu berubah menjadi kuku-kukunya panjang mengerikan dan mulai menusuk, menembus bahu nya, Wonwoo sadar bahwa wanita itu bukanlah hantu yang biasa ditemuinya.

Darah sudah menetes dari luka di bahu Wonwoo, wanita itu pun sudah berubah wujud. Menampilkan wujud asli dirinya, yang tidak bisa dibanggakan sama sekali. Tidak ada bekas - bekas kecantikan pada dirinya yang sempat membuat Wonwoo kagum ketika pertama kali memandang nya. Dirinya masih terlihat seperti wanita, namun kedua sayap kelelawar yang muncul dibalik punggung nya membuat Wonwoo ingin lari dari tempat itu.

Kesialan apa lagi yang kini harus dihadapi oleh nya, pikir Wonwoo kesal. Gigi geligi tajam mencuat dari mulut wanita itu seakan-akan memamerkan betapa tajamnya gigi yang dimiliki nya. Jangan lupakan rambutnya yang bernyala seperti api, meskipun tubuh wanita itu tidak terbakar ataupun merasa panas akibat rambutnya itu.

"Kurasa aku benar, kamu adalah Jeon Wonwoo. Iya kan?" wanita tadi berkata masih dengan seringaian lebar yang ditampilkan olehnya.

Tidak ada satupun jawaban yang diberikan oleh Wonwoo. Bukan karna ia ketakutan, namun Wonwoo hanya menunggu alasan apa yang akan diberikan oleh wanita itu kepadanya. Wonwoo sudah terlalu terbiasa menghadapi hal-hal seperti ini sejak kecil. Jadi, berlari sama sekali bukan gaya Wonwoo.

Wanita itu bersiap menyerang Wonwoo setelah mengeluarkan suara geraman. Tangan yang masih berada pada pundak Wonwoo ia angkat, bersiap untuk mencabik bagian tubuh Wonwoo yang lain. Satu hal yang cukup disyukuri oleh Wonwoo ketika ia hidup sendirian adalah insting bertahan hidup nya yang cukup tinggi. Wonwoo bisa dengan cepat menebak langkah selanjutnya yang akan dilakukan oleh wanita monster itu.

Kemampuan beladiri yang dimiliki oleh Wonwoo juga sebenarnya tidak bisa dipandang sebelah mata. Hapkido dan taekwondo dipelajari oleh Wonwoo karna lingkungan yang ditempatinya kini marak akan tindak kriminalitas yang tinggi. Dengan sedikit gerakan memutar untuk menghindari serangan dari monster wanita itu, Wonwoo memanfaatkan kaki panjangnya untuk menendang tepat di bagian leher sang wanita.

Suara hantaman yang cukup keras bergema di jalan sempit yang jarang dilewati oleh orang-orang. Sayangnya, sang monster masih bisa berdiri dengan tegak walaupun tembok bata yang berada dibelakang punggungnya hancur. Wonwoo mulai menyadari bahwa sang monster tidak akan bisa dihancurkan bila perlawanan yang dilakukan oleh Wonwoo hanya menggunakan tangan kosong.

Saat dirasa masih ada kesempatan untuk kabur, Wonwoo langsung melesatkan badan nya pergi mencari perlindungan. Siapa pun itu, Wonwoo berharap orang yang akan bertemu dengannya nanti paling tidak membawa benda tajam. Kesalahan fatal dilakukan oleh Wonwoo secara tidak sengaja ketika ia berbelok kearah kiri di pertigaan yang ditemuinya.

Moster itu tertawa dengan suara yang melengking persis seperti hantu tetangga Wonwoo, dan mengikuti Wonwoo dengan menggunakan kedua sayapnya. Pikiran aneh sempat hinggap di kepala Wonwoo, Ah, jadi kedua sayap di punggungnya itu bukan hanya sekedar hiasan saja.

Jalan buntu yang ditemuinya membuat Wonwoo ingin menangis saat ini juga. Apakah ini memang akhirnya? Pemikiran lain yang hinggap dikepala Wonwoo langsung hancur seketika saat tubuhnya melayang dari tanah. Bukan, jangan bayangkan Wonwoo akan terbang seperti Superman. Nyatanya, Wonwoo terbang saat ini jauh dari kata keren, monster wanita itu mencengkam kedua pundaknya dan mengajaknya terbang sebelum menghempaskan nya dengan cukup kuat. Catat, pengalaman terbang pertama Wonwoo sama sekali tidak menyenangkan.

