Dana pembuatannya diambil dari mereka yang membeli pada perusahaan mereka sebelumnya karena itu tidak ada yang protes dengan harga yang di tawarkan oleh perusahaan tersebut karena dengan mereka membeli mereka juga telah membantu orang lain yang lebih membutuhkan.
"Tahu kalau dia orang yang aku temuin kemarin aku pasti udah minta tandatangannya Aileen, mujur banget kamu bisa satu apartemen sama dia. Dia khawatir banget lho keliatannya waktu kemarin kamu gak balik-balik. Untung dia nemuin kamu."
Aileen tertawa hambar mendengar perkataan Reyna, ia memang tidak bilang kalau ia terluka dan dirawat di rumah sakit karena di serang kemarin tapi dia mengabari Reyna karena dia khawatir dan terus mengirimi SMS kepadanya. Untung Rei bawa charger portable kalau tidak Reyna mungkin akan panik sampai sekarang karena tidak ia kabari. Aileen beralih menatap Rei yang masih berada di tempatnya sambil memasang ekspresi ketus di wajahnya dan menakuti para murid lain yang berbisik-bisik tentangnya.
Ia masih penasaran sebenarnya apa hubungan Rei dengannya namun ia tidak terpikirkan sama sekali apa sebenarnya hubungan mereka sebelum ini. Terlintas di benaknya hal yang paling tidak mungkin dan benar-benar diharapkannya namun ia menepis jauh-jauh pemikiran itu karena Aileen paling tahu itu adalah hal yang tidak mungkin.
"Seenggaknya aku tahu kalau sikap narsisnya gak berlebihan sama sekali. Ayo kita ke kelas."
Reyna dan mikha saling berpandangan melihat kelakuan Aileen yang mereka anggap agak aneh dan beralih melirik Rei yang terlihat masih memperhatikan Aileen dari jauh. Dia sepertinya tidak niat untuk kembali sampai Aileen masuk kedalam kelas. Kalau bukan karena dia menyukai Aileen kenapa juga dia lakukan hal ini? tapi Reyna dan Mikha tidak banyak komentar dan hanya mengikuti Aileen dari belakang menuju kelas mereka.
Seperti perkiraan Mikha dan Reyna Rei memang tidak berencana untuk pergi sampai ia memastikan Aileen masuk kedalam kampus. Ia juga terus memasang wajah sangar setiap kali mendengar ada orang yang menggosipi Aileen di belakangnya. Melihat ekspresi wajahnya tetu saja mereka semua ketakutan dan langsung kabur, setelah Aileen benar-benar menghilang dari pandangannya Rei baru masuk ke dalam hover car yang sekarang di setel menjadi mode mobil biasa dan pergi ke apartemen untuk istirahat.
***
Aileen yang tampak sudah selesai dengan prakteknya terlihat meletakkan jasnya kedalam tasnya, ia tampak mengikat rambutnya satu di belakang sementara Reyna tampak sedang mengetik skripsi dan Mikha tampak sibuk dengan handphonenya. Rasa sakit di lehernya benar-benar mengganggu dan membuatnya merasa kesal. Ditambah lagi karena kedatangannya dengan Rei semua orang mulai berisik bergosip ria membicarakannya membuat moodnya bertambah semakin jelek.
"Ngomong-ngomong tau gak? Tadi pagi Aileen dianterin sama cowok lho."
Jadi karena itu mereka membicarakannya?!! Apa mereka tidak ada kerjaan?!! Lagipula mereka itu laki-laki kenapa juga mereka malah bergosip ria seperti perempuan?!!
"Wah?!! Serius?!!"
"Iya dia bawa hover car yang bisa jadi mobil biasa lagi! canggih banget!"
Aileen kali ini mulai meruntuki Rei yang memiliki mobil sangat mencolok hingga menarik perhatian orang lain. Apalagi laki-laki memang sangat menyukai kendaraan bermotor, semakin tidak mungkin mereka memiliki kendaraan yang mereka lihat semakin berisik mereka akan membicarakannya.
"Yaiyalah gak inget kalian Aileen sebenernya siapa? dia direktur perusahaan Darling's semenjak kakaknya meninggal minggu lalu. Gak mungkin cowok yang bisa deketin dia biasa aja."
Mendengar perkataan salah satu laki-laki itu Aileen otomatis langsung memberikan tatapan tajam kea rah mereka tapi yang sadar sepertinya hanya beberapa, ia kesal sekali sekarang. Kenapa mereka membicarakannya seakan ia hanya suka dengan laki-laki yang punya uang?!! Dia ini sudah punya banyak uang tahu!! Kalau dia menyukai seorang laki-laki kalau bukan karena keadaan tubuhnya ia tidak akan peduli dengan latar belakang atau pekerjaan mereka asalkan mereka punya penghasilan sendiri.
Terlebih seharusnya mereka sadar diri juga dengan kelakuan mereka ini!! bagaimana bisa ia menyukai orang yang banyak bicara seperti mereka?!! Ia paling tidak suka dengan laki-laki yang hanya banyak omong tapi tidak banyak menggunakan otak dan tenaga mereka. Kalau mereka tidak punya kemampuan seharusnya mereka berusaha bukannya menggosipinya seperti ini!!
