webnovel

1. Rindu

Korea Selatan 06.30 .....

Pagi yang cerah nan indah dimana sang surya sudah mulai menampakkan senyumnya yang begitu menawan di atas di langit menyapa seluruh umat manusia dengan kehangatan sinarnya. Sinar lembut sang surya disambut dengan riang gembira oleh kawanan burung mereka berkicau dengan riang gembira dan berlompatan ke sana kemari di setiap jengkal dahan pohon persik yang penuh dengan bunga terlihat tidak ingin kalah dengan keindahan sinar sang surya, Ia menampilkan pemandangan yang menakjubkan dimana bunganya yang indah terlihat memenuhi setiap rantingnya dan kelopak bunga jatuh beterbangan ke segala arah saat diterpa angin pagi menebarkan wangi yang semerbak ke segala penjuru serta kristal embun pagi di setiap helai daunnya tampak bersinar cerah berpadu sempurna dengan hangatnya sinar sang mentari, benar-benar keindahan pagi yang sempurna membuat setiap insan bersemangat mengawali hari yang baru.

Melalui jendela kecil tampak sebuah kamar dengan nuansa ungu dengan desain minimalis namun tetap tampak elegan terbaring dengan nyaman seorang gadis cantik dengan fitur wajah yang lembut bak puteri Disney tampak masih terlelap dibuai oleh sang pujangga mimpi di kasurnya yang empuk terbuat dari bulu angsa import.

Pukul 06.00 kring…kring…kring…kring…. bunyi jam beker berbentuk kucing mini berwarna putih bersih dengan tulisan luca Louist.

"uhhh…hoooaaammmm…berisik banget, bisa diam gak sih ?" tanya Felicya dengan kesal mematikan jam bekernya yang belum berhenti berdering seraya mulai menggeliatkan tubuh seksinya berguling-guling ke sana kemari di atas kasur dan gubrak.....

"auughhhh …sakit" ucap Felicya Louist dengan wajah cemberut namun tampak begitu imut seraya memukul pelan kasurnya.

"huuhhh… benar-benar jam beker yang berisik, padahal orang lagi enak-enaknya tidur malah di gangguin dasar kucing jelek, hmm.. sampai mana ya tadi mimpi ku ?, ough,, jadi lupa kan aku padahal rasanya tadi lagi ketemu oppa-oppa BTS yang tampannya kebangetan trus kelanjutannya apa lagi ya tadi ?, kok jantung ku berasa mau lompat" ucap Felicya Louist bangun dengan kesal.

Felicya Louist berjalan dengan anggun menuju jendela kamarnya, menyibakkan gorden berwarna nude dengan pelan sembari melihat pemandangan indah yang terhampar di depan matanya, Ia memejamkan mata mulai menikmati hembusan angin pagi yang segar dan membiarkan sinar hangat sang mentari membelai dengan lembut wajahnya, untuk beberapa saat Felicya Louist tetap berdiri dengan mata terpejam menikmati kesegaran udara pagi, merasa sudah cukup puas Felicya mulai menyatukan kedua telapak tangannya dan mendorong kedua tangan keatas, ke depan, ke belakang, ke kiri, dan ke kanan serta menekuk pinggangnya yang ramping ke kiri dan ke kanan setiap gerakannya selalu disertai bunyi krak...krak...kreekk..krekk saat dia meregangkan otot- otot tubuhnya

Felicya perlahan-lahan membuka mata untuk menyesuaikan dengan cahaya dari luar yang memperlihatkan bola mata Barbie miliknya terlihat begitu menawan dengan sorot mata lembut dan teduh.

"Pemandangan di pagi hari memang tidak pernah mengecewakan benar-benar pemandangan yang indah sangat sayang untuk dilewatkan," ucap Felicya Louist seraya memandang dengan kagum keindahaan ciptaan Tuhan yang selalu menjadi saat-saat favoritnya untuk menenangkan hati nya.

Tak terasa 3 bulan berlalu sejak kepergian orang terkasihnya, sosok ringkih yang selalu ada untuknya, sosok yang selalu memahami dirinya

"Halmeoni, apakah Halmeoni melihat pemandangan indah ini dari sana?"