Tidak ingin mendapatkan luka parah ditubuhnya, Wonwoo langsung mengambil posisi jatuh sebaik mungkin dengan menggulung badannya dan meletakkan kedua tangannya diatas kepala sebagai tameng. Benar saja, efek jatuh yang ditimbulkan cukup membuat Wonwoo kehilangan tenaga dan kepala nya saat ini terasa berputar.

"Ssstttt, kakak manis" bisikan yang dilakukan tepat di telinganya, menghantarkan rangsangan waspada keseluruh indera Wonwoo.

"Aku membawakan kakak pisau, pakailah. Wanita jelek itu tidak seharusnya ada disini" tepat ketika suara itu kembali muncul, tangan Wonwoo merasakan perasaan dingin di jemarinya karna bersentuhan dengan pisau yang baru saja didapatkan nya.

Wonwoo yang terkejut, mencari sumber suara sang penolong. Sempat tertangkap pada sudut matanya bayangan hantu anak kecil yang menghilang masuk ke tanah, seakan ia tidak pernah ada disana. Apakah hantu yang menolongnya kali ini? Sepertinya memang tidak ada makhluk hidup yang mau menolong nya. Wonwoo harus menerima kenyataan bahwa mereka yang sudah mati lebih menyukai dirinya.

Pas. Itulah yang dirasakan Wonwoo ketika tangannya menggenggam erat pisau, alat pertahanan dirinya saat ini yang lucunya diberikan oleh seorang hantu anak-anak. Wonwoo merasakan lagi cengkraman dibahu kanannya yang kini menembus lebih dalam hingga ke dagingnya, akibat luka cengkraman sebelumnya. Tidak ingin menyia-nyiakan kesempatan yang terbuka ini, Wonwoo segera ikut memegang pergelangan tangan monster itu dengan tangan kirinya. Kuncian yang diberikan Wonwoo cukup kuat sehingga monster wanita itu tidak sempat pergi ketika pisau yang digenggam oleh tangan kanan Wonwoo sudah menancap pada dada tirinya, tepat di bagian jantungnya berada. Itupun kalau si monster memiliki jantung.

Darah hitam yang berbau amis mengucur keluar dari tubuh monster itu mengenai wajah dan tubuh Wonwoo. Darah itu kental seperti lendir yang terciprat kearahnya. Diiringi pekikan kesakitan, tubuh sang monster wanita hilang lenyap, hancur seperti debu.

Lama terdiam setelah jatuh terduduk karena shock yang menghampiri tubuhnya setelah insting bertahan hidupnya hilang, Wonwoo beranjak bangun untuk segera kembali ke apartemen kecilnya. Wonwoo melewati jalan yang sama untuk mengambil tasnya yang ia buang begitu saja saat bertarung dengan si monster wanita. Tas selempang yang Wonwoo jatuhkan itu sudah bercampur dengan debu pasir jalanan, membuat warna yang seharusnya hitam menjadi abu-abu gelap.

Setelah berdiri tegak mengambil tasnya, barulah Wonwoo menyadari hal aneh dari jalanan ini. Tidak ada satupun tanda bekas perkelahian yang terjadi ditempat ini. Bahkan tembok bata yang seharusnya sudah rubuh terkena tubuh monster wanita itu, kini berdiri tegak seakan tidak pernah runtuh. Tetesan berwarna hitam yang jatuh dari rambutnya itulah yang menjadi salah satu bukti yang bisa meyakinkan Wonwoo tidak gila karena peristiwa aneh yang terus terjadi dihidupnya.

"Apa kau tidak membeli kue? si Lee itu bilang ia akan kesini untuk menyanyikan lagu ulang tahun untukmu"

Perkataan dari kakek Midam yang tiba-tiba membawa Wonwoo kembali keadaan sekarang. Ia bahkan tidak tau hari ini adalah hari ulang tahunnya. 2 hantu yang selalu menemani nya itu akan menjadi bersemangat setiap hari ini tiba. Untuk merasakan kembali menjadi manusia, kata mereka saat Wonwoo meniup lilin ulang tahunnya yang ke 16 tahun lalu.

