webnovel

Survival Points [Global Disaster]

Penulis: KissNdRain
Fantasy Romance
Sedang berlangsung · 14.9K Dilihat
  • 22 Bab
    Konten
  • peringkat
  • NO.200+
    DUKUNG

What is Survival Points [Global Disaster]

Baca novel Survival Points [Global Disaster] yang ditulis oleh penulis KissNdRain yang diterbitkan di WebNovel. Author: 海岛听雨Category: Online game science fictionOvernight, everyone was brought with a bracelet called Survival Points. You can see everyone's survival points above. When the points are equal to zero...

Ringkasan

Author: 海岛听雨 Category: Online game science fiction Overnight, everyone was brought with a bracelet called Survival Points. You can see everyone's survival points above. When the points are equal to zero, it is death. Ye Yi has only 150 points. In order to survive, she can only enter the survival map, win points, and get lifetime. Extremely cold blizzards, sea, deserts, desert islands, radiation, war... Relying on the collection and manufacturing system, she survives in various maps. Xie Yi's impression of Ye Yi was that she seemed to be very poor, but it was not until he looked at the hot pot, instant noodles, barbecue she took out... that she found herself... Xie Yi asked stunned, "These? Very poor?" Ye Yili replied straightforwardly, "Of course, as a survival enthusiast, only such a little material is not poor?" Content Tags: Fantasy Space Portable Space Doomsday Infinite Stream Search Keywords: Protagonist: Ye Yi

tagar
6 tagar
Anda Mungkin Juga Menyukai

Nidera

Nidera mengalami sedikit masalah dengan usahanya. Ia pergi ke rumah bordil untuk melampiaskan kepenatan yang dialami. Di sana, ia membeli seorang gadis yang masih perawan bernama Laksmi. . Mendekat, Nidera menatap lekat-lekat wajah si gadis muda. Cantik. Ia memuji si muncikari yang begitu jeli dalam mencari barang bagus. Nidera mulai merasakan bahwa darah di dalam tubuhnya bergolak membara. Ia mengerang kecil, seperti harimau yang hendak menerkam mangsanya. “T-tuan, aku mohon. Jangan lakukan itu ... aku mohon ....” Suara Laksmi mengalun lirih. Syarat akan nada mengiba. “Kau pikir untuk apa aku membayarmu mahal-mahal kalau bukan untuk melakukan itu?” Nidera mendengkus dingin. Ini bukan kali pertama ia membeli seorang gadis yang masih dara. Mulanya, mereka memang suka merengek-rengek tidak mau. Namun, toh akhirnya mereka menjalani juga profesinya sampai bertahun-tahun. “Ta-tapi mmhhh—“ Laksmi tidak mampu meneruskan kalimatnya karena Nidera sudah keburu membungkam; melumat bibirnya. Dengan jari-jari kokohnya, Nidera mencengkeram lengan atas Laksmi. Lantas, menghempaskannya ke atas kasur. Jemarinya lincah bergerilya membuat tubuh Laksmi bergetar dan menggelinjang. “Tu-tuan ... kasihani aku ....” Laksmi mengiba di sela-sela suara-suara—yang sebenarnya tak ingin ia lososkan—dari mulut. Tak mengindahkan, Nidera sama sekali tidak menyukai penolakan. Ia tetap mengoyak pakaian Laksmi dan tak memedulikan tangisan pilu si wanita muda. Ia tetap menjelajahi, menodai seinci demi seinci kulit halus, lembut, dan kenyal milik Laksmi; baik dengan mulut ataupun kesepuluh jarinya. Tangisan Laksmi terus mengalun, seperti ratapan di malam sunyi. Lewat beberapa lama, ia masih terus saja menangis. Namun, sejurus kemudian ia mendadak menjerit keras dan panjang. Nidera telah menghancurkan mahkota daranya. Laksmi mendapati rasa sakit menjalar hingga ke ubun-ubun, membuat kepalanya seolah-olah akan meledak. Badan dan batinnya terguncang hebat. Ia mencengkeram seprai sebagai reaksi dari gelombang yang dihunjamkan. Gelombang yang membawa segenap rasa sakit, datang dengan cepat dan juga bertubi-tubi. Semakin lama, gelombang semakin kuat dan bertambah cepat, hingga akhirnya lahar panas memasuki dirinya.

Litium · Umum
Peringkat tidak cukup

peringkat

  • Rata-rata Keseluruhan
  • Kualitas penulisan
  • Memperbarui stabilitas
  • Pengembangan Cerita
  • Desain Karakter
  • latar belakang dunia
Ulasan-ulasan

DUKUNG

Lebih lanjut tentang buku ini

Lapor