webnovel

Takdir cinta adira

Blurb Dunia Adira Dermawan menjadi rumit saat ia harus menerima kenyataan tentang kabar kakaknya yang mengalami kecelakaan dan sekarang koma. Di tambah lagi dengan suatu kenyataan kalau ia harus menggantikan posisi kakaknya untuk menikah dengan Ibra Denandra lelaki yang dicintai kakaknya. Disisi lain ia merasa dilema dalam mengambil keputusan ini, apakah ia harus menerima perminta orang tuanya untuk menikah dengan ibra? Atau malah ia akan menolaknya? Dan disisi lain ia merasa pernikahannya dengan ibra adalah konyol, karena tidak ada rasa cinta di antara keduanya. Namun akhirnya, ia menerima dan bersedia menikah dengan ibra dengan alasan tidak ingin membuat kedua orang tuanya sedih dan kecewa.

Afiana_Rangkuti · perkotaan
Peringkat tidak cukup
13 Chs

BAB 5 kehidupan baru

Saat ini mereka telah resmi menjadi sepasang suami istri dimata hukum dan agama.

Setelah acara pernikahan mereka sudah selesai dan memutuskan untuk langsung pindah dirumah pribadi milik ibra sendiri. Yang niat awal ibra beli untuk di tempati dengan istrinya kelak.

" ma, kita mau langsung pindah kerumah ibra" ucap ibra

" yauda kalau itu keinginan kalian " jawab mamanya

" iyah bagus saja jika kalian ingin lebih mandiri untuk tinggal di rumah kalian sendiri" sambung reza

" uuhh sayang mama, baik- baik di sana yah nurut sama ibra kamu udah jadi seorang istri sekarang" ucap Adina pada anaknya sambil memeluk anaknya erat tak ingin melepaskan anaknya

" iyah ma, aku tau kok" jawabnya

" yauda kalau kalian ingin segera pindah dirumah baru kalian, kalian cepet kemas barang kalian dari sekarang" ucap heru

" yauda ma, pa, kita mau kemas barang kita " ucap ibra pada mereka.

setelahnya ibra dan Adira kemas barang perlengkapan mereka dan baju dibawa ke rumah baru mereka. Setelah selesai berkemas ibra dan Adira berpamitan kepada orang tuanya dan langsung menuju kerumah baru .

Di perjalanan ke rumah baru mereka, tidak ada yang memulai berbicara dahulu, mereka berdua seakan larut dengan pemikiran masing - masing. Sampai adira yang berinisiatif untuk mengajak bicara ibra.

" emm.. Kak" panggilnya

" hmm,," ucap ibra menoleh sekilas padanya dan masih fokus menyetir.

" itu rumah kakak sendiri yang beli"?

" iyah"

" keren, kakak sudah punya planning sendiri buat ke masa depan kakak dengan beli rumah" ucapnya memuji

" itu pasti kakak beli buat nanti masa depan kakak sama kak Adara kan"? Tanya adira yang langsung membuat ibra melirik langsung kepadanya dengan wajah datar dan serius.

" hmm iyah awalnya, sekarang itu gak terjadi"

" maaf" ucap adira

sampai lah mereka dirumah baru mereka, di design dengan mewah dan elegan. gaya perumahan Eropa klasik dengan warna yang soft dimata perpaduan hitam, putih, dan cokelat. masuk di kediaman itu adira dibuat terkagum dengan design rumah yang mereka tempati ini. Iyah merasa akan nyaman tinggal disini bersama ibra dan anak anak mereka. Ehhh... Kenapa adira jadi berpikiran jauh seperti itu.. Lupakan..

" uwahh gila, bagus banget" kakak pandai pilih tema rumah klasik tapi terkesan elegan juga mewah" ucapnya sambil memandang seluruh interior rumah itu dengan mata berbinar dan kagum.

" norak" ucap ibra yang langsung naik keatas yang langsung disusul oleh adira disana.

" ini kamar saya" dan ini kamar kamu" ucap ibra padanya sambil menunjuk kearah kamar sebelahnya.

" oooh iyah kak" ucapnya adira dengan wajah murung dan kecewa mereka pisah kamar, iyah ia tahu ibra tak mencintainya sejak awal jadi wajar saja. Dan Adira harus menerima itu.

Setelah itu mereka memutuskan untuk menuju ke kamar mereka dan membereskan perlengkapan di kamar mereka. tak terasa hari sudah sore.

Tok tok.. Tok

" kak, udah siap berberesnya"? Tanya adira pada ibra disana yang gak tau sedang apa

" boleh aku masuk"? Tanya adira minta persetujuan darinya

" masuk"

Adira di buat kagum dengan ruangan kamar ibra yang terkesan kamar laki laki dewasa sekali yang terkesan elegan dan simple.

Ia melihat ibra disana yang masih meluangkan waktu untuk melihat laptopnya dan mengerjakan laporan kantornya. ibra tipikal laki laki yang pekerja keras juga. Makanya ibra bisa sesukses sekarang ini.

Tanpa sengaja ia melihat ke arah nakas ibra disana terpampang jelas sebuah poto kakaknya. Adara yang lagi tersenyum di poto tersebut yang terlihat bahagia. Adira merasa sedih juga dimana sudah menikah dengan ibra dan menjadi istrinya tapi ibra tak mencintainya masih menyimpan poto kakaknya. Bukan mau egois hanya saja ibra seharusnya bisa sedikit menghargai perasaan nya walaupun tak mencintai adira.

" kamu lapar"? Ada perlu apa kesini"? Tanya ibra padanya yang sudah selesai dengan laptopnya

" ahh iyah" ucap adira

" kakak ada bahan makanan gak di kulkas"? aku mau masak buat kita makan malam ini" ucapnya

" gak ada" ucap ibra seadanya

" yauda gimana kalau kita belanja bahan masakan terus nanti aku yang masak dirumah buat kakak" ucap adira bersemangat.

" gak pesen makan aja? Biar gak ribet" ucap ibra

" ooh kakak mau pesen makan aja"? Tanya adira balik nanyak

" iyah terserah kamu" ucap ibra sambil mengedikkan bahu tak tahu.

" kalau gitu kakak mau gak temenin aku ke supermarket buat belanja bahan makanan"?

Ibra diam sejenak, memikirkan pasalnya ibra tidak pernah ke minimarket, dulu pernah di ajak mamanya risa ditemani tapi ibra lebih memilih menunggu di luar tidak ikut kedalam.

" oke"

" yauda aku siap- siap dulu yah kak" ucap adira semangat ini kali pertama adira ke supermarket sudah menyandang status suami istri, adira membayangkan seperti pasangan lain ditemani suami belanja dengan romantisnya membawa troli belanjaan. Yang membuat adira tersenyum senyum sendiri membayangkan itu. Tapi langsung ia tepis pemikiran itu, mana mungkin juga ibra melakukan hal seperti itu pada nya.

" udah"? Tanya ibra yang sudah siap juga dengan pakaian santai dengan celana jeans selutut dan dengan kaos hitam polos nya. Yang membuat adira terpana melihat ketampanan suaminya ini.

" ehh, udah kak"

Mereka langsung pergi ke supermarket terdekat dan dalam waktu 20 menit mereka sudah sampai di tujuan mereka

" kira kira kita bakalan masak apa iyah kak"? Tanya adira padanya

" terserah kamu" ucapnya di samping adira

" makanan kesukaan kakak apa"?

" ayam rica rica"

" ooohh iyah kakak suka itu? Oke nanti aku masak itu buat kakak" ucapnya mengambil bahan yang di perlukan untuk memasak

lelah berkeliling di supermarket mereka memutuskan untuk ke kasir membayar belanja mereka.

" berapa mbak semua"? Tanya ibra ke pegawai supermarket

" 1.000,0000 mas"

" oke terimakasih, dan selamat datang kembali" ucapnya ramah dan sambil tersenyum pada ibra yang membuat adira cemburu juga sedikit, baru aja nikah berapa jam yang lalu udah ada aja yang godaiin.

" mas pacar nya susah itu bawak belanjaan nya" kok gak di bantuin" ucap seseorang mbak menegur ibra membiarkan adira kepayahan membawa banyak barang belanjaan yang di belinya tadi. Ia tertinggal jauh di belakang oleh ibra langkah nya besar sekali tanpa inisiatif membantunya.

"lelet, sini belanjaanya jangan sok kuat buat bawak begini sendirian" cibir ibra padanya sambil mengejek adira

" ahh kok gak dari tadi sih kak"

" kamu gak bilang"

" iyah sih"

***

Sesampainya dirumah mereka adira langsung menyusun bahan makanan tadi di dalam kulkas dan menyiapkan bahan masakan untuk menu makanan mereka malam ini.

" kakak tunggu aja iyah, aku mau masak makan malam kita "

" sesuai sama menu kesukaan kakak"

" hmm" jawab ibra memutuskan untuk menonton tv diruang tamu mereka sampai menunggu adira siap memasak.

Adira memulai merebus ayam nya dahulu dan sementara menunggu masak ia menyiapkan bumbu rempah nya. Setelah ayam sudah siap dimasak lanjut dengan menumis bumbunya kemudian ia masukkan ayam tadi yang telah dimasak.

Ibra mencium aroma sedap ayam rica rica yang di masak adira disana membuat perutnya terasa lapar ingin segera makan sekarang.

Dan di dapur ibra melihat adira yang lihai dan masih fokusnya melakukan ritul masaknya tidak menyadari ibra memperhatikannya.

Setelah ayam rica ricanya sudah masak, adira langsung menyajikan nya di meja makan.

" taraa, akhirnya selesai juga menu makanan ayam rica ala adira" ucapnya sambil bersemangat.

" kak sini cobain masakan aku"

" gimana rasanya"? Enak gak?

Merasakan belum ada jawaban dari ibra ia dibuat ragu dengan rasa masakannya, apakah tidak enak?

" enak" jawab ibra singkat, ibra awalnya ragu dengan masakan yang dimasak adira dibuat kagum karena adira pandai memasak juga, dan rasa masakan ayam rica dibuatnya mengingatkannya pada masakan mamanya risa.

" yauda kak, lanjut ayo kita makan pasti kakak udah laper kan"?

" hmm"

" tunggu aku ambilin nasinya sama lauk nya buat kakak"

" makasih"

Adira membalas ucapan terima kasih ibra dengan senyuman yang manis. Setelah nya mereka makan dengan lahap menyudahi rasa lapar mereka.