webnovel

Hampir musnah

"Esya?" tanya Dito, keningnya mengerut.

Lelaki itu mengenakan pakaian rumah sakit juga. Selang infus di tangannya menjawab pertanyaan tentang mengapa lelaki itu bisa ada di sini.

Esya langsung menutup pintu kamarnya walaupun Dito berusaha mengejarnya dan mengetuk pintu yang dikunci dari dalam itu.

"Sya! Buka! Kita perlu bicara! Oh, ayolah! Jangan menghindar terus! Hey!" Sesaat terdengar decakan dari mulut lelaki itu.

Esya langsung berurai air mata, dan kini dengkulnya serasa mau copot. Esya terhenyak pada luka lamanya.

Oh, Tuhan. Kenapa harus ketemu dia lagi? Kenapa? Padahal rasanya akhir-akhir ini baru bahagia. Ketawa lepas. Tapi …

"Hey …." lirihnya yang terdengar sudah pasrah. Dia yang telah kenal Esya hampir seluruhnya sudah tahu bagaimana kekurangan gadis itu.

"Sya, saya mohon …."

"Pak, sebaiknya kita kembali ke kamar. Kondisi bapak belum vit. Saya khawatir sembuhnya semakin lama," ucap seseorang yang mungkin pengawalnya.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com