"Ah benar, aku lupa hari ini aku ulang tahun haraboji, hehehee"

"Anak nakal, aku bahkan sudah tampil tampan untuk hari ini"

Penampilan kakek Midam sebenarnya tidak berbeda sama sekali dengan hari-hari sebelumnya. Wonwoo menelisik kembali penampilan sang kakek, ia harus memujinya agar kakek Midam tidak merajuk supaya apartemen yang sudah suram ini tidak bertambah suram lagi.

"Apakah acaranya sudah akan dimulai?"

Tanpa aba-aba sebuah kepala wanita menyembul masuk dari dinding sebelah kiri apartemen. Ahjumma Lee bertanya dengan suaranya yang melengking. Seharusnya, jika Wonwoo memiliki sedikit saja rasa horor ditubuhnya, mungkin ia akan berteriak atau setidaknya terkejut karna kepala ahjumma Lee saat ini keluar dari TV percis seperti hantu Jepang yang populer, sadako.

"Kau mengubah gaya rambut mu ya, Midam"

Lagi ahjumma Lee berkata dengan usaha nya untuk keluar dari TV antena kecil yang dimiliki Wonwoo. Jika harus memuji hantu, mungkin Wonwoo akan memilih ahjumma Lee. Walaupun ia meninggal karena pukulan serta cekikan yang dilakukan oleh sang suami yang cemburu buta, namun penampilan ahjumma Lee yang masih terlihat modis untuk tahun ini cukup untuk menyadari bahwa ia memiliki selera fashion yang bagus.

"Jadi, dimana kue nya Wonwoo?" ucap ahjumma Lee karena pertanyaan sebelum nya hanya dijawab oleh dengusan dari kakek Midam.

"Aku melupakannya ahjumma, maaf" Bagai anak yang dihakimi karna berbuat salah, Wonwoo menundukkan kepalanya. Merasa malu.

"Yaaahh, jika seperti itu nyalakan saja lilinnya. Aku sudah berlatih dengan nada baru agar lagu ulang tahunmu ini berbeda dari lagu anak-anak yang membosankan itu"

"Berlatih apanya, 2 hari yang lalu aku melihat kau membuntuti hantu yang berada di lantai 2 seperti lalat"

"Apa maksud mu kakek tua, aku hanya mencari tau identitas hantu itu. Tentu saja itu semua untuk kebaikan Wonwoo, bagaimana jika ia adalah roh jahat? Iya kan Wonwoo?" kata ahjumma Lee tidak ingin disalahkan. Ia meminta bantuan Wonwoo untuk menjadi alibi nya.

"Tidak perlu bertengkar"

Wonwoo yang terbiasa mendengar pertengkaran mereka mulai beranjak dari tempat duduknya untuk mengambil lilin di sudut kecil apartemennya yang Wonwoo sebut sebagai dapur.

Ketika pertengkaran mereka sudah berhenti dan Wonwoo siap untuk menyalakan lilin ulang tahunnya walaupun tidak ada kue tart dibawah lilin itu, seketika kamar apartemennya terguncang. Seperti gempa bumi yang muncul lalu hilang dengan sendirinya, Wonwoo sempat terkejut dengan kejadian itu. Nyatanya hanya ia yang merasakannya, karna baik kakek Midam maupun ahjumma Lee masih memandang lilin yang sudah dinyalakan Wonwoo dengan binar dimata mereka.

Tentu saja Wonwoo tidak lupa bahwa hantu tidak bisa merasakan getaran, mereka hanya mengandalkan pendengaran dan pengelihatan mereka saja. Saat akan mulai menghitung agar mereka bertiga bisa mulai menyanyi lagu ulang tahun secara bersamaan, suara geraman terdengar cukup jelas dari arah pintu apartemen Wonwoo.

Sekali lagi Wonwoo mengarahkan pandangan kepada kedua hantu di depannya seakan meminta pembenaran dari mereka. Ketika kakek Midam maupun ahjumma Lee langsung berdiri dari posisi duduknya, Wonwoo tau ada peristiwa aneh lain yang akan menimpa dirinya.

Tbc

find me on https://karyakarsa.com/akiira96

Anda Mungkin Juga Menyukai

peringkat

  • Rata-rata Keseluruhan
  • Kualitas penulisan
  • Memperbarui stabilitas
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • latar belakang dunia
Ulasan-ulasan
WoW! Anda akan menjadi peninjau pertama jika meninggalkan ulasan sekarang

DUKUNG