"apa di sana pemandangan di pagi hari jauh lebih indah dari ini Halmeoni?"

"apakah udara nya lebih sejuk dari pada disini?"

 "aku yakin pemandangan dan udara disana jauh lebih indah dan udaranya jauh lebih segar dari udara disini?"

"iya kan Halmeoni?"

 "aku rasa karena itu Tuhan dengan cepat membawa Halmeoni pergi ?"

"Halmeoni bagaimana keadaan mu disana, Halmeoni baik-baik saja kan?" Lirih Felicya Louist dengan sendu seraya melirik kalender di atas meja belajar nya hari ini tanggal 14 februari adalah hari ulang tahun nya, hari yang seharusnya menjadi hari paling bahagia untuknya.

"Hmm, ternyata hari ini hari ulang tahun ku, apakah tahun ini eomma dan appa akan datang ?" tanya Felicya Louist sembari menatap sang surya

Felicya Louist adalah seorang anak tunggal dari keluarga Louist, dia putri satu-satu nya Jimmy Louist dan Hellena Louist, dia terlahir di keluarga yang cukup terpandang, keluarga Louist termasuk dalam salah satu jajaran keluarga Chaebol di Korea Selatan namun sejak kecil Felicya tinggal terpisah dengan kedua orang tua nya, Ia tumbuh dan besar di Busan di asuh oleh Halmeoni nya yang sudah 3 bulan pergi meninggalkan dunia ini untuk selama nya, meninggalkannya sendiri dengan semua kenangan warna-warni yang Halmeoni berikan untuk menggantikan kehidupan masa kecil nya tanpa cinta kasih dari orang tua.

"Halmeoni aku merindukan mu, aku rindu pelukan mu" ucap Felicya Louist dengan sendu seraya memeluk foto mendiang neneknya

"Halmeoni aku sekarang sudah tidak tinggal di Busan lagi, sejak kepergian Halmeoni aku di paksa eomma dan appa untuk pindah ke Seoul dan aku bahkan di larang untuk kembali ke Busan, aku tidak mengerti kenapa Halmeoni, ketika aku bertanya pada eomma dan appa namun mereka tidak pernah mau menjawab, mereka selalu mengalihkan topik pembicaraan, aku disini tinggal sendiri Halmeoni tidak ada teman ku untuk mencurahkan semua rasa sakit ini, di sini juga tidak ada Ester hanya ada para pelayan yang selalu mengurus semua keperluan ku sehari-hari, tidak ada canda dan tawa yang selalu ku dengar di sini, hanya sepi yang ku rasakan Halmeoni tak ada teman untuk bercanda semua pelayan disini memperlakukan ku dengan hormat, sangat membosankan tinggal di rumah sebesar ini sendirian" ucap Felicya sembari menghela nafas berat.

"Halmeoni dulu ketika Halmeoni ada aku tidak pernah merasakan hidup ku sesepi ini, aku benar-benar merindukan mu Halmeoni, aku ingin memeluk mu, berbagi kisah dan bercanda tawa seperti dulu, mendengarmu bercerita banyak hal tentang kehidupan, Halmeoni apakah kamu mendengarkan ku ? apa Halmeoni sudah Bahagia disana?, Halmeoni hari ini hari ulang tahun ku, tahun ini terasa jauh berbeda tanpa hadir mu Halmeoni, biasanya pagi-pagi buta Halmeoni sudah membangunkan ku, memeluk ku dan mencium pipi ku, makanan kesukaan ku pun selalu nenek buat kan, kue beras, mochi, coklat panas, nasi goreng kimchi, omlett dan sup rumput laut tak pernah absen di hidangkan di meja makan dan tahun ini aku tidak bisa lagi memeluk Halmeoni, memakan masakan, bernyanyi bersama Halmeoni lagi," lirih Felicya sembari menangis sesegukan.

"Tidak, aku tidak boleh menangis terus menerus seperti ini, Halmeoni paling tidak suka melihat ku menangis, jadi aku harus kuat demi Halmeoni." Ucap Felicya sesegukan sembari menghapus air matanya dan menyemangati dirinya sendiri.