"Kalian tuh, kita yang cuma remahan roti mah gak usah ngarep bisa deketin Aileen. Mending kita mulai sekarang jaga jarak sama dia ntar kalau cowoknya kesel bisa berabe."
Mengingat tatapan laki-laki yang bersama dengan Aileen kepada mereka semua sontak mereka langsung merinding ngeri, mereka tidak tahu siapa laki-laki itu tapi mereka tidak mau cari masalah dengannya. Aileen yang mendengar hal ini sontak tidak jadi kesal kepada Rei dan malah menganggap hal ini sebagai bantuan tidak langsung yang datang dari tuhan. Dengan begini tidak akan ada satupun laki-laki yang akan cari perhatian kepadanya dan dengan begitu masa-masanya di kampus akan menjadi lebih tenang dengan berkurangnya para laki-laki yang akan mencoba mendekatinya.
Ia tidak peduli dengan orang lain yang salah faham dengan hubungannya dan Rei lagipula itu bukan hal yang terlalu penting untuknya, dia tidak ada niat juga untuk cari pacar jadi semakin mereka salah faham semakin aman juga rahasia yang dimilikinya. Iapun menatap jam tangan digitalnya dan menemukan kalau saat ini sudah waktunya mereka untuk pulang.
"Reyna, Mikha aku pulang duluan ada urusan penting sama mas Aksa."
Ujarnya sambil memasukkan barang-barangnya dan bersiap untuk pergi.
"Eh emang ada apa?"
Tanya Reyna, agak penasaran.
"Aku mau bantu kerjaannya Mas Aksa, kasian dia. Belakangan dia kerjaannya banyak banget kalau gak aku bantuin bisa repot nanti."
Reyna hanya menganggukan kepalanya mengerti, ia tidak tahu pekerjaan apa yang dimiliki Aksa selain mengelola Java resto yang merupakan warisan dari ayah dan ibunya tapi karena Aileen bilang dia akan membantu Aksa dia tidak akan melarangnya untuk pergi. Ia tidak bertanya apa yang akan dia lakukan karena itu privasi Aileen, lagipula kalau Aileen ingin dia dan Mikha tahu dia akan bilang dari awal.
"Lha Aileen bukannya kita mau belanja hari ini?"
Tanya Mikha yang tampak agak kesal karena untuk pertama kalinya Aileen tidak menempati janjinya. Mereka bertiga mau belanja hari ini dan menginap di apartemen Mikha setelahnya. Tapi Mikha tidak benar-benar kesal. Aileen sangat jarang tidak menepati janjinya apalagi di saat-saat terakhir seperti ini kecuali kalau urusannya benar-benar penting.
"Maaf aku gak bisa, lagian aku gak terlalu perlu beli baju kok. Aku mau bantu proses otopsi biar cepet. Lagian, bukannya kamu harus ngumpulin tugas hari ini Mikha? Aku sama Reyna udah lho."
Mendengar perkataan Aileen Mikha baru ingat kalau ia memang harus mengumpulkan makalahnya hari ini. Mengingat hal itu Mikha tampak sudah benar-benar malas. Mana ia ingat kan?!! Dosen itu mengatakannya sekitar dua minggu yang lalu dan ia lupa tidak membawa makalahnya itu hari ini yang berarti ia harus pulang untuk mengambilnya dan kembali kemari. Sial sekali nasibnya hari ini.
"Sial aku lupa bawa..., aku harus pulang lagi..."
Ujarnya dengan lesu sambil menempelkan wajahnya pada meja di depannya.
"Emang mas Aksa jadi polisi lagi? bukannya dia keluar beberapa tahun lalu?"
Tanya Reyna yang tampak bingung. Aksa dulu memang pernah menjadi polisi, namun ketika ia melihat sendiri sekorup apa kepolisian dia memilih untuk berhenti. Aileen sempat mengira kalau saat itu dia malah jadi fokus mengurus Java resto tahunya dia dan Adara malah membentuk T.I.M.
"Dia lebih milih buat jadi detektif sekarang. Udah ya aku pulang."
Aileenpun pergi keluar dari kelasnya pergi menuju pemberhentian bus meninggalkan Reyna dan Mikha yang tampak agak bengong karena perkataan Aileen.
"Na, aku kira kamu tahu apa pekerjaannya Mas Aksa"
Ujar Mikha yang menatap gadis di hadapannya itu dengan tatapan bingung. Sebab diantara keduanya Reyna lah yang paling dekat dengan Aileen meskipun mereka sudah bersahabat sejak SMA. Hal ini wajar karena Aileen kenal dengan Reyna terlebih dahulu seblum kemudian kenal dengannya. Mereka bertiga dulu sama-sama anak IPA tapi Mikha beda kelas dengan mereka jadi tidak aneh Reyna dan Aileen lebih dekat satu sama lain.
"Gak, gak tahu. Aku baru tahu sekarang, dulu dia pernah jadi anggota Polisi tapi dia berhenti karena beberapa hal. Aku gak nyangka kalau dia lebih milih jadi Detektif."
Beri, vote coment dan review kalau kalian suka cerita ini dan kalau ada kekurangan tolong beri tahu juga, kalau ada yang mau ngasih gift juga juga boleh. Makasih buat semua dukungan kalian dalam bentuk apapun itu see